Sustainability adalah konsep pembangunan yang memenuhi kebutuhan tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Â Konsep sustainability atau bisa juga disebut keberlanjutan, pertama kali diusung pada tahun 1980an dan memiliki tiga aspek besar yaitu environment, society/social, dan economy (atau terkadang disebut people, planet, and profit) di mana dalam tiga aspek ini terdapat aspek-aspek lain seperti hak asasi manusia, anti korupsi, keberlangsungan lingkungan hidup, ketenagakerjaan, tata kelola, dan aspek-aspek lainnya. Melansir dari Harvard Business School, tumpang tindih antara keberlanjutan dalam aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi disebut shared value, yakni bagaimana berbuat baik (doing good) dapat memberikan dampak langsung pada kemampuan perusahaan untuk berjalan dengan baik (doing well).
Tren Sustainability semakin marak sejak adanya pengadopsian Millennium Development Goals oleh PBB, yang dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals pada tahun 2015. Penyebaran sustainability didukung dengan adanya digitalisasi dalam penyebaran informasi sehingga semakin tersebar di seluruh dunia dan menciptakan urgensi lebih untuk mewujudkannya. Dengan adanya perubahan iklim hingga ketidakadilan sosial yang terjadi, jika sustainability tidak diwujudkan, dunia ini akan terancam masa depannya. Semua pihak seperti pemerintahan, institusi, perusahaan maupun individu dituntut untuk lebih baik dan peduli dengan ketiga aspek sustainability, juga sebagai wujud komitmen untuk memastikan keberlangsungan serta kualitas hidup saat ini dan di masa yang akan datang.
Setiap aspek sustainability memiliki penilaian dan indikatornya masing-masing untuk mengukur perkembangan dan keberhasilannya. Perusahaan, khususnya perusahaan terbuka, diharuskan untuk mengeluarkan laporan keberlanjutan setiap tahunnya yang disebut Sustainability Report (SR). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi tentang proses bisnis perusahaan dan inisiatif untuk mencapai sustainability tersebut, juga bagaimana sasaran keberlanjutan perusahaan untuk tahun kedepannya. Di Indonesia, perusahaan membuat SR berdasarkan standar GRI atau Global Reporting Index dan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai pedoman penyusunan laporan.
Indonesia memiliki regulasi terkait pelaporan sustainability perusahaan. Pada tahun 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan. Adanya peraturan ini merupakan langkah bagi Indonesia untuk berkontribusi mewujudkan sustainability.
Agar lebih mudah dalam mewujudkan dan melaporkan sustainability sebuah perusahaan, perusahaan harus memiliki sebuah sistem yang komprehensif, akurat, dan bisa diandalkan. Sistem ini dapat diciptakan dan diimplementasikan dengan bantuan ERP atau Enterprise Resource Planning. Namun, apa itu ERP?
Melansir dari HashMicro, sebuah perusahaan penyedia ERP di Indonesia, software atau sistem ERP adalah seperangkat sistem yang fungsinya adalah mengelola dan mengintegrasikan segala kegiatan operasional atau proses bisnis perusahaan. Tujuan utama dari sistem ERP adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam mengelola berbagai sumber daya di perusahaan.Â
Software ERP memang tidak bisa memastikan bahwa perusahaan telah melakukan segala hal untuk mencapai sustainability apabila perusahaan tersebut tidak mau melakukannya. Seperti misalnya sebuah perusahaan melakukan pencemaran lingkungan dalam proses produksinya. Namun, dengan mengimplementasikan sistem ERP, perusahaan akan dimudahkan dalam penyusunan strategi berkelanjutan berdasarkan data, menjalankan proses bisnisnya sesuai konsep sustainability, sampai dengan penyusunan SR sehingga dapat lebih detail dalam menjalankan dan melaporkan sustainability pada berbagai aspek yang memungkinkan.
Melalui poin-poin berikut, Anda akan memahami lebih lanjut mengenai bagaimana sebuah software ERP dapat membantu perusahaan Anda mewujudkan sustainability:
1. Aspek Environment/Lingkungan
Software ERP dapat membantu perusahaan menghitung stok, juga mengelolanya berdasarkan demand yang ada, agar tidak terdapat limbah dari stok yang tidak terpakai. Software ERP juga bisa melakukan rekomendasi dalam pembelian stok sesuai dengan data riwayat penggunaan stok. Dengan begitu, perusahaan mengurangi kontribusi pembuangan limbah dari stok dengan mengadopsi prinsip no waste secara tidak langsung.
2. Aspek Society/Sosial
Dengan pengelolaan payroll, absensi, juga talent management menggunakan software ERP, pemberian hak dan pelaksanaan kewajiban oleh perusahaan dan karyawan dapat dipastikan. Melalui sebuah sistem yang menyimpan data dari segala proses bisnis, transparansi dalam perusahaan akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata internal maupun eksternal. Data yang ada bisa sangat menunjang keadilan bagi pekerja hingga kesetaraan gender dalam sebuah perusahaan. Selain itu, dengan adanya laporan keuangan yang dikelola dalam sistem ERP, data keuangan mulai dari proses transaksi hingga laporan akan lebih akurat sehingga mengurangi peluang adanya korupsi.
3. Aspek Economy/Ekonomi
Adanya data konkret mengenai situasi stok dan inventaris akan membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menggunakan uang. Perusahaan dapat mengurangi pengeluaran untuk bahan dan alat yang sebenarnya tidak diperlukan. Keberhati-hatian dan kesadaran dalam penggunaan resource ini merupakan salah satu langkah menuju perwujudan green economy. Data keuangan yang akurat juga dapat meningkatkan kepercayaan perusahaan di mata stakeholder, terutama para investor.
Kesimpulan
Melihat perkembangan teknologi saat ini, perusahaan harus bisa memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut untuk mempermudah mewujudkan sustainability dalam proses bisnisnya. Kedepannya, perusahaan diharapkan tidak ragu lagi untuk mengimplementasikan sistem ERP dalam rangka mengelola bisnisnya. Seperti yang telah dijabarkan di atas, software ERP memiliki beberapa kelebihan yang bisa membantu perusahaan menerapkan sustainability dalam aspek lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Dengan begitu, proses bisnis akan berjalan lebih mudah dan efisien, serta bisnis akan menguntungkan bagi internal maupun eksternal perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H