Segala hal tentang nuklir memang selalu menjadi hal yang panas dan selalu dibicarakan dalam dunia hubungan internasional. Dunia hubungan internasional tanpa persoalan nuklir bagaikan sayur tanpa garam saking seringnya dibahas, setiap kali kita membuka berita dunia internasional pasti ada saja bahasan mengenai nuklir, mulai dari Iran yang mengembangkan nuklir hingga ada negara yang melakukan uji coba terhadap nuklir yang mereka buat.Â
Hal ini selalu menjadi topik panas dan kontrovesi karena menjadi ancaman terhadap perdamaian dunia serta keamanan umat manusia. Nah melihat banyaknya negara yang gencar dengan senjata nuklir yang mereka miliki, kemudian muncul pertanyaan :
Perang nuklir terjadi, siapa pemenangnya?
Saya secara pribadi mengatakan tak ada yang akan menang, tanggapan saya belum tentu sama dengan orang lain mengingat setiap orang mempunyai prespektif serta pemahaman yang berbeda satu sama lain.Â
Ketika mendengar pertanyaan di atas sebagian orang mungkin akan dengan tegas menjawab Amerika, karena negeri Paman Sam ini adalah negara adidaya dengan segala kekuasaan dan kehebatannya di berbagai bidang mulai dari politik, ekonomi, militer bahkan hingga hiburan.
 Atau juga mungkin akan ada yang menjawab Rusia karena negara yang dulunya bernama Uni Soviet ini menjadi negara yang berada di urutan pertama sebagai pemilik senjata nuklir terbanyak dan kehebatan negara komunis ini juga tak bisa dianggap sepele. Lantas, apakah memang seperti itu? Akankah Rusia yang menang? Atau justru Amerika yang menang? Siapa yang akan menang?Â
Sebelum menjawab pertanyaan ini dengan segala keyakinan dan kepercayaan diri kita. Coba kita lihat dan pahami lebih jauh lagi, soal siapa pemenang perang ini sebenarnya tak sesederhana itu. Siapa yang akan menang tak bisa kita lihat hanya dari pemilik senjata nuklir terbanyak atau siapa negara yang punya kekuatan besar. Pertama coba kita pahami terlebih dahulu intinya :
Apa sih sebenarnya perang nuklir itu?
Perang nuklir bisa diartikan sebagai dua hal. Pertama diartikan sebagai perlombaan pengembangan senjata nuklir dan yang kedua dalam artian berperang dengan cara menggunakan senjata nuklir.Â
Mari kita bahas dari dari artian yang pertama, yaitu perlombaan pengembangan. Berbicara tentang pengembangan, hal ini sama ketika kita sedang berkompetisi dengan teman kita, ketika teman kita menunjukkan peningkatan tentu saja kita tak akan diam saja, sehingga kita juga berusaha meningkat dan bahkan berusaha agar lebih dari teman kita.Â
Hal ini sama ketika suatu negara mengembangkan nuklir, negara lain tak akan mau kalah sehingga akan mengembangkan nuklir yang lebih tinggi, ini memicu negara lain untuk terus mengembangkan nuklir tanpa akhir. Untuk kasus ini bisa kita lihat sudah banyak negara yang mengembangkan nuklir, berawal dari Amerika, Rusia hingga Iran.Â
Banyak negara yang tak mau kalah untuk mengembangkan nuklir karena beberapa hal salah satunya security dilemma. Salah satu tujuan negara mengembangkan nuklir tentu saja untuk meningkatkan kekuatan serta pertahanannya dan dalam dunia internasional ketika suatu negara meningkatkan hal tersebut tentunya itu menjadi ancaman bagi negara lain sehingga ia tak mau kalah dan tidak bisa diam saja.Â
Begitu juga dengan konsep pengembangan nuklir ini, negara yang satu tak akan diam ketika salah satu negara mengembangkan nuklir apalagi sampai melakukan uji coba. Berdasarkan data dari ACA(Arms Control Association), per Oktober 2021 ada 9 negara yang mempunyai senjata nuklir (ACA, 2021). Ada pun negara-negara ini secara berurutan dari yang paling banyak adalah sebagai berikut :
- Rusia dengan total 6.225 yang terdiri dari 1.760 senjata yang sudah pensiun, 2.870 persediaan dan 1.625 dalam pengembangan strategis.
- Amerika Serikat dengan total 5.550 yang terdiri dari 1.750 senjata yang sudah pensiun, 2.000 dalam persediaan dan 1800 dalam pengembangan strategis.
- Cina 350 dalam persediaan.
- Prancis 290 dalam persediaan.
- Inggris 225 dalam persediaan.
- Pakistan 160 dalam persediaan.
- India 156 dalam persediaan.
- Israel 90 dalam persediaan.
- Korea Utara sekitar 40-50 dalam persediaan.
Negara-negara tersebut masih yang terdaftar saja, sedangkan kita mengetahui bahwasanya ada negara lain yang juga mengembangkan nuklir seperti Iran yang terus memicu pro dan kontra. Dari hal ini dapat kita lihat perkembangan nuklir terus berlanjut terlepas dari adanya NPT (Non-Proliferation Treaty) yang membatasi kepemilikan senjata nuklir.Â
Secara logika mari kita berpikir, ketika bebagai negara terus berlomba mengembangkan nuklir berarti proses pengembangan nuklir tak akan berakhir. Jadi apa kita bisa memprediksi pemenangnya? Tentu saja tidak. Ujung-ujungnya siapa yang menang? Tidak ada, karena prosesnya tak kunjung berhenti.
Yang kedua yaitu dalam artian berperang menggunakan senjata nuklir. Hal ini pertama kali pernah terjadi di dua kota besar di Jepang yaitu Hiroshima pada 6 agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 agustus 1945.Â
Ledakan nuklir yang dilakukan Amerika Serikat pada dua kota penting Jepang ini menjadi akhir dari Perang Dunia II dan menjadi sejarah yang tak terlupakan. Ketika berbicara tentang nuklir, ketika berbicara tentang atom, yang muncul dalam benak kita pasti kota Hiroshima dan Nagasaki.Â
Ledakan ini telah menewaskan sebanyak 140.000 jiwa di Hiroshima dan sebanyak 74.000 jiwa di Nagasaki (BBC, 2020). Selain itu, radiasi nuklir yang dilepaskan oleh ledakan menyebabkan ribuan orang meninggal karena beberapa penyakit seperti kanker, leukimia dan beberapa penyakit mengerikan lainnya dalam beberapa minggu, bulan, bahkan di tahun-tahun berikutnya. Karena ledakan ini tanah mencapai suhu 4.000 C dan hujan radioaktif turun.Â
Ledakan nuklir yang dilakukan Amerika Serikat di Nagasaki dan Hiroshima membuat kota tersebut hancur lebur dalam sekejap mata dan bahkan memberi efek yang berkepanjangan seperti kota yang harus kembali memulai pembangunan dari nol dan juga trauma yang mendalam bagi orang-orang yang berhasil selamat dari kejadian kelam ini.
Kejadian di Hiroshima dan Nagasaki bisa menjadi gambaran yang akan dihadapi umat manusia jika sampai perang menggunakan senjata nuklir benar-benar terjadi.
ICAN (International Campaign to Abolish Nuclear Weapons), sebuah kampanye yang luas dan inklusif, yang berfokus akan mobilisasi masyarakat sipil di seluruh dunia dalam mendukung tujuan khusus pelarangan dan penghapusan senjata nuklir, menjelaskan dampak dari senjata nuklir (ICAN, n.d).
- Sebuah senjata nuklir saja dapat menghancurkan sebuah kota dan menghilangkan nyawa sebagian besar penduduknya. Bayangkan jika Rusia dan Amerika Serikat melakukan perang nuklir dengan nuklir yang beribu-ribu, bisa dipastikan seluruh mahluk hidup termasuk umat manusia akan terkena dampaknya.
- Radiasi nuklir menyebabkan kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan dalam jangka panjang seperti kanker dan kerusakan genetik. Ini berarti sekalipun orang berhasil selamat ketika ledakan terjadi, tak menjamin orang tersebut akan benar-benar selamat karena nuklir mempunyai pengaruh jangka panjang. Ketika perang nuklir terjadi, ada kalanya langsung menghembuskan napas di saat itu juga menjadi pilihan yang terbaik daripada harus menderita secara perlahan karena dampak jangka waktu yang cukup panjang dari ledakan nuklir. Menderita secara perlahan tentu saja sangatlah menyiksa.
- Kurang dari satu persen senjata nuklir di dunia dapat mengganggu iklim global dan menghancurkan ekosistem penting. Hal ini jelas-jelas mengganggu kehidupan semua mahluk hidup tak terkecuali manusia.
Dampak yang dijelaskan di atas hanyalah dampak dari sejumlah kecil nuklir yang diledakkan sedangkan di dunia ini ada lebih dari 10.000 senjata nuklir dan ada 9 negara pemilik senjata ini serta tak menutup kemungkinan akan bertambah lagi seiring berjalannya waktu.Â
Bayangkan jika 9 negara ini berperang dengan cara meledakkan nuklir? Apa yang terjadi? Dunia berantakan, mengalami kerusakan yang sangat parah. Ketika dunia "meledak" karena perang nuklir siapa yang akan menang? Tak ada, karena semua sudah rusak.
Memang dunia tak benar-benar hancur secara berkeping-keping karena nuklir, dilansir dari laman Listverse, bom ataupun nuklir tidak akan cukup untuk menghancurkan bumi hingga sepenuhnya rata dengan tanah.Â
Setelah hantaman asteroid yang terjadi 66 juta tahun lalu yang telah menyebabkan kepunahan dinosaurus saja dapat kita lihat tetap ada kehidupan. Padahal asteroid ini notabenenya mempunyai energi 10 kali lebih dahsyat daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima 76 tahun lalu.Â
Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa bentuk kehidupan yang sederhana dapat menahan radiasi dengan dosis yang tinggi tanpa mengalami efek yang siginifikan sehingga setelah perang nuklir tetap ada mahluk hidup kecil yang mampu bertahan hidup seperti beberapa jenis tawon, lalat buah dan pada tingkat yang lebih rendah seperti kecoa.Â
Pada akhirnya bumi memang akan dikuasai oleh serangga, tapi ketika serangga ini kembali bekerja bumi akan pulih dalam beberapa milenium (Molinari, 2018). Namun coba kita pahami dan pikirkan lagi kalimat tersebut "bumi akan pulih dalam beberapa milenium", berarti akan memakan waktu yang sangat lama.Â
Coba kita lihat lagi pada contoh yang sudah nyata yang telah terjadi, butuh waktu berapa lama untuk bumi pulih setelah hujan asteroid? Cukup lama, bukan? Hal lebih kecil dari hujan asteroid adalah kejadian di Hiroshima dan Nagasaki, berapa lama waktu yang dibutuhkan Jepang agar bisa kembali membangun kedua kota ini?Â
Sangat lama, dengan melihat hal ini dapat disimpulkan ketika ada pun yang berhasil selamat dari perang nuklir tak ada yang mereka menangkan karena dunia sudah berantakan dan perlu waktu yang tak singkat untuk menata kembali dunia. Â
Setelah pejabaran panjang ini dapat kita simpulkan bahwa tak ada yang menang dalam perang nuklir baik itu dalam artian yang pertama maupun yang kedua. Karena dalam artian yang pertama pengembangan nuklir akan terus berlanjut.Â
Dalam artian yang kedua yaitu perang dengan menggunakan senjata nuklir, ketika ada yang selamat pun dunia sudah berantakan dan perlu ditata lagi sehingga alih-alih menang justru malah akan mengeluarkan biaya untuk menata yang tersisa.Â
Jika sampai perang nuklir terjadi, maka peribahasa "kalah jadi abu, menang jadi arang" akan benar-benar terwujud, karena sebenarnya tak ada yang dimenangkan.Â
Dengan ini diharapakan semoga perang nuklir tak terjadi demi perdamaian dan keamanan umat manusia. Kalaupun negara-negara tak ingin berhenti mengembangkan nuklir, hendaknya pengembangan nuklir ini digunakan untuk hal yang positif dan berguna bagi umat manusia seperti pengembangan teknologi dan perkembangan industri yang menguntungkan umat manusia.
Bibliograpghy
ACA. (2021, october). Nuclear Weapons: Who Has What at a Glance. Retrieved november 30, 2021, from www.armscontrol.org: https://www.armscontrol.org/factsheets/NuclearweaponswhohaswhatBBC. (2020, august 9). Hiroshima and Nagasaki: 75th of anniversarry of atomic bombings. Retrieved november 30, 2021, from www.bbc.com:Â
ICAN. (n.d). Catastrophic harm. Retrieved november 30, 2021, from www.icanw.org: https://www.icanw.org/catastrophic_harm
Molinari, B. (2018, august 22). 10 . Retrieved november 30, 2021, from Reasons Why A Nuclear War Could Be Good For Everyone: https://listverse.com/2018/08/22/10-reasons-why-a-nuclear-war-could-be-good-for-everyone/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H