Mohon tunggu...
Icasia Izzah
Icasia Izzah Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Hobi menulis dan membuat kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Mengendalikan Penyebaran Penyakit Cacar Monyet yang Kembali menjadi Darurat Global

30 September 2024   08:48 Diperbarui: 30 September 2024   08:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

STRATEGI MENGENDALIKAN PENYEBARAN PENYAKIT CACAR MONYET YANG KEMBALI MENJADI DARURAT GLOBAL

ICASIA IZZAH RAHMAWATI WITANTO/191241012 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Cacar monyet atau yang biasa dikenal dengan monkeypox (Mpox) adalah penyakit zoonosis sylvatic yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus monkeypox adalah virus DNA berantai ganda yang menginfeksi hewan-hewan mamalia, ungas, maupun reptil. Virus monkeypox berasal dari famili Poxviridae, subfamili Chordopoxvirinae dengan genus Orthopoxvirus dan masih berasal dari keluarga yang sama dengan virus cacar karena memiliki gejala yang sama dengan virus cacar. Saat ini, terdapat dua clade virus yang telah teridentifikasi yaitu clade Afrika Barat dan Congo Basin (Gumandang, 2022)

Infeksi virus ini ditemukan pertama kali pada manusia tahun 1970 di Republik Kongo. Infeksi cacar monyet bersifat endemik dan normal terbatas di Afrika Barat dan Afrika Tengah. Pada bulan Mei 2022, kasus penyakit ini menjadi perhatian dunia hingga WHO menerima laporan bahwa kasus cacar monyet menyebar ke negara- negara non-endemik, seperti Amerika, Inggris, Israel dan Singapura serta negara- negara Asia Tenggara. Kasus cacar monyet sempat ditarik sebagai darurat global oleh WHO pada tahun 2023, namun WHO menyatakannya kembali sebagai darurat global pada tanggal 14 Agustus 2024 (WHO, 2024).

Dalam beberapa tes laboratorium, virus monkeypox sulit dibedakan dengan virus Varioal (cacar air). Virus dalam genus Orthopoxvirus ini merupakan virus berukuran besar dengan struktur seperti bata serta genom berukuran sekitar 200- 500kbp kb dan mengkode sekitar 200 gen (Budiyarto, et al., 2023). Virus Monkeypox memiliki 197 kb DNA linear rantai ganda yang diselubungi oleh membran lipoprotein dan berukuran 200-250 nm. Cacar monyet memiliki rata-rata CFR (Case Fatality Rate) sekitar 3% dan dilaporkan meningkat apabila menjangkit anak-anak (Ningrum, et al., 2023).

Strategi yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari bahaya cacar monyet adalah dengan melakukan vaksinasi yang sama dengan vaksinasi cacar (smallpox). Data menunjukkan bahwa imunisasi vaksin cacar memiliki efek perlindungan terhadap virus monkeypox (Ningrum, et al., 2023). Adapun cara-cara lain untuk menanggulangi penyebaran penyakit cacar monyet dari internal masing-masing masyarakat, yakni dengan menghindari kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi, menghindari kontak langsung dengan tikus dan primata, memasak daging hewan secara matang menyeluruh sebelum dikonsumsi, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menghindari berbagi barang (handuk atau pakaian), memakai masker medis dan sarung tangan jika akan menyentuh orang sakit, serta rajin mencuci tangan menggunakan air mengalir sebelum ataupun sesudah beraktivitas (Lubis, 2023).

Vaksinasi merupakan strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan penyebaran penyakit cacar monyet. Jenis vaksin smallpox yang dapat digunakan sebagai pre-exposure dan post-exposure, meliputi MVA-BN 3233, (JYNNEOS), LC16 dan ACAM2000. Adapun tindakan preventif bagi masyarakat melalui inovasi program-program pemerintah yang berkenaan dengan penyebaran penyakit menular perlu diberlakukan dan dikembangkan. Hal tersebut mengingat bahwa di Indonesia banyak sekali masyarakat awam yang tidak mengetahui gejala, cara penularan, informasi vaksinasi dan perbedaan penyakit. Dengan begitu, keberadaan tenaga kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberikan penyuluhan dan informasi akurat mengenai suatu penyakit.

KATA KUNCI : Gejala, Mpox, Penanganan, Vaksinasi, Virus

DAFTAR PUSTAKA

Budiyarto, L., Sabila, A. & Putri, H., 2023. Infeksi Cacar Monyet (Monkeypox). Jurnal Medika Hutama, 4(2), pp. 3225-3236.

Gumandang, H., 2022. Monkeypox Disease : Wabah Multi-Nasional. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 5(1), pp. 30-36.

Lubis, A., 2023. Respon Imun pada Penderita Cacar Monyet. Oceana Biomedicina Journal, 6(2), pp. 207-220.

Ningrum, A. et al., 2023. Pengobatan Tecovirimat dan Brindocivir untuk Virus Cacar.

Jurnal Farmasetis, 12(3), pp. 299-306.

WHO, 2024. WHO Director General Declares Mpox Outbreak a Public Health Emergency of International concern. https://www.who.int/news/item/14-08- 2024-who-director-general-declares-mpox-outbreak-a-public-health- emergency-of-international-concern [Online] (diakses tanggal 24 September 2024).

Widjaja, S. & Wisnumurti, D., 2023. Efektivitas Vaksin Cacar Monyet (Monkeypox).

Jurnal Wiyata, 10(2), pp. 12-17.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun