Petang hari di lapangan IPB.. Bunga randu luruh tertiup angin.. jatuh di kaki.. Dan embun lalu membasahinya… dingin.. kelu… Seperti saat kau melangkah menjauh Dengan senyum murung tanpa kata-kata.. Kesunyian diantara keramaianpun menjerat hatii.. Ah, sebenarnya kau bertanggung jawab atas air mataku.. kau bertanggung jawab atas syair-syair pilu yang terselip di daun perdu.. tapi .. di penghujung malam ramadhan yang teduh dan hening.. Allah sudah menghapusnya, sebulir demi sebulir.. Dan dengan lembut Ia membelai hatiku.. Ikhlas.. ikhlaskan… bisik itu terdengar diantara sujudku.. lepas.. lepaskan… desah itu ada diantara ruku’ ku… Petang hari di lapangan IPB.. bunga randu melayang seperti hiasan malam.. binatang malam mulai bersenandung mengiringi suara yang melantun merdu jauh dari sudut-sudut hati… Cukup Allah bagiku.. Cukup Allah bagiku…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H