Sekalipun duduk di kursi Dewan Pembina/Penasehat bagi dia, tidak cukup untuk membayar ketokohan dirinya. Sepertinya, kursi menteri adalah pilihan paling pas, meski Presiden Jokowi sendiri pernah memberi isyarat tentang itu, tetapi lagi-lagi, kendaraan politik dan timing untuk reshuffle kabinet sudah lewat waktunya.Â
Yang ada sekarang, receh-receh politik yang sudah ia tampik satu persatu. Sisa satu lagi skenario, yang hanya SYL dan Tuhan yang tahu. Bahkan orang terdekatnya sekalipun belum ia sampaikan. Pilihan terakhir ini sesungguhnya masuk akal dan jawaban atas keresahan banyak orang, yang hingga kini masih bersimpati pada Sang Komandan. Apakah itu, mari kita tunggu. Wallahu ‘alam.
*)Penulis adalah pengamat masalah sosial politik, mantan broadcaster, berdomisili di Kota Palopo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H