TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT SEBAGAI PROMOTOR TERHADAP TANTANGAN PENYEBARAN PENYAKIT DBD
ICASIA IZZAH RAHMAWATI WITANTO/191241012Â
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini membawa virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus; famili Flaviridae dengan 4 serotipe, yaitu DEN- 1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Kendati demikian, nyamuk Aedes Polynesiensis, Aedes Scutellaris, dan Aedes Albopictus juga dapat menularkan penyakit ini walaupun jenis-jenis tersebut spesiesnya lebih jarang ditemukan.Â
Hewan yang menjadi vektor penyebaran penyakit DBD kerap kali ditemukan di wilayah negara- negara tropis dan subtropis Asia Tenggara, pulau-pulau di Pasifik Barat, Amerika Latin, dan Afrika merupakan kawasan yang berisiko menyebarkan penyakit menular ini. Hal itu dikarenakan nyamuk Aedes Aegypti membutuhkan iklim yang hangat dan tidak bisa bertahan hidup di lingkungan yang dingin (Candra, 2010; Tansil, Rampengan and Wilar, 2021).
Sehat Negeriku KEMKES (2024), musim kemarau akan dapat meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk sebab nyamuk sangat menyukai lingkungan dengan suhu tinggi. Nyamuk Aedes Aegypti tetap akan dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama di kelembaban tinggi dengan suhu 28 derajat celcius sampai 32 derajat celcius.Â
Dokter Imran Pambudi sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa telah terjadi pemendekan siklus tahunan yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada tahun 2023. Fenomena ini yang menyebabkan perubahan iklim yang meningkatkan suhu, curah hujan dan kelembaban yang tinggi (Sintorini, 2007; Verenia Tamengkel, Jufri Sumampouw and Roni Pinontoan, 2020; World Health Organization, 2023).
World Health Organization (2023), Penyebaran penyakit DBD tidak hanya dipengaruhi oleh faktor cuaca dan iklim saja tetapi juga dipengaruhi oleh mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, faktor sosial, serta faktor lingkungan. Kurangnya akses pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat terhadap lingkungan sekitar juga menjadi faktor penting dalam penyebaran virus dengue. Pola perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat sangat berpengaruh terhadap habitat nyamuk.Â
Contoh nyatanya ialah tempat penyimpanan air dan banyaknya gantungan baju-baju kotor menjadi sarang nyamuk untuk berkembangbiak. Apalagi dengan jumlah penderita DBD di Indonesia yang paling banyak diderita oleh anak-anak. Anak-anak adalah kelompok usia yang rentan terinfeksi virus dengue karena imunitas selular yang masih rendah dan respon imun yang belum berkembang (Tansil, Rampengan and Wilar, 2021).
Oleh sebab itu, diperlukan adanya program pengabdian masyarakat dengan tenaga kesehatan masyarakat yang berperan dalam pengendalian penyebaran virus dengue melalui promosi kesehatan kepada masyarakat. Pembekalan ilmu tentang penyebaran penyakit DBD ini dimulai dari kelompok usia remaja bahkan dewasa sebab kelompok usia tersebut lebih mudah untuk meperhatikan lingkungan sekitar dan mencapai kesadaran diri sendiri mengenai pola hidup bersih dan sehat dapat berpengaruh dengan penyebaran penyakit DBD (Al Karim et al., 2024).
KATA KUNCI : DBD, Iklim, Kesadaran, Lingkungan, Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Candra, A. (2010) Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan Dengue Hemorrhagic Fever: Epidemiology, Pathogenesis, and Its Transmission Risk Factors, Semarang110Aspirator, 2(2), pp. 110--119.
Al Karim, F. et al. (2024) Sosialisasi DBD Bentuk Upaya Pencegahan dan Penurunan Kasus Demam Berdarah di Desa Kebonadem, Jurnal Pengabdian Sosial dan Kemanusiaan, 1(3), pp. 12--19. Available at: https://doi.org/10.62383/aksinyata.v1i3.
Sehat Negeriku KEMKES (2024) Waspada DBD di Musim Kemarau, Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Available at: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240616/0045767/waspada- dbd-di-musim-kemarau/ (Accessed: 11 September 2024).
Sintorini, M.M. (2007) Pengaruh Iklim terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue, Kesmas: National Public Health Journal, 2(1), p. 11. Available at: https://doi.org/10.21109/kesmas.v2i1.279.
Tansil, M.G., Rampengan, N.H. and Wilar, R. (2021) Faktor Risiko Terjadinya Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak, Jurnal Biomedik:JBM, 13(1), p. 90. Available at: https://doi.org/10.35790/jbm.13.1.2021.31760.
Verenia Tamengkel, H., Jufri Sumampouw, O. and Roni Pinontoan, O. (2020) Ketinggian Tempat dan Kejadian Demam Berdarah Dengue, Public Health and Community Medicine, 1(1).
World Health Organization (2023) Dengue and Severe Dengue, who. Available at: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue (Accessed: 12 September 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H