Bali Spirit Festival, satu event internasional yang sedang saya ikuti, digelar di kota kecil Ubud Bali, 24-31 Maret 2019.
Dari jumpa pers dan buku saku, BSF mendapat ucapan selamat dari Gubernur Bali, Bupati Gianyar, BPPD Bali, Bali Tourism Board, dan Menteri Pariwisata.
Jadi BSF ini event besar khususnya bagi para pecinta yoga dari seluruh dunia. Tidak mengherankan kalau BSF 2019 menjadi "Kampung Bule" karena mayoritas. Dan bahasa resmi dalam event ini Bahasa Inggris.
Ya bisa dikatakan, orang Indonesia jadi "minoritas" di BSF. Namun, Panitia BSF yang mayoritas orang Indonesia menyadari itu, sehingga membuka segmen volunteer yang sebenarnya ditujukan untuk orang Indonesia.
Namun Kenyataannya, menurut Media Director BSF Noviana Kusumawardhani, saat jumpa pers, di tahun 2019 ini, volunteer masih didominasi "yogini" keturunan Eropa.
Noviana yang lebih dikenal sebagaii Bude Novi Tarot Bali, memperkirakan, orang Indonesia, khususnya warga Ubud, jarang tertarik menjadi volunteer BSF, mungkin karena kendala bahasa dan waktu. Mengingat BSF full 7 hari berlangsung.
Tentang BSF
BSF ternyata sudah 12 tahun hadir menjadi agenda kegiatan internasional di Ubud Bali. Makin hari makin besar eventnya dan tentu makin banyak pesertanya. Tahun ini sekitar 3000 peserta dari berbagai negara tumpah ruah menikmati puluhan kelas yoga, puluhan workshop seputar yoga dan kesehatan, dan puluhan atraksi musik dan tari.
BSF, berdasar info founder BSF, suami istri I Made Gunarta dan Meghan Pappenheim yang pecinta yoga, dan pemusik Robert Weber, dimulai tahun 2008.
BSF dirancang saat pariwisata Bali terjerembab akibat krismon dan bom Bali (2005).
Bahkan I Made Gunarta mengaku sampai tahun ke-10, mereka tidak mendapat profit margin layak. Walaupun begitu, mereka “nekad” BSF tetap setiap tahun digelar.
Perjuangan tidak sia sia. Di tahun ke-12 ini, BSF bisa mendanai outreach program. Ayo! Kita Bicara HIV & AIDS serta program Bali ReGreen.
Musik dan Tari
BSF yang didaulat menjadi ajang yoga terbaik dalam 5 besar di dunia, ternyata isinya tidak beryoga melulu.
Selain yoga, musik dan tari yang menjadi magnet mengapa ribuan peserta fanatiknya setia hadir setiap tahun.
Setelah kelas yoga dari pukul 8 pagi sampai pukul 17 WITA, mulailah pesta musik dan tari berlangsung.
Dan tolong dicatat, pesta musik dan tari ini bebas dari alkohol dan asap rokok, apalagi narkoba. Pesta musik dan tari bagi para yogini adalah mengolah tubuh dan rasa tanpa apapun yang merusak tubuh.
Makanan sehat, bahkan menu vegan bagi para vegetarian menjadi pilihan para peserta BSF plus air putih. Tidak heran jika stamina para yogini tahan menari dan bermusik sampai berjam jam.
Pencerahan Jiwa
Selain olah fisik, yoga dan menari, di BSF saya menemukan oase lain, yakni penyembuhan secara inner, melalui melatih ketenangan pikiran.
Tentu, kita dipersilahkan berdoa dan meminta pertolongan kepada Tuhan yang kita kenal. Buat saya, tidak perlu ada persaingan dalam mencari penyembuhan batin, antara religiusitas yang sudah kita imani dengan pencerahan jiwa.
Saya bertemu dengan pakar pakar inner healing yang tidak cuma pandai teori, tetapi membuktikan kepiawaian mereka "menyembuhkan dari batin".
Buat saya adalah keberuntungan, ketika sakit bahu kanan yang saya rasakan bisa sangat berkurang.
Problem bahu kanan yang sudah setahun bolak balik saya konsultasi dengan dokter dan tak kunjung sembuh, saya coba bereskan dengan yoga. Lumayan berhasil karena ternyata urusan peredaran darah menjadi lebih lancar dengan teknik yoga pengobatan, yang saya paparkan di atas.
Namun ketika saya bertemu inner healer asal Perancis bernama Arnaud Colin, bisa saya katakan, "amaze"; seakan beban berat yang menekan bahu kanan saya serasa terangkat.
Arnaud yang ditemani penerjemahnya yang cantik, Marie, hanya bertanya "Apakah kamu menyimpan kemarahan?"
Dan terus terang saya jawab, ya saya menyimpan kemarahan.
Tanpa berbasa basi, Arnaud menyarankan, kemarahan membuat tubuhmu tidak seimbang, karena itu terasa terus sakit. Jadi kalau mau benar benar rasa sakit pergi, terima kenyataan dan maafkan mereka.
Lalu Arnaud memegang bahu sakit saya, menghembuskan nafasnya beberapa kali, dan voila, ketegangan bahu saya terasa berkurang.
Rupanya Arnaud yang dikenal dengan "The 5 elements energy balance healing" mentransfer energinya untuk melembutkan emosi marah saya yang selama ini membuat bahu kanan selalu berat dan tegang.
Terima kasih untuk para praktisi, guru, temanku bude Novi www.tarotbali.com dan anak anakku Christie Kirana dan Andre Christoga www.codingsmart.xyz yang memberi kesempatan aku menikmati seminggu untuk mengenal yoga, tari, musik, dan inner healing.
Semoga membawa kebaikan bagi kita hari ini.
@catatan Mercy Sihombing dari Bali Spirit Festival, Ubud 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H