Mohon tunggu...
Iccha Anjelita Sijabat
Iccha Anjelita Sijabat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya

An ordinary girl who keep proving self confidence and quality. Enjoying dancing, writing, traveling and eating.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perang Nuklir Terjadi, Siapa Pemenangnya?

1 Desember 2021   14:34 Diperbarui: 1 Desember 2021   15:01 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Banyak negara yang tak mau kalah untuk mengembangkan nuklir karena beberapa hal salah satunya security dilemma. Salah satu tujuan negara mengembangkan nuklir tentu saja untuk meningkatkan kekuatan serta pertahanannya dan dalam dunia internasional ketika suatu negara meningkatkan hal tersebut tentunya itu menjadi ancaman bagi negara lain sehingga ia tak mau kalah dan tidak bisa diam saja. 

Begitu juga dengan konsep pengembangan nuklir ini, negara yang satu tak akan diam ketika salah satu negara mengembangkan nuklir apalagi sampai melakukan uji coba. Berdasarkan data dari ACA(Arms Control Association), per Oktober 2021 ada 9 negara yang mempunyai senjata nuklir (ACA, 2021). Ada pun negara-negara ini secara berurutan dari yang paling banyak adalah sebagai berikut :

  1. Rusia dengan total 6.225 yang terdiri dari 1.760 senjata yang sudah pensiun, 2.870 persediaan dan 1.625 dalam pengembangan strategis.
  2. Amerika Serikat dengan total 5.550 yang terdiri dari 1.750 senjata yang sudah pensiun, 2.000 dalam persediaan dan 1800 dalam pengembangan strategis.
  3. Cina 350 dalam persediaan.
  4. Prancis 290 dalam persediaan.
  5. Inggris 225 dalam persediaan.
  6. Pakistan 160 dalam persediaan.
  7. India 156 dalam persediaan.
  8. Israel 90 dalam persediaan.
  9. Korea Utara sekitar 40-50 dalam persediaan.

Negara-negara tersebut masih yang terdaftar saja, sedangkan kita mengetahui bahwasanya ada negara lain yang juga mengembangkan nuklir seperti Iran yang terus memicu pro dan kontra. Dari hal ini dapat kita lihat perkembangan nuklir terus berlanjut terlepas dari adanya NPT (Non-Proliferation Treaty) yang membatasi kepemilikan senjata nuklir. 

Secara logika mari kita berpikir, ketika bebagai negara terus berlomba mengembangkan nuklir berarti proses pengembangan nuklir tak akan berakhir. Jadi apa kita bisa memprediksi pemenangnya? Tentu saja tidak. Ujung-ujungnya siapa yang menang? Tidak ada, karena prosesnya tak kunjung berhenti.

Yang kedua yaitu dalam artian berperang menggunakan senjata nuklir. Hal ini pertama kali pernah terjadi di dua kota besar di Jepang yaitu Hiroshima pada 6 agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 agustus 1945. 

Ledakan nuklir yang dilakukan Amerika Serikat pada dua kota penting Jepang ini menjadi akhir dari Perang Dunia II dan menjadi sejarah yang tak terlupakan. Ketika berbicara tentang nuklir, ketika berbicara tentang atom, yang muncul dalam benak kita pasti kota Hiroshima dan Nagasaki. 

Ledakan ini telah menewaskan sebanyak 140.000 jiwa di Hiroshima dan sebanyak 74.000 jiwa di Nagasaki (BBC, 2020). Selain itu, radiasi nuklir yang dilepaskan oleh ledakan menyebabkan ribuan orang meninggal karena beberapa penyakit seperti kanker, leukimia dan beberapa penyakit mengerikan lainnya dalam beberapa minggu, bulan, bahkan di tahun-tahun berikutnya. Karena ledakan ini tanah mencapai suhu 4.000 C dan hujan radioaktif turun. 

Ledakan nuklir yang dilakukan Amerika Serikat di Nagasaki dan Hiroshima membuat kota tersebut hancur lebur dalam sekejap mata dan bahkan memberi efek yang berkepanjangan seperti kota yang harus kembali memulai pembangunan dari nol dan juga trauma yang mendalam bagi orang-orang yang berhasil selamat dari kejadian kelam ini.

Kejadian di Hiroshima dan Nagasaki bisa menjadi gambaran yang akan dihadapi umat manusia jika sampai perang menggunakan senjata nuklir benar-benar terjadi.

ICAN (International Campaign to Abolish Nuclear Weapons), sebuah kampanye yang luas dan inklusif, yang berfokus akan mobilisasi masyarakat sipil di seluruh dunia dalam mendukung tujuan khusus pelarangan dan penghapusan senjata nuklir, menjelaskan dampak dari senjata nuklir (ICAN, n.d).

  1. Sebuah senjata nuklir saja dapat menghancurkan sebuah kota dan menghilangkan nyawa sebagian besar penduduknya. Bayangkan jika Rusia dan Amerika Serikat melakukan perang nuklir dengan nuklir yang beribu-ribu, bisa dipastikan seluruh mahluk hidup termasuk umat manusia akan terkena dampaknya.
  2. Radiasi nuklir menyebabkan kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan dalam jangka panjang seperti kanker dan kerusakan genetik. Ini berarti sekalipun orang berhasil selamat ketika ledakan terjadi, tak menjamin orang tersebut akan benar-benar selamat karena nuklir mempunyai pengaruh jangka panjang. Ketika perang nuklir terjadi, ada kalanya langsung menghembuskan napas di saat itu juga menjadi pilihan yang terbaik daripada harus menderita secara perlahan karena dampak jangka waktu yang cukup panjang dari ledakan nuklir. Menderita secara perlahan tentu saja sangatlah menyiksa.
  3. Kurang dari satu persen senjata nuklir di dunia dapat mengganggu iklim global dan menghancurkan ekosistem penting. Hal ini jelas-jelas mengganggu kehidupan semua mahluk hidup tak terkecuali manusia.

Dampak yang dijelaskan di atas hanyalah dampak dari sejumlah kecil nuklir yang diledakkan sedangkan di dunia ini ada lebih dari 10.000 senjata nuklir dan ada 9 negara pemilik senjata ini serta tak menutup kemungkinan akan bertambah lagi seiring berjalannya waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun