Akibatnya dengan seenaknya  mereka  langsung baris di depan siswa saya. Begitu seterusnya sampai siswa saya malah jadi di belakang.
Mengapa kamu  nggak bilangke ibu ibu itu, tolong antre,  siswa saya bilang, dia segan;  apalagi dua petugas yang sebenarnya punya kewajiban mengatur ternyata diam saja.Â
2. Hanya tersedia 16 teleskop
Bisa dibayangkan jika ada 5000 orang antre untuk menggunakan 16 teleskop, berarti 1 teleskop itu untuk 300 an orang.Â
Jatah melihat teleskop perorang sekitar 1-2 menit bergiliran. Berarti butuh 600 menit = 10 jam untuk semua orang bisa mencicipi melototi bulan dengan teleskop. Sementara jatah melihat teleskop untuk gerhana bulan dibuka dari pukul 17 sampai pukul 21, sekitar 4 jam saja.Â
Artinya kalau dihitung, dari 300 orang perbarisan, hanya 120 orang yang dapat kesempatan melihat dari teleskop.  Nah 180 orang x 16 antrean teleskop = 2880 orang yang kebagian, sedangkan 2100  orang lainnya  tidak kebagian pegang teleskop.  Kondisi itu  membuat  potensi ribuan orang yang kecewa karena sudah antre berjam-jam ternyata tidak kebagian teleskop.
3. Ternyata bukan 16, tetapi cuma 15 teleskop yang digunakan
Lalu 1 teleskop lagi kemana?Â
Ternyata 1 teleskop yang terbaik (terbesar) hanya boleh dipakai untuk tamu VIP, untuk pejabat Pemprov DKI dan keluarganya. Kebetulan saya ada di dekat teleskop VIP itu, dan  penasaran sekaligus pengen melihat dari dekat,  tingkah pegawai ngerieh pegawai negeri Pemprov DKI Jakarta era Anies Sandi.Â
Sombongnya Pejabat Pemprov DKI
Hm, ternyata memang itu yang terjadi. Â Nggak di mana-mana banyak pejabat tetap minta di-istimewakan.