Baris-baris memori yang terkikis arus waktu maupun tertimbun endapan ingatan yang lainnya, dihidupkan kembali oleh Facebook dalam wujud caption, foto, video, dan penggalan status yang pernah kita titipkan.
Facebook paham bahwa menyimpan kenangan dan sewaktu-waktu menghidupkannya kembali tentu sangatlah penting bagi setiap user agar ia (baca:user) memahami latar sejarahnya sendiri.
Facebook -dan setiap kita yang merawat sejarah- tentu berharap, kiranya keberadaan sejarah dan masa lalu memampukan kita untuk bisa belajar dari sejarah.
Melalui setiap kenangan yang terekam pada tiap dinding-dindingnya, setiap pengguna jadi tahu dan sadar akan setiap momen yang telah dilaluinya; entah itu masa sedih, senang, fase-fase baper, kekokonyolan, maupun hal-hal lain yang pernah diabadikan oleh para pengguna pada tiap dinding facebooknya.Â
Mark dalam Facebooknya menghadirkan media menu "Lihat Kenangan Anda" tentu dengan pertimbangan yang baik; ia sadar ingatan perlu dirawat dan merekam sejarah perjalanan hidup manusia hanya melalui ingatan adalah sebuah pekerjaan yang rapuh, untuk tidak menyebutnya sedikit sia-sia. Betapa tidak, toh ingatan itu seperti kertas; ia ringan dan mudah melayang. Demikian kata GM. Â
Kita tentu mengamini bahwa menghidupkan kenangan dalam kekuatan daya ingatan adalah sebuah usaha menyimpan kenangan di atas kontruksi yang rapuh dan gampang melayang. Seiring perjalanan waktu, ia (baca:ingatan) kan kian melemah; ia bisa saja hilang atau bisa juga kita mengingatkan dengan cara yang salah.
Hal itu wajar adanya, selain karena endapan-endapan ingatan; hal lain yang memungkinkannya terjadi ialah sel-sel otak yang menjadi tali pengikatnya juga terbangun atas konstruksi yang lemah.
Bagaimanapun juga, sebagian besar ingatan yang tersimpan dalam kekuatan ingatan akan terkikis dan kandas seiring berjalannya waktu. Karena itu sekali lagi, untuk budi baiknya dan jasa luar biasanya sebagai perawat ingatan, kita patut berterima kasih kepada Facebook.
Sayangnya, Facebook sepertinya lupa akan satu hal yakni: tidak semua hal (baca:kenangan) ingin manusia hidupkan kembali. Terkadang ada banyak hal, kisah, cerita, dan kepingan ingatan yang ingin ia (baca:manusia) kubur dan lupakan karena membangkitkannya kembali berarti mengurai luka lama.
Pengalaman-pengalaman semacam trauma masa lalu, tragedi, musibah ataupun pengalaman-pengalaman pahit nan kelam lainnya adalah sedikit dari sekian banyak bagian hidup seseorang yang hendak ia lupakan terkadang ada beberapa hal yang terlanjur diposting pada suatu masa, tetapi pada masa yang lain ia berubah dan menjadi pemicu lahirnya ingatan-ingatan yang tak ingin diingat.