Mohon tunggu...
faizal assegaf
faizal assegaf Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Panggil saja ical—Lahir di Geser Island, besar di Pulau Buru—sejak awal Februari 1990 hingga kini menetap di Jakarta—visi dan sikap politik: “perlunya pendekatan revolusioner untuk membangun Indonesia yang orisinil dan beradab..."__lebih memilih jadi kritikus dari pada bergabung dengan rezim korup__ mampir ya diblog pribadi saya: visibaru.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pejabat Istana Berjudi, SBY Stress…!

25 Maret 2010   04:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SBY dikabarkan mulai susah tidur, sering mual dan terancam gangguan jantung. Ia terjebak menanggung beban yang super berat. Masalah muncul silih berganti, dari satu kasus ke kasus lainnya. Menteror hari-hari SBY. Inilah Presiden dengan beribu janji dan kini menjeratnya.

Kehidupan pribadi SBY yang sesunggugnya adalah sosok yang bersahaja, ramah dan disiplin. Untuk merapikan rambutnya saja, butuh waktu tidak kurang sejam lamanya. Belum lagi, menata penampilannya yang sangat lebay. Maka tak heran, setiap kali ia muncul di layar tv, membuat publik terkagum-kagum.

Namun, lakon SBY yang serba ‘jaim’ itu mulai terlihat memudar. Politik pencitraan yang sebelumnya tertata dengan rapi, kini tenggelam dibalik hiruk-pikuk Century dan serangkaian kasus lain.

Sebutlah, Anggodo Widjojo, yang diduga orang dekat SBY. Sejak ia dijebloskan ke penjara lantaran tersangkut makelar kasus (Markus), kejadian itu mengoncang istana. Institusi Polri pun sempat menjadi perhatian serius dan kini muncul lagi. Signal itu datang dari laporan utama koran Kompas:

“…Persoalan Susno Duadji, yang melemparkan tudingan ada makelar kasus terkait dana Rp 25 miliar di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), diakibatkan kepemimpinan yang tidak tegas di tubuh Polri. Selain itu, juga tak tuntasnya penyelesaian kasus sebelumnya, yakni kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, yang diduga melibatkan pengusaha Anggodo Widjaja…” (koran kompas, 23/3)

Ganjang ganjing seputar makelar kasus, bukan barang baru. Namun virus itu telah meradang dan menyebar ke berbagai institusi lainnya. Dalam kasus Century, posisi Marsilam Simanjuntak yang tidak jelas, juga dapat diduga bagian dari praktek Markus. Dalam proyek pengadaan mobil mewah (Camry) kepada pejabat negara beberapa waktu lalu, diduga juga ada modus Markus.

Dan lebih khusus lagi, ketika SBY membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, sesusunguhnya lembaga itu berpotensi menjadi sarang Markus yang dikendalikan dari Istana.

Markus dan kekuasaan memiliki hubungan dalam jarak yang saling bersentuhan. Semakin kabur sikap penguasa membongkar kasus Century dan kasus di tubuh Polri, maka semakin jelas kekuasaan telah dipertahankan atas semangat melindungi pelaku kejahatan. Dan puncaknya, para pejabat yang ada di sekitar kekuasaan tersebut, ikut beramai-ramai “bermain judi”.

Permainan judi dimaksud adalah mereka yang telah ditunjuk sebagai Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, tidak memiliki keberanian dan terobosan untuk bersikap tegas. Sibuk berwacana dalam perdebatan di ruang publik, untuk sekedar dianggap sedang menegakkan hukum. Namun, terbukti tidak ada upaya konkret dari lembaga itu. Walhasil, SBY kembali dibuat stress…!

Faizal Assegaf Jkt, 25 Maret 2010 Artikel pilihan:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun