Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Ahok (Layak) Menceraikan Veronica?

8 Januari 2018   02:13 Diperbarui: 8 Januari 2018   02:24 14514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita nggak penting ini bikin hari Minggu malam yang bersambung Senin dini hari menjadi kehebohan buat para netizen dan puluhan WAG.

Ahok mengajukan gugatan cerai dan hak pengasuhan anak kepada Veronica Tan, yang dikenal sebagai istri setia Ahok.

Semua bertanya Mengapa?

Mengingat selama ini image Ahok dan Vero adalah pasangan setia, Romeo and Juliet, tentu saja kabar cerai jadi seperti bom.

Apalagi kenyataannya Ahok sebagai orang Kristen yang taat. Kalau soal Ahok yang taat meneladani Tuhan Yesus Kristus itu (catat ya) yang ngomong bukan Ahok, tetapi teman dekat, teman kuliah, teman gereja, para pembantu yang ada di sekelilingnya. Termasuk saudara angkatnya yang beragama bukan Kristen.

Serius, Ahok si Kristen ajukan Gugatan Cerai?

Jadi sebagai Pengikut Kristus, orang Kristen dilarang bercerai. Mengucapkan kata "cerai" saja, buat beberapa aliran Kristen dilarang keras. Istilahnya, haram jadah mengucapkan kata "cerai", apalagi mengajukan gugatan cerai.

Nah, faktanya Ahok mengajukan gugatan cerai dan hak asuh anak, pada 5 Januari 2018 ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Seperti yang dikutip dari berbagai media, Gugatan Cerai itu diajukan langsung oleh Kantor Pengacara Fifi Lety yang adalah adik kandung Ahok.

Jadi itu bukan hoax.

Konfirmasi yang bisa dipercaya

Kebetulan ada pendeta yang saya tahu, cukup dekat dengan Pak Ahok bisa saya japri tentang gugatan cerai itu.

Saya berharap berita cerai itu hoax, 1000% hoax.

Eh ternyata malah Pak Pendeta ini katakan begini : (yang putih, respon Pak Pendeta)

m5TqkFg.jpg
m5TqkFg.jpg
OMG, ternyata 100% benar adanya berita gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara oleh pengacara terkemuka, yang adalah adik kandung Ahok, Fifi Lety Tjahaja Purnama.

Pertanyaannya, mengapa Ahok yang kelihatan anteng-anteng saja di dalam penjara, sampai hati menggugat cerai dan hak asuh anak?

lCfqEz0.jpg
lCfqEz0.jpg
Tersentak membaca respon Pak Pendeta, saya yang sudah ngantuk berat akhirnya buyar ngantuknya, karena merasa kaget, sedih, tak percaya, dan merasa kalah kenapa Pak Ahok harus ditimpa masalah baru lagi.

Tanpa mikir sudah jam berapa, saya menjapri manteman yang punya akses lebih dekat ke Pak Ahok.

Dan ada satu teman saya yang akhirnya berani buka suara, begini

Z4BxTLp.jpg
Z4BxTLp.jpg


Analisis Bolehkah Perceraian dalam Iman Kristen

Tentu saja, akhirnya sebagai pengikut Kristus, persoalan Gugat Cerai Ahok ini jadi guncangan juga. Harusnya jangan gugat gugat dulu, saling memaafkan, saling berkomunikasi yang lebih intens, dsb, dstnya.

Apalagi banyak hamba Tuhan yang tidak setuju dengan perceraian.

Mereka berpikir cerai dalam perkawinan adalah dosa besar yang tidak bisa diampuni lagi. Hanya maut kematian yang boleh menceraikan manusia.

Bahkan ada aliran Kristen yang berani ngomong, kalau ada yang nekad bercerai, maka kamu pasti masuk neraka.

Ayat yang menjadi landasan adalah Matius 19:5

(5) Dan firman- Nya: "Sebab itu laki- laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan Isteri nya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

(6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. "

Juga dalam Markus 10:8-9 yang isinya juga sama.

Namun, mari kita coba lebih realistis, Ahok juga manusia, Vero juga manusia, sehingga sebagai sesama manusia, kita coba baca Firman Tuhan dengan lebih komprehensif.

Coba baca Perikop Matius 19 dan Markus 10 secara keseluruhan.

Ternyata : Tuhan Yesus juga mengijinkan perceraian.

Matius 19: 9 karena zinah boleh menceraikan

Markus 10:11-12 masih ada kemungkinan cerai.

Jadi cerai bagi orang Kristen masih dimungkinkan, tapi tidaklah semudah itu.

Buat orang Kristen, pemikiran sampai pada harus menggugat cerai, pasti tidak mudah. Biasanya mereka sudah mencoba berkali-kali berkomunikasi dengan pasangan. Biasanya mereka sudah konsultasi dengan keluarga bahkan para hamba Tuhan.

Perlu ditegaskan buat Pengikut Kristus (bukan sekadar orang Kristen), keputusan bercerai berat, dan kalau boleh saya katakan, cerai dalam Kristen tidak semudah mengatakan, talak pada ajaran tertentu.

Apalagi Pengikut Kristus memiliki dogma bahwa Tuhan adalah Sang Maha Tahu, Tuhan tahu apa motivasi anda bercerai. Karena kekudusan atau karena nafsu semata.

Tulisan tersebut saya kutip dari sini.

Peringatan buat Ahoker dan Ahok Haters

Kembali ke kabar Gugatan Cerai Ahok, sekadar saran buat para Ahoker, please tetap injak tanah, down to earth, Ahok manusia, Vero juga manusia.

Ucapan bijak teman saya, penulis Seword, ada benarnya.

"mungkin kita banyak mendoakan Ahok sampai lupa mendoakan Vero"

Sementara untuk para peserta Baca Alkitab bersama Pak Ahok (Gerakan BAPA) ingat, bagian kita mendoakan Pak Ahok dan keluarganya, termasuk Bu Vero dan ketiga anak mereka. Namun jika memang Tuhan ijinkan perceraian, maka iman kita harus teguh, bahwa Rencana Tuhan jauh lebih sempurna dari rencana manusia, termasuk rencana Pak Ahok dan juga Bu Vero. So keep fighting, karena hidup ini adalah perlombaan untuk memperoleh Mahkota Kehidupan bagi Pak Ahok, bagi bu Vero, bagi Anda semua, dan bagi saya juga. (1 Korintus 9 : 24-27)

Saran buat Pembenci Ahok

Sementara Buat pembenci Ahok, Ahok haters, silakan menghakimi Ahok, kalau anda sudah benar hidupnya.

Apakah Istri (istri) dan anak-anak Anda sudah merasa damai sejahtera? Jangan jangan cuma Anda yang merasa, sementara istri (istri) dan anak-anak anda sesungguhnya hidup tersiksa, tetapi nggak berani ungkapkan.

So, apa yang bisa anda lakukan untuk mengejek Ahok?

Silakan hakimi pembuat dosa jika Anda sendiri memang tidak pernah berdosa.

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8 : 7, kisah Tuhan Yesus saat dipaksa orang munafik menghukum perempuan pelacur --sementara orang munafik itu ternyata konsumen si pelacur hmmm)

Buat yang berminat baca lengkap Pemikiran Yesus Krsitus silakan baca di sini.

Jadi buat para pembenci Ahok.

Kalau ente ternyata masih punya dosa, dan ups, masih doyan bikin dosa, please, jangan nambahin akun dosa ente.

Malu dong sama diri sendiri, belum beres, hidup ente masih berantakan tapi berani menghujat orang lain.

Apalagi kalau ente sendiri masih doyan bikin dosa, mulai dari soal korupsi waktu kerja kantor, korupsi pakai fasilitas kantor untuk urusan pribadi, korupsi pakai wifi kantor untuk chatting mantan pacar, atau yang lebih parah, anda korupsi uang kantor, masih patgulipat bikin proyek fiktif, masih suka mark-up apa saja supaya ada uang lebih. Atau anda masih doyan disuap, bahkan jadi yang menyuap demi dapat proyek?

Atau dosa secara pribadi, ente masih suka berbicara kotor, masih doyan bikin hoax, masih suka fitnah orang lain --dalam konteks ini, fitnah Pak Ahok.

Atau dalam berhubungan dengan manusia lain, ente sudah punya istri (istri) tapi masih suka melirik wanita lain.

Ente masih doyan ke tempat prostitusi, atau punya simpenan perempuan. Masih suka chatting cabul, minta gambar porno, ah, kenapa jadi inget seseorang yang kabur ke Arab ya?

Nah kalau ternyata kelakukan kita masih begitu juga, mengutip khotbah Pendeta saya, kalau kelakuan lu begitu, jangankan Tuhan, setan aja jijik sama elu. "Setan bilang, gw aja setan, nggak sebejat elu" hmmm

So, mari kita doakan agar Ahok dan Vero bisa menyelesaikan masalahnya. Kita doakan anak-anak mereka kuat dan sabar menghadapi begitu banyak pukulan hidup. Kita doakan kita semua bisa belajar dan mendapat hikmah dari peristiwa ini.

Saya pribadi cuma bisa mengatakan, agar siapapun, apalagi para haters Ahok hati-hati ente kuwalat, jika masih mencoba-coba mengail di air keruh.

#Gusti ora sare

catatan : postingan ini juga dimuat di beberapa website lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun