Mohon tunggu...
Icha Alysia
Icha Alysia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan seorang mahasiswa yang masih menempuh pendidikan di Universitas Airlangga

saya memiliki kepribadian yang suka bergaul, terkadang suka membaca dan suka sekali bercerita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perekonomian Indonesia Terancam oleh Enggannya Generasi Muda: Menjadi Tantangan untuk Kedaulatan Pangan

15 Mei 2023   06:30 Diperbarui: 15 Mei 2023   06:51 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buruh tani merupakan profesi yang sangat penting bagi sektor pertanian di Indonesia. Negara Indonesia sendiri memiliki lahan pertanian yang sangat luas, yang mencapai lebih dari 27 juta hektar, dan sekitar 42% dari total tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian. Namun, saat ini sektor pertanian di Indonesia mengalami masalah yaitu adalah enggannya minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian sebagai penerus baik sebagai petani atau buruh tani. Hal ini tentu menjadi masalah serius, mengingat Indonesia masih sangat bergantung pada sektor pertanian sebagai penggerak ekonomi.

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik)  tahun 2020, jumlah petani di Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,58% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah buruh tani yang tersedia juga semakin sedikit. Padahal, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang masih memiliki potensi besar untuk menghasilkan lapangan kerja. Selain itu, buruh tani juga memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menggerakkan perekonomian Indoneisa. Tanpa keberadaan buruh tani, produksi pangan tidak akan dapat terpenuhi dengan baik, sehingga menyebabkan bergantungnya pada impor bahan pangan dari negara lain.

Saat ini, banyak anak muda yang menganggap bahwa pekerjaan di bidang pertanian tidak menarik, kebanyakan dari mereka lebih tertarik dengan profesi di sektor non-pertanian seperti teknologi informasi, keuangan, atau bisnis. Selain itu, factor lingkungan juga menjadi factor utama yang mempengaruhi enggannya generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian. Salah satu contoh di perkotaan bidang pertanian terkadang diremehkan masyarakat. Hal ini membuat banyak anak muda menganggap pertanian sebagai sektor yang kurang menarik.

Kekurangan generasi muda sebagai penerus di sektor pertanian juga memiliki berbagai dampak, antara lain:

  • Berdampak bagi keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia : Salah satu dampaknya adalah penurunan produktivitas sektor pertanian. Seiring dengan bertambahnya usia petani, maka produktivitas mereka juga akan menurun karena kurangnya pembaruan teknologi dan pengetahuan baru. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas produksi, yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada pasokan bahan pangan dan harga di pasaran.
  • Bertambahnya garis kemiskinan : sebagian besar petani di Indonesia masih hidup di dalam garis kemiskinan dan tidak mempunyai akses yang cukup untuk memperoleh teknologi yang canggih dan bantuan modal untuk meningkatkan produktivitas mereka. Jika kekurangan minat generasi muda, maka kemungkinan besar petani Indonesia mengalami kesulitan dalam melanjutkan keberlangsungan hidup mereka.
  • Bertambahnya angka pengangguran : Kurangnya lapangan kerja di bidang pertanian akan menyebabkan meningkatnya angka pengangguran. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia.

Untuk mengatasi kekurangan generasi muda sebagai penerus di sektor pertanian, dibutuhkan upaya dari berbagai pihak. Berikut ini beberapa solusi yang dapat dilakukan:

  • Dukungan Pemerintah : Pemerintah harus memperhatikan sektor pertanian dengan memberikan insentif dan dukungan yang cukup, seperti bantuan modal dan pelatihan teknologi bagi petani. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan beasiswa atau program pengembangan karir bagi anak muda yang tertarik bekerja di sektor pertanian serta memberikan akses terhadap teknologi pertanian yang lebih modern dan efektif.
  • Kolaborasi antara pemerintah dengan Universitas di Indonesia yang memiliki fakultas pertanian : Pemerintah dapat mengajak kolaborasi terhadap Perguruan tinggi di Indonesia misalnya IPB yang merupakan perguruan tinggi terkemuka yang memiliki Fakultas Pertanian dengan cara membuat konten digital maupun mengadakan seminar.
  • Ikut dalam mempromosikan : tidak hanya pemerintah, masyarakat dapat turut serta dalam mempromosikan dan memperkenalkan potensi dan peluang di sektor pertanian. Misalnya, melalui kegiatan-kegiatan edukatif seperti pameran pertanian, lokakarya, dan ketika ada kunjungan dari pihak luar. Peran media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai media yang efektif untuk mempromosikan bahwa pentingnya sektor pertanian dan menumbuhkan minat generasi muda di sector pertanian pertanian.

Sebagai mahasiswa, saya berpendapat bahwa peran pemerintah sangat penting dalam meningkatkan minat generasi muda di sektor pertanian.. Pemerintah harus lebih mendorong masyarakat untuk mengonsumsi produk pertanian dalam negeri, agar dapat mengurangi ketergantungan pada impor produk pangan. Kita sebagai mahasiswa diharapkan dapat  membantu mendorong pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan dan menghargai peran penting sektor pertanian bagi kedaulatan pangan Indonesia.

Kesimpulan : kurangnya minat generasi muda untuk menjadi penerus di bidang pertanian disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya persepsi bahwa pertanian adalah profesi yang tidak menjanjikan keuntungannya, serta kurangnya dukungan dari pemerintah dan  kurangnya akses ke teknologi yang mutakhir. Padahal, pertanian merupakan sektor yang sangat penting di berbagai kehidupan terutama untuk mencukupi kebutuhan pangan manusia. 

Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya terutama kalangan mahasiswa untuk membantu meningkatkan minat generasi muda dalam bidang pertanian melalui berbagai kebijakan dan program pemerintah yang mendukung, serta pemberian akses ke teknologi yang mutakhir. Dengan demikian, diharapkan tercipta generasi penerus yang berdedikasi di bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun