Air mata...
Mengapa engkau mengalir begitu derasnya...
di ujung pelupuk mataku...
Jatuh...
Begitu cepatnya...
Hingga aku tak dapat mencegahnya...
Kau sosok yang kucinta...
Tapi mengapa begitu tega membuatku
berlinang air mata...
Bertahun kita bersama...
Kita lalui semua musim...
Kita langkahi setiap duri dan kerikil yangÂ
berserakan...
Tapi kau racuni aku dengan kepalsuan...
Ya Allah...
Aku tak sanggup merasakan kepedihan ini...
Kini kuikhlasan cintaku pergi
Membawa luka yang terpatri...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!