Mohon tunggu...
Fauzia Eliza Saraswati
Fauzia Eliza Saraswati Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Syiah Kuala

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi untuk Menganggulangi Stunting

7 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   12:18 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, yang meliputi periode kehamilan hingga usia dua tahun. Di Indonesia, stunting menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling signifikan. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi stunting pada balita Indonesia pada tahun 2023 masih sekitar 24,6%. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan, angka tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), yaitu di bawah 20%.

Stunting berpengaruh tidak hanya pada perkembangan fisik anak, tetapi juga berdampak besar pada perkembangan otak, kecerdasan, kapasitas intelektual, dan produktivitas anak di masa depan. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi untuk memiliki prestasi akademik yang lebih rendah, lebih rentan terhadap penyakit, serta memiliki potensi produktivitas yang terbatas ketika mereka dewasa.

Penyebab utama stunting dapat dibagi menjadi beberapa faktor, baik langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan erat dengan pangan, gizi, kesehatan, serta lingkungan sosial. Berikut adalah faktor-faktor penyebab utama stunting:

 

Kekurangan Gizi: Ibu hamil yang kekurangan asupan gizi yang cukup akan melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang meningkatkan risiko stunting. Begitu juga dengan anak-anak yang tidak mendapatkan makanan bergizi, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, akan mengalami gangguan pertumbuhan.

 

Kurangnya Akses terhadap Pangan Bergizi: Banyak keluarga, terutama yang tinggal di daerah terpencil atau dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, kesulitan mengakses makanan bergizi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Mereka sering kali bergantung pada makanan pokok seperti nasi, yang rendah mikronutrien, dan kurang mengonsumsi sumber protein, vitamin, dan mineral.

 

Kurangnya Perawatan Kesehatan yang Memadai: Akses terhadap layanan kesehatan yang terbatas, terutama di daerah pedesaan, menyebabkan banyak ibu hamil dan anak-anak balita tidak mendapatkan perawatan yang memadai, termasuk pemantauan gizi, imunisasi, dan pelayanan kesehatan dasar lainnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun