Mohon tunggu...
Proses Hijrah
Proses Hijrah Mohon Tunggu... kabarlombok.com -

Pekerja Sosial, Belajar Nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

TGB, Demokrat dan "Buzzer Socmed"

15 Maret 2018   13:04 Diperbarui: 15 Maret 2018   13:24 8110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Eksklusif TGB Dr KH Muhammad Zainul Majdi MA

"TGB HM Zainul Majdi itu kan belum teruji di nasional. Baru sekadar memimpin provinsi kecil."

"TGB juga bukan pemimpin partai.Tak bisa bergerak sendiri."

"TGB finansialnya pun tak sekencang para tokoh nasional. Susah menguasai media."

Itu sejumlah kutipan yang mengecilkan dan pesimis tentang TGB. Yang tentu masih banyak lagi keraguan kepada TGB. Kita coba memulai dengan terpilihnya TGB sebagai Ketua Ikatan Alumni Al Azhar, Mesir. TGB tak meminta. Tapi ketua sebelumnya Prof Quraish Shihab yang meminta. Karena perintah guru, TGB mengiyakan. Penunjukan TGB oleh pengarang Tafsir Al Misbah ini, jelas tak sembarangan. Ada ribuan alumni Al Azhar. Kok memilih ketua dari provinsi kecil?Dan secara absolute tak ada alumni yang mempertentangkan.

Barangkali untuk menjawabnya, saya perlu mengutip pernyataan kiai muda asal Pati, Jawa Tengah, Pengasuh Ponpes Raudlatul Ulum Gus Umar Fayyumi, TGB sebagai Satria Pinandito, umara yang juga ulama (pemerintah dan ulama) figur langka. Tak banyak gubernur, bupati atau wali kota berkategori ini. Apalagi tambahannya, doktor ahli tafsir yang hafal Quran. Manajemen pemerintahannya pun ciamik. Dua periode jadi gubernur. Kalau kita beli makanan cepat saji, TGB ini sesungguhnya paket komplit yang hemat di kantong.

"Kalau ada acara, gak bakal repot cari penceramah dan pengisi doa," begitu barangkali guyonannya.

Lantas kok belum muncul partai dan calon pemimpin 2019 yang mengajak TGB atau terang-terangan menyatakan TGB calon alternatif potensial? Sabar. Jangan offside. Pembicaraan politik di permukaan, kadang tak seperti yang terlihat. Semua saling intip. Tak hanya pasang mata, telinga pun menyusup ke semua dinding. 

Tujuannya jelas kalkulasi dan hitung-hitungan. Penentuan siapa Capres dan Cawapres 2019 masih Agustus mendatang. Kalau sudah ada yang terang-terangan merapat ke pemerintahan saat ini, masih bisa cair. Karena belum mendaftar ke KPU. Mengingat popularitas dan elektabilitas para calon masih dinamis. Beberapa bulan ke depan adalah kesempatan kocok dadu. Mencari-cari angka keberuntungan yang pas.

 Kita memang tak sedang bermain di meja judi. Namun, hitung-hitungan yang tepat tak akan membuat buntung. Tak ada parpol menolak untung. Parpol akan mengatur ritme sedemikian supaya, sembari mengamati arah perhatian publik. Pemilihan kepala daerah (Pilkada) provinsi maupun kabupaten dan kota, akan jadi salah satu batu pijakan.

Pusaran politik nasional ini memang tak mudah. Tapi, bukan berarti tak mungkin. Presiden saat ini Joko Widodo kan sudah membuktikan. Sesungguhnya menapaki jalan dari Wali Kota Solo menuju Istana Negara itu berproses. Jika kemudian dukungan pada TGB terus berjalan, jangan kaget bila kisah Presiden Joko Widodo terulang kembali.

Kepiawaian TGB dalam meracik sistem ini selaras dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara. Ing ngarso sung tulodo, saat di depan bisa menjadi contoh. Pernah ada hal neko-neko soal TGB? Ing madyo mbangun karso, dengan ragam kesibukan baik sebagai kepala daerah dan ulama tak henti memberi semangat. Mereka yang alpa seolah mendapat spirit baru. Dan terakhir Tut Wuri Handayani, saat menjadi pemimpin dengan tegas mendorong supaya lingkarannya menjauhi korupsi. Bekerja secara kolektif dan berpihak pada masyarakat. Modal penting membangun negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun