Sementara rakyat di kiri kanan mereka, Â berjibaku mengantre untuk bisa pegang teleskop, di barisan VIP ini ternyata cuma untuk segelintir orang.Â
Ketika ada beberapa warga yang meminta ijin untuk menggunakan teleskop itu, dilarang keras. Padahal, warga itu meminta ijin karena teleskop itu dalam kondisi kosong melompong, tidak ada yang sedang menggunakan.Â
Jika di barisan rakyat harus berdiri, maka di VIP disediakan  kursi. Di kursi VIP itu saya melihat cuma ada tiga ibu-ibu berjilbab --yang mungkin sudah tidak berminat menggunakan teleskop, berhubung bulan tertutup awan terus menerus.
"Sombongnya pejabat di jaman Gabener sekarang. Wong teleskop sedang tidak dipakai kok tidak boleh dimanfaatkan warga," begitu komentar warga yang dilarang menggunakan teleskop.Â
Kebetulan pula, sejak pukul 18 sampai 21, ternyata di TIM  Cikini, cuaca  jelek untuk dapat melihat Superbloodblue moon, karena bolak balik bulan ditutupi awan.Â
Komentar warga tadi disambung oleh warga lain yang juga ingin memanfaatkan teleskop, "Padahal teleskopnya nggak dipakai, kenapa nggak boleh dinikmati warga biasa. Apa pejabat ini nggak peduli,  antrean di 15 teleskop lain masih ratusan orang?"
Komentar yang paling bikin nyengir dari seorang anak muda. Dengan suara keras, mungkin supaya terdengar para pejabat itu. "Bulan aja kelihatannya nggak suka dengan kota Jakarta sekarang. Buktinya dari pukul 17 sampai 21  ini, bulan di Jakarta ini ketutup awan melulu. Andaikan Pak  Ahok, Pak Basuki yang punya nama Tjahja Purnama memimpin Jakarta, saya yakin bulan akan tersenyum, warga akan tersenyum, dan para pejabat pemprov DKInggakberani sombong begini."
Hmmm.Halo  Pak Anies dan Pak Sandi semoga masukan dari warga Jakarta bisa jadi bahan introspeksi untuk melayani warga lebih baik.Â
Semoga jaman now, warga biasa Jakarta, terutama para pelajar yang sering outing(belajar di luar kelas) seperti MercySmart Homeschooling mendapat kesempatan menikmati Jakarta yang adil dan punya keberpihakan pada warganya, bukan berpihak pada pejabat terus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H