BSNP beranggota para pakar dan orang super duper pintar dam tahu banyak tentang pendidikan Indonesia. Mereka adalah ahli psikometri, ahli evaluasi pendidikan, ahli kurikulum dan manajemen pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tahun 2014-2018, ada 11 orang bergelar profesor dan atau PhD yang jadi anggota BSNP.Â
Nah buat 11 orang super pintar itu, saya mau tanya? Bagaimana pertanggungjawaban moral dan ke-cendikiawan-an Anda kepada sekitar 1,2 jutaan siswa peserta UNBK SMA 2018?
Kalau masih punya malu, saya sarankan Anda semua mundur saja. Sok sok an bikin soal yang ternyata tidak mampu dikerjakan hampir semua peserta ujian.
Siswa di sekolah terkemuka di berbagai kota besar saja  mengaku sangat kesulitan karena mereka tidak diajarkan materi UNBK 2018. Apalagi siswa di pelosok ujung Indonesia.  Hai para profesor BSNP, harusnya kakimu berpijak ke tanah, lihat sejauh mana standar pelajaran yang dikuasai para siswa SMA secara real.  BSNP tidak boleh melempar tanggung jawab terhadap kegagalan UNBK 2018 ini.
Hehehe kamu ketahuan !
Kalau saya boleh usul ke Presiden, ada baiknya Kemdikbud dilikuidasi dulu. Supaya tikus tikus proyek pada keluar sarangnya. Dana APBN 20% yang trilyunan rupiah selalu ludes untuk membiayai  ratusan project apa manfaatnya?  Berbagai project itu dilakukan di hotel-hotel berbintang, para pejabat Kemdikbud terbang ke sana sini katanya demi meningkatkan kompetensi pendidikan Indonesia,  tetapi kualitas pendidikan Indonesia tidak bertambah baik.
Maafkan saya jika akhirnya saya mengiyakan pendapat lembaga anti korupsi, Â Kemdikbud termasuk kementerian paling korup. Â Kemdikbud seperti dinosaurus, besar, lamban, dan sudah pewe, posisi uwenak. Â
PNS Kemdikbud benar-benar merasa  sudah di comfort zone,sehingga lebih fokus untuk mengamankan kursi empuk agar  tidak bisa digeser. Singkat bicara,  apakah  korupsi berjamaah di Kemdikbud dan Dinas Pendidikan sudah benar-benar terbongkar dan dihabisi sampai ke akar-akarnya ?
Dari sudut politis, apakah kita bisa mengelak pandangan yang menyatakan, oknum Kemdikbud dan Mendikbud  adalah  jatah orang Muhammadiyah atau orang NU karena dua lembaga itu memiliki basis massa yang besar.
Namun apakah tradisi itu perlu dipertahankan, padahal hasil kerja Orang NU atau Muhamadiyah itu malah membuat pendidikan Indonesia makin terpuruk. Â Inga inga, pendidikan Indonesia tidak melulu untuk generasi muda Islam.