Hadirnya media sosial seperti facebook, instagram, line, whatsaap membuat kita lebih mudah mendapatkan informasi ketimbang dari media cetak seperti Koran dan majalah. Namun kemudahan yang kita peroleh ternyata membawa dampak yang serius. Media sosial ternyata menjadi tempat yang sumbur tumbuhnya Hoax.
Hoax atau berita bohong bukan lagi menjadi kata-kata yang janggal untuk kita dengar. Baik di media sosial atau ditengah-tengah masyarakat tak jarang kita melihat poster dengan tulisan anti hoax. Bahkan oleh badan pemerintahan kerap mengadakan diskusi public atau seminar umum untuk mencegah menjamurnya penyebaran hoax.
Hoax merupakan berita bohong yang merugikan orang lain. Hal itu disebabkan informasi tersebut dapat menilai seseorang secara sepihak tanpa mengetahui kebenarannya. Dilansir dari situs Wikipedia berita palsu atau berita bohong atau hoax adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Sejak Virus corona yang menjangkit Negara china dan sebagian besar Negara-negara didunia termasuk Indonesia. Banyak sekali temuan berita mengenai virus tersebut yang ternyata merupakan informasi palsu. Salah satu diantaranya adalah pemberitaan tentang penyakit tersebut bisa menyebar lewat Hp xiaomi. Tentunya bagi masyarakat yang percaya akan semakin was-was kepada setiap orang yang menggunakan hp xiaomi.
Dan hingga pada hari ini kementerian komunikasi dan informatika atau kominfo menemukan 196 hoax terkait virus tersebut. Sungguh keadaan yang buruk jika semua hoax tersebut dipercaya oleh publik. Penyebaran hoax tersebut jika tidak dicegah sedini mungkin dapat memberikan efek yang berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat akan lebih mudah terkotak-kotakan karena bingung antara mana informasi yang benar dan salah.
Meskipun pihak pemerintah bersama kementerian komunikasi dan informasi dan polri saat ini berusaha memerangi hoax. Penyedia layanan media sosial seperti facebook, instagram, whatsaap ikut digandeng juga, nyatanya belum bisa memberikan hasil yang sempurna.
Disinilah sesungguhnya peran seorang mahasiswa sebagai kaum terpelajar dengan tidak mudah tergiring oleh opini yang beredar di media sosial. Tidak mudah percaya pada informasi yang sedang diperbincangkan di masyarakat. Sebab mahasiswa memiliki sikap kritis dalam melihat setiap persoalan yang terjadi di sekelilingnya. Tidak boleh apatis atau menerima apa adanya tanpa menganalisis, menelaah terlebih dahulu setiap berita yang dikonsumsinya. Sudah menjadi kewajiban besar mahasiswa dalam membawa masyarakat menuju perubahan kearah yang lebih baik. Dalam Menjaga kenyamanan masyarakat terkait maraknya hoax virus tersebut ada beberapa hal yang perlu mahasiswa lakukan.
Mahasiswa TIM KKN II Universitas Diponegoro melakukan edukasi dan pemberdayaan masyarakat RT 02/RW 01 Kelurahan Kramas mengenai penekanan penyebaran berita Hoax.Â
Selama pandemi COVID-19, masyarakat dituntut untuk tetap bijak dalam membaca berita dan menyebarkan berita, apakah berita yang dibaca dan sebarkan merupakan berita yang sudah valid atau belum. Masyarakat mudah mempercayai berita yang belum valid terkait adanya presepsi masyarakat yang tidak percaya dengan COVID-19.Â
Oleh karena itu, dilakukan edukasi dan pemberdayaan kepada pemuda/i setempat yang dimana karang taruna merupakan salah satu agen perubahan yang tentunya bisa mencegah penyebaran berita hoax.Â
Dengan adanya program ini, diharapkan warga dapat mengetahui kebenaran mengenai berita yang beredar selama masa pandemi COVID-19, masyarakat menjadi tidak mudah panik saat membaca berita yang belum diketahui kebenarannya selama masa pandemi COVID-19, dan meningkatnya kewaspadaan masyarakat dalam memerangi berita hoax.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H