Tepat hari ini, tanggal 14 november 2015 dunia memperingati hari diabetes mellitus sedunia.
Ditahun 2000 an atau sekitar 15 tahun yang lalu seorang pasien yang datang ke praktek dokter dengan penegakan diagnosa penyakit Diabetes Mellitus rata - rata berusia 40 - 50 tahun ke atas, dan saat itu yang banyak di Indonesia adalah berbagai penyakit infeksi bukan Diabetes Mellitus. Sedangkan sejak awal tahun 2015 sekarang ini bukanlah sesuatu yang mengherankan jika seorang pasien datang mengetuk pintu praktek dokter membawa penegakan diagnosa penyakit Diabetes Mellitus dengan rata - rata usia 30 tahun nan, bahkan ada beberapa kasus dengan usia pasien 20 an tahun. Â Tampak dari fenomena ini bahwa ada "peremajaan" usia pada penderita Diabetes Mellitus, yang juga berarti anak - anak muda bangsa ini semakin dekat dengan Diabetes Mellitus, semakin terancam, semakin manis.
Diabetes berasal dari istilah Yunani yaitu artinya pancuran atau curahan, sedang Melitus atau Mellitus artinya manis atau gula. Dengan demikian secara bahasa, Diabetes mellitus adalah curahan cairan dari tubuh yang manis atau banyak mengandung gula atau hiperglikemia. Cairan yang dimaksud disini adalah urine (air kencing) dan darah. Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit tidak menular yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan resistensi insulin atau keduanya. Diabetes Mellitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe Diabetes Mellitus tipe 1 yang disebabkan keturunan dan tipe 2 disebabkan life style atau gaya hidup.
Secara umum, hampir 80 % pasein yang datang ke dokter dengan penegakan diagnosa Diabetes Mellitus di Indonesia adalah tipe 2. Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif dan menempati urutan pertama penyakit degeneratif terbanyak di Indonesia terutama diabetes mellitus tipe 2 disusul oleh stroke, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan dislipidemia. Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau penghancuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Proses dari kerusakan ini dapat disebabkan oleh penggunaan organ tubuh seiring dengan bertambahnya usia maupun karena gaya hidup yang tidak sehat.
Di Indonesia, angka kejadian penyakit degeneratif semakin meningkat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Hal ini didukung oleh data bahwa tahun 2004 angka kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia adalah 12,7% dan meningkat menjadi 21,3% ditahun 2010. Angka ini terus mengalami peningkatan di tahun - tahun berikutnya. Ini juga berarti bahwa kualitas darah, sel, jaringan, dan organ dalam tubuh orang-orang Indonesia semakin manis.
Indonesia semakin manis,
Berdasarkan studi epidemiologi terbaru, Indonesia masuk epidemi untuk diabetes mellitus tipe 2, dimana ada 2 faktor penting yang sangat berperan yaitu, pertama faktor demografi (Jumlah penduduk terus meningkat). Proses urbanisasi yang pesat dimana sekarang sekitar separuh dari jumlah total penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan akan mengakibatkan perubahan gaya hidup penduduk yang tadinya di desa akan berubah mengikuti gaya hidup di perkotaan. Â
Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat nomer empat di dunia dengan jumlah total populasi ditahun 2015 sekitar 255 juta jiwa penduduk. Dalam daftar rilis sepuluh negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, negara Tiongkok china berada di nomer urut satu dengan jumlah penduduk 1,3 miliyar jiwa, disusul India 1,2 miliyar jiwa, Amerika 316 juta jiwa, Indonesia 255 juta jiwa, Brasil 201 juta jiwa, Pakistan 193 juta jiwa, Nigeria 174 juta jiwa, Bangladesh 163 juta jiwa, Rusia 142 juta jiwa, dan Jepang 127 juta jiwa. Indonesia berkontribusi sekitar 4 % penduduk dari total 100% jumlah penduduk total bumi ini. Dimana menurut data bahwa bumi sekarang sudah di huni sekitar 7 miliyar jiwa manusia.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana tingkat pertumbuhan populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46 persen), sementara pertumbuhan populasi terendah terjadi di propinsi Jawa Tengah (0.37 persen). Menurut proyeksi PBB jumlah penduduk Indonesia akan lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari 285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045. Baru setelah 2050 populasi Indonesia akan berkurang.
Menurut proyeksi PBB pada tahun 2050 dua pertiga populasi Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan. Sejak 40 tahun yang lalu Indonesia sedang mengalami sebuah proses urbanisasi yang pesat makanya sekarang sekitar separuh dari jumlah total penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Proses ini menunjukkan perkembangan positif bagi perekenomian Indonesia karena urbanisasi dan industrialisasi akan membuat pertumbuhan ekonomi lebih maju dan menjadikan Indonesia negeri dengan tingkat pendapatan menengah ke atas.
Faktor yang kedua adalah gaya hidup (Banyaknya Restoran‘cepat saji’/ fast food dan kurangnya olahraga karena sibuk bekerja untuk menutupi kebutuhan ekonomi). Pola makan adalah salah satu dari sekian banyak perubahan gaya hidup yang terjadi, pola makan merupakan gambaran mengenai macam-macam, jumlah dan komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh seseorang. Gaya hidup perkotaan dengan ragam makanan yang tinggi lemak, garam, dan gula secara berlebihan mengakibatkan berbagai penyakit termasuk diabetes mellitus tipe 2 ini. Bahkan hal yang menarik menjadi pemandangan sehari-hari adalah adanya peningkatan jumlah gerai, warung, serta restoran makan dimana ini berbanding lurus dengan jumlah peningkatan angka penderita penyakit diabetes mellitus tipe 2.