Mohon tunggu...
Ica wulandari
Ica wulandari Mohon Tunggu... Akuntan - masya itu manis loh

cinta sejati itu memang ada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan Permintaan dan Penawaran pada Pasar Tradisional di Bulan Ramadhan

20 April 2021   22:32 Diperbarui: 20 April 2021   23:03 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Bulan Ramaḍan umat musim diwajibkan berpuasa, setiap umat muslim diharapkan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya. Sementara dalam prospektif ekonomi, banyak pedagang-pedagang yang memperoleh keuntungan memasuki bulan Ramaḍan. Pedagang yang memang kesehariannya berdagang atau banyak juga warga masyarakat dan mahasiswa yang menjadi pedagang dadakan, mereka pada umumnya berdagang kuliner khas Ramaḍan, pakaian muslim, sembako dan lain sebaginya. Dan muncul adanya pedagang kebutuhan Ramaḍan khususnya ta’jil Ramaḍan menjadi sebuah simbiosis mutualisme  antara pembeli dan pedagang. Pembeli, khususnya yang tidak sempat membuat sendiri karena sibuk bekerja mereka bisa membeli ta’jil sewaktu pulang dari tempat kerja ke rumah masing-masing. Sementara disisi lain, para pedagang berhasil memperoleh keuntungan dari barang dagangannya. Memang pada bulan Ramaḍan umat Islam banyak melakukan ibadah, mengatur atau mengurangi makan dan minum, tetapi pada kenyataannya, justru pada bulan Ramaḍan kebutuhan dan konsumsi meningkat. Dampaknya, biaya hidup pun menjadi meningkat dari hari sebelumnya. Masyarakat mencoba kemampuan skill, kecerdasan dan lain – lain  untuk menciptakan hal hal yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain contohnya menjual ta’jil di bulan puasa.  Ta'jil adalah penyegeraan membatalkan puasa dengan makanan pembuka. Simbiosis Mutualisme adalah hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang berbeda dan saling menguntungkan. Sebagai dampak kenaikan harga barang yang memang telah menjadi kebiasaan menjelang bulan Ramaḍan, banyak ibu rumah tangga yang mengeluh karena harga-harga kebutuhan pokok naik, sementara konsumsi walau pun bulan puasa tidak berkurang bahkan cendrung meningkat. Kalian pasti mengetahui Bahwa peningkatan pendapatan dipengaruhi banyaknya permintaan menjelang Ramaḍan. Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli atau suatu daerah (tempat atau area) yang di dalamnya terdapat kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu atau membentuk suatu harga. Pasar juga bisa didefinisikan sebagai tempat di mana para penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi jual dan beli. Melalui interaksi antara penjual dan pembeli akan terbentuk harga di pasar, yang dimaksud dengan harga adalah sejumlah nilai dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk.

keadaan pasar menjelang Ramaḍan cukup ramai walaupun terdapat sebagian pedagang yang mengeluhkan pendapatan mereka. Pendapatan pedagang pasar besar memang meningkat setiap memasuki bulan Ramaḍan terutama mendekati hari Raya Idhul Fitri, tetapi sebagian pedagang juga mengeluhkan bahwa pendapatan yang mereka peroleh tidak sama seperti tahun-tahun sebelumnya ketika ramadhan.

sebelumnya ketika Ramaḍan. Seperti pedagang sembako yaitu: “pendapatan waktu puasa biasa saja mbak seperti hari-hari biasanya. Menurut pedagang bahwa dari tahun-ketahun pedagang semakin sulit berdagang, keuntungan dan ramainya pembeli ketika Ramaḍan tidak sama seperti Ramaḍan tahun sebelumnya sehingga keuntungan yang diperoleh oleh pedagang hanya sedikit dibandingkan Ramaḍan tahun tahun sebelumnya. Bahwa konsumsi umat muslim juga harus sesusai dengan perintah agama yang telah diatur dalam Islam.

Konsumsi Islam mengajarkan sangat moderat dan sederhana, tidak berlebih-lebihan, tidak boros dan tidak kekurangan karena pemborosan adalah saudara - saudara setan.

Ada juga yang memperoleh bahwa pendapatan pedagang pasar besar ramai ketika Ramaḍan, konsumsi masyarakat muslim melonjak menjelang hari Raya Idhul Fitri yang dipengaruhi oleh beberapa situasi salah satunya yaitu pegawai-pegawai negeri sipil dan perusahaan-perusahaan lain mendapatkan cuti bersama menjelang hari Raya Idhul Fitri dan juga dipengaruhi oleh situasi pegawai ataupun pekerja lainnya memperoleh Tunjangan Hari Raya (THR).

Konsumsi rumah tangga selalu saja melonjak pada bulan Ramaḍan, baik konsumsi bahan makanan, sandang maupun jasa. Konsumsi rumah tangga yang melonjak setiap memasuki bulan Ramaḍan memberikan dampak positif bagi pedagang. Pedagang banyak mengaku bahwa keuntungan yang diperoleh memasuki bulan Ramaḍan sangat tinggi dari bulan-bulan lainnya, Ada pedagang sembako yaitu: Waktu lebaran ramai pasar biasanya mba, banyak yang membeli sewaktu bulan puasa. Saya akan menjelaskan bahwa keadaan pasar ketika Ramaḍan biasanya ramai dan banyak pembeli yang membeli barang dagangannya.

Hal tersebut jelas bahwa tingkat konsumsi kebanyakan masyarakat muslim melonjak/meningkat setiap memasuki bulan Ramaḍan. bahwa sering kali terjadi pada saat Ramaḍan banyaknya permintaan dan penawaran oleh konsumen menyebabkan naiknya harga sembako. Bayaknya permintaan akan barang ketika Ramaḍan berpengaruh pada kelangkaan barang.

Pedagang pun berinisiatif untuk menimbun barang mamasuki bula Ramaḍan, seperti yang dilakukan oleh Wirsa seorang pedagang sembako di pasar besar kota kami yaitu: Ibaratnya 2 kali lipat dari hari biasa ditakutkan nanti bila habis barang susah bisa tidak berjualan lagi saya. Pendapat Wirsa di atas menjelaskan bahwa pedagang menyetok barang untuk persiapan Ramaḍan dengan alasan takut kehabisan barang dagangan miliknya. Menyetok barang untuk persiapan Ramaḍan bukan hanya dilakukan oleh pedagang sembako tetapi juga dilakukan pedagang perhisan dan pedagang pakaian. Seperti yang dilakukan oleh pedagang perhiasan Haris yaitu: namun barang di sini memesan dulu untuk lebaran lumayan banyak juga barang yang dipesan.

Seorang pedagang pakaian yaitu: Barang dagangan ini memang sudah dibeli untuk persiapan lebaran, jauh-jauh hari itu sudah membeli untuk lebaran. Biasanya itu bila lebaran memang ramai sehingga sudah dipersiapkan. Bahwa sebagian para pedagang menyetok barang untuk persiapan Ramaḍan, banyaknya permintaan yang terjadi berakibat kelangkaan barang menyebabkan pedagang menyetok barang dan menurut pedagang bahwa mereka menyetok barang tetapi tidak menaikkan harga begitu saja. Menurut pedagang harga barang yang dijual oleh pedagang disesuaikan dengan harga beli pedagang.

Mahfud seorang pedagang sembako yaitu: Harga di toko ini tidak segala dinaikkan, sesuai dengan yang lain, karena tidak berani juga saya menaikkan nanti tidak ada yang membeli jika tempat saya saja yang mahal. Menurut pedagang bahwa harga barang ketika Ramaḍan tidak dinaikkan, harga disesuaikan dengan pedagang lain atau dengan harga pasar.

Peningkatan pendapatan yang diperoleh pedagang menjelang Ramaḍan memang cukup tinggi dari bulan lainnya seperti yang diakui oleh Hasan seorang pedagang pakaian  yaitu Pendapatan lumayan mba pada bulan Ramaḍan, biasanya orang membeli untuk baju lebaran sehingga banyak orang yang membeli. Keuntungannya lebih dari pada bulan-bulan lainnya. Hasan menyataka bahwa pendapatan yang diperoleh pedagang mengalami peningkatan dengan berkah bulan Ramaḍan. Sedangkan dalam teori kesejahtraan masyarakat menunjukan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun