Seperti halnya mengingat; melupakan adalah salah satu usaha paling sulit yang dilakukan oleh manusia. Dalam konteks ini, sebuah usaha untuk mengingat sesuatu yang telah dilupakan sama beratnya dengan melupakan sesuatu yang terlanjur diingat.
Betapa tidak, setiap kali manusia berada pada titik usaha untuk melupakan sesuatu; di saat seperti itulah ia telah menghidupkan kembali apa yang hendak ia kubur dalam-dalam. Pusing kan?? Saya juga
Simpelnya begini ka teman, pada saat kau berusaha dan berpikir untuk melupakan salah satu kenangan buruk dalam kau punya hidup, sebetulnya di saat yang sama kau telah menguraikan dan membangkitkan kembali semua itu kenangan yang hendak kau lupakan.
Sekarang su mengerti toh, melupakan yang berkategori kata kerja sebetulnya bukanlah hasil sebuah aktivitas ataupun usaha. Melupakan itu bias atau efek dari tapak perjalanan waktu.Â
(Me-)lupa(-kan) adalah sebuah kondisi yang mengalir dan berlalu begitu saja bersama waktu sebagai bias endapan memori; sebagai efek domino tumpukka-tumpukan ingatan yang bertambah banyak dalam kepala.
Jadi jangan pernah ada kata usaha dalam proses belajar melupakan; cukup menjadikan diri ikhlas dan biarkan semuanya mengalir apa adanya, nanti lupa sendiri. Ehhh??
Setelah sampai pada paragraf ini, mungkin Anda bertanya: apa urusannya ini uraian yang tidak jelas dengan Mantan dan kata Move On??
Jadi begini pembaca yang baik dan tidak sombong, inilah sebetulnya alasan saya membuat uraian panjang lebar, tidak berbobot, dan tidak jelas ini. Di suatu pagi pada tanggal sekian-sekian, saya membuka menu "Lihat Kenangan Anda" yang telah Facebook siapkan untuk saya.Â
Awalnya saya terpingkal-pingkal karena membaca status-status alay yang pernah saya buat, foto-foto konyol semasa SMA dan semasa tingkat I-II. Saya jadi ingat masa malu-malu kucing dengan timi drumband pemain senar yang masa itu saya suka setengah mati; juga guru kurang kerjaan yang hobi gunting rambut dan celana.Â
Saya kemudian dibawa kembali ke momen-momen semasa praktik di Laboratorium Beton Teknik Sipil Undana; saya jadi ingat senior muka jelek yang suka bentak tapi banyak ulang mata kuliah dengan kami, saya jadi ingat dosen yang kasi soal satu potong tapi penyelesainnya dua lembar folio bergaris, saja jadi teringat dengan tiap sudut ruang kampus kelasnya calon-calon kontraktor; juga kebaikan hatinya Oma Elektro, tempat saya biasa bon nasi bungkus.Â
Saya membaca kembali tiap komentarnya lalu bernostalgia dengan ingatan tentang teman-teman yang namanya tersimpan jelas pada kolom komentar. Saya jadi teringat pada setiap kekonyolan dan tingkah bodoh yang pernah kami buat pada masa itu. Ahhh,, betapa lucu dan menggemaskannya makhluk-makhluk tersesat ini.