"Bodoh. Bukankah aku sudah memberitahumu agar jangan mengganggu? Aku sibuk. Jangan datang ke rumahku. Aku takkan ada disana."
Pun pernahkah kamu berpikir berbohong adalah salah satunya cara agar aku tidak merasa kecewa? Memang benar, beberapa pepatah mengatakan tak apa berbohong demi kebaikan. Tapi, tidakkah kau sadari bahwa yang kau lakukan itu tidak termasuk perbuatan baik?
Dengan kesempatan ingin menghabiskan waktu bersama 'mantan kekasihmu' itu, kamu bahkan rela mengatakan padaku, "maaf, Lyr. Temanku ada yang kecelakaan. Kamu bisa pulang sendiri, kan?"
Berapa harga yang kamu dapatkan saat menjual temanmu itu? Begitu banyak pertanyaan yang seharusnya kamu berikan jawabannya.
Tapi, tak apa, semua ini sudah berlalu. Satu bulan sudah aku jalani tanpa kehadiran kamu. Maaf, aku bahkan sempat lupa pernah jadi bagian dari hidupmu itu.
Jika suatu saat kita dipertemukan kembali, aku akan berharap kepada Tuhan agar tidak dipersatukan lagi. Kuharap kamu akan mengerti nanti, bahwa aku tak semudah itu menerima, meski aku berhasil memaafkanmu nanti. Bagaimanapun, kamu telah berhasil menghancurkan hati yang retak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H