Mohon tunggu...
Icha Nors
Icha Nors Mohon Tunggu... Guru - ibu rumah tangga, pendidik

Berhenti melihat jam/waktu dan mulai melihat dengan mata\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencoba Home Schooling

16 Januari 2015   18:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:01 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar orang tua mempercayakan pendidikan putera-puterinya pada lembaga pendidikan tertentu atau sekolah. Tetapi ada pula karena alas an dan kondisi tertentu menyebabkan orang tua memilih putera-puterinya belajar di rumah.

Tidak jarang saya menemukan jawaban penolakan dari para orang tua yang memiliki anak usia dini ketika kami ajak untuk memasukkan putera-puterinya pada lembaga pendidikan PAUD, baik Kelompok Bermain maupun RA/TK dengan alasan tinggal dan belajar di rumah bersama orang tua lebih aman dan nyaman. Sering pula mereka beralasan kerepotan bila harus antar jemput anak apalagi kalau tidak mau ditinggal dan harus menunggui di sekolah.

Jika memang demikian, maka orang tua bisa mencoba “Home Schooling” dimana nantinya anak tetap mendapatkan hak-haknya untuk tumbuh dan mengembangkan potensi sesuai tahapannya.

Prinsip-prinsip perkembangan Anak Usia Dini jangan sampai terabaikan. Anak usia dini juga memiliki karakteristik yang khas, berbeda dengan fase usia anak lainnya

Setiap tahap perkembangan anak usia dini memiliki atau cirri tugas perkembangan tertentu, yang dapat dijadikan standar atau perkiraan kasar tentang hal-hal yang harus dikuasai anak pada tahap usia tertentu.

Tugas perkembangan tersebut mencakut berbagai dimensi perkembangan anak, yaitu aspek motorik, sosial emosional, disiplin, intelektual dan bahasa.

Bila memang Home Schooling menjadi pilihan, cobalah buat perencanaan kegiatan harian yang mengarah ke berbagai ranah perkembangan pada setiap harinya.

Saya mempunyai contoh perencanaan kegiatan pembelajaran harian yang bisa Anda coba.

1.Memulai (Kegiatan Awal)

Tunjukkan hari, tanggal, bulan,tahun dan jam saat itu. Anak perlu tahu saat belajar. Awali kegiatan belajar dengan kegiatan rutin yang khas seperti berdo’a, bernyanyi atau kegiatan olah tubuh.

2.Cuaca

Bicaralah tentang cuaca saat itu. Ciptakan suasana kegiatan Tanya jawab dalam suasana santai sehingga tercipta pembelajaran yang nyaman dan komunikatif. Biarkan anak bicara kenapa ia suka hujan atau panas. Lakukan aktivitas yang disukai anak sesuai cuaca hari itu.

3.Huruf/Angka

Tulislah huruf atau angka, ucapkanlah dengan jelas. Tunjukkan benda yang diawali dengan huruf itu atau benda yang jumlahnya sesuai angka itu.

4.Gambar Benda

Minta anak untuk menggambar benda yang diawalai huruf, dan Anda menebaknya. Biarkan anak berkreasi dengan krayon aneka warna.

5.Istirahat

Ajak anak beristirahat tetapi konsisten dengan waktu yang ditentukan.

6.Variasi

Ubah subjek pelajaran, misalnya hari ini science, besok olah tubuh lalu seni, musik atau kesehatan.

Anda bisa menyusun kegiatan yang lebih baik dari contoh di atas yang sesuai dengan tema yang telah Anda tentukan. Yang terpenting, isi golden age perkembangan anak dengan hal-hal positif, karena anak adalah warisan Anda untuk dunia.

Salam mendidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun