Mohon tunggu...
Icha Tiara Devi
Icha Tiara Devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student of Public Health at University of Indonesia

Undergraduate Student of Public Health at University of Indonesia - Specialization on Health Policy and Administration FKM UI - SMA TN Alumnus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diabetes: Bertahun-tahun Jadi Ancaman, Mari Bersama Kita Lawan!

19 Desember 2021   19:27 Diperbarui: 19 Desember 2021   20:58 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di awal tahun 2021 silam, warganet dihebohkan dengan kematian salah satu komedian legendaris tanah air, Bang Sapri atau yang biasa dikenal dengan Sapri Pantun. 

Sebelum meninggal, beliau dikabarkan dirawat di rumah sakit akibat penyakit diabetes melitus. Penyakit ini perlahan menggerogoti hidup almarhum baik secara fisik maupun psikis. 

Kadar gula dalam tubuhnya yang sangat tinggi mengakibatkan kakinya harus diamputasi karena terjadi memar dan pembusukan. Tak hanya almarhum Sapri, penyakit diabetes ini juga merenggut kualitas hidup lebih dari 10,3 juta penduduk Indonesia. 

Lantas, apa sebenarnya penyakit diabetes ini dan bagaimana ia dapat menyebabkan kematian?

Diabetes melitus atau sering disebut juga dengan penyakit kencing manis terjadi akibat tubuh kekurangan hormon insulin sebab pankreas tidak mampu menghasilkannya. Hormon insulin ini sangatlah penting untuk memerintahkan sel tubuh menyerap gula menjadi energi dan juga mempertahankan jumlah gula (glukosa) di dalam darah. 

Pada penderita diabetes melitus, hormon insulin tersebut tidak mampu bekerja secara efektif sehingga tubuh tidak mampu menyerap glukosa hasil penguraian karbohidrat yang kita konsumsi. Akibatnya, gula menumpuk di dalam darah, yang mana kelebihan gula ini akan dikeluarkan bersama-sama melalui urin. 

Dengan begitu, urin yang banyak mengandung gula akan terasa manis sehingga disebut kencing manis. Sebaliknya jika urin yang dihasilkan dari tubuh yang normal tidak akan terasa manis karena tidak mengandung gula di dalam urinnya. 

Penyakit diabetes melitus atau kencing manis ini mulanya disebabkan karena kebiasaan atau lifestyle buruk yang kita terapkan seperti kegemukan atau berat badan berlebih, kurangnya aktivitas fisik misalnya olahraga, konsumsi makanan yang tinggi kolesterol, tekanan darah tinggi, juga melakukan diet yang tidak seimbang dengan mengkonsumsi tinggi gula, garam, dan lemak, namun rendah serat. 

Terlebih saat pandemi saat ini, sebagian besar kegiatan hanya dilakukan di dalam rumah sehingga meningkatkan kemungkinan bagi kita untuk mengkonsumsi banyak makanan tanpa disertai dengan aktivitas fisik yang memadai. Hal tersebut berkemungkinan besar untuk menyebabkan kerja tubuh menjadi lebih berat dibandingkan dengan orang yang melakukan kebiasaan sehat dalam hidupnya. 

Tidak hanya sampai disitu, meskipun terlihat sepele, diabetes melitus memiliki dampak dan komplikasi yang sangat berbahaya jika kita tidak segera menanganinya, seperti penyakit jantung koroner, stroke, penyempitan pembuluh darah, dan masih banyak penyakit lainnya. Lebih parah lagi, diabetes juga dapat menyebabkan kematian seperti yang dialami oleh almarhum Sapri. 

Tanda-tanda diabetes melitus perlu dikenali agar dapat ditangani sebelum terjadi komplikasi. Gejala yang dirasakan meliputi:

  • Frekuensi buang air kecil meningkat;
  • Rasa haus dan lapar berlebihan;
  • Luka tidak sembuh-sembuh;
  • Mudah terinfeksi penyakit;
  • Letih; dan
  • Sering kesemutan.

Apabila merasakan gejala tersebut, segeralah menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar dapat ditangani lebih lanjut. Untuk mendeteksi diabetes, kita juga dapat melakukan pengecekan gula darah secara rutin baik di fasilitas kesehatan maupun secara mandiri di rumah.

Tentunya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, yuk, lakukan kiat-kiat berikut untuk mencegah diabetes melitus atau kencing manis pada tubuh kita:

  • Rajin melakukan cek kesehatan meliputi cek berat badan, cek tekanan darah, cek kadar gula dan sebagainya
  • Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari secara teratur
  • Kurangi konsumsi rokok dan alkohol
  • Melakukan diet yang sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi
  • Istirahat yang cukup yaitu 6-8 jam perhari
  • Mengelola stress dengan baik

Bertahun-tahun sudah diabetes menghantui jutaan individu di Indonesia. Mari bersama mencegah agar kita tak jadi korban selanjutnya. Langkah sederhana dapat dimulai sedini mungkin dari diri kita sendiri. 

Diabetes melitus memang bukan penyakit yang mudah ditangani. Namun dengan melakukan pencegahan secara bersama-sama, kita pasti mampu mewujudkan Indonesia yang bebas diabetes. Mari bersama lawan diabetes!

Disusun oleh: Ananda Oktaviani | Balqis Khalisa | Icha Tiara Devi | Wayan Wahyu Apriliantika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun