Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi "Penyebab" Finalis "Smart Hackathon" Kelaparan

3 Desember 2017   19:41 Diperbarui: 3 Desember 2017   19:52 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Smart Hackathon 2017

Sebelum cerita mengapa Presiden Jokowi menjadi "penyebab" puluhan finalis  Smart Hackathon kelaparan, ijinkan saya jelaskan tentang Smart Hackathon 2017, boleh ya.

Smart Hackathon 2017

Smart Hackathon adalah ajang kompetisi teknologi yang digagas Asosiasi Pendidik Homeschooling Indonesia APHI PGRI. 

APHI yang baru dibentuk PGRI pada Oktober 2017 berupaya menggairahkan siswa homeschooling komunitas dan para pendidik --yang selama ini terkesan dibiarkan pemerintah. 

Sedangkan Smart Hackathondigelar APHI PGRIuntuk membuat para pendidik semakin akrab dengan teknologi sehingga mampu menambah semangat belajar coding dan teknologi bagi siswanya yang masih  SMP, SMA, serta Homeschooling level SMP dan SMA tingkat nasional.

Yang membuat Smart Hackathon  berbeda dari ajang hackathon yang biasa (= hacker marathon) adalah kriteria peserta.  Jika hackathon berisi programmer satu kampus atau programmer satu kantor, maka kali ini pesertanya adalah paduan dua siswa dan satu guru / pendidik.  

Tema Smart Hackathon tahun 2017 adalah Website Sekolah Jaman Now. Setelah ikut Smart Hackathon, diharapkan peserta bisa memperbaiki website sekolah masing-masing. Jadi hasilnya bermanfaat bagi sekolah maupun orang yang mengakses website tersebut.

Smart Hackathon untuk siswa usia SMP dan SMA kali ini digelar selama 14 jam non-stop,  pukul 7 pagi sampai 21 malam. Acara berlangsung di Aula Kominfo Jl Medan Merdeka Barat 9 Jakarta Pusat. Acara Smart Hackathon berlangsung tenang dan tertib dengan dukungan Rudiantara, Menteri Kominfo,  dengan menyediakan konsumsi sederhana. Coding Smart School menjadi sponsor utamadengan hadiah beasiswa lebih dari Rp 105 juta bagi seluruh pemenang.  Tokopedia menjadi platinum sponsorshipdan  BPJS ketenagakerjaan menjadi gold sponsorship. Sementara PB PGRI, Asosiasi Guru TIK PGRI, Direktorat SMK Kemdikbud RI, Kantor Staf Presiden, dan Kementerian Kominfo menjadi community partner.  

Hackathon Ngapain Aja?

Buat yang belum tahu,  sepanjang 14 jam ber-hackathon artinya setiap peserta bekerja terus untuk memperbaiki websitenya. Perbaikan mulai dari tata bahasa, penulisan yang tidak akurat, atau  dari segi materi coding, konten, tampilan, dan ide-ide bagus sehingga website tersebut menjadi lebih menarik dan tambah asyik diakses. Pokoke, bisa menjadi website sekolah jaman now untuk kids dan pendidik jaman now. hahaha.   

Satu hal lagi yang berbeda, Smart Hackathon 2017 menghadirkan Dua Presentasi Pembuatan Website Jaman Now.  

Para mentor Coding Smart School menampilkan  presentasi agar website semua peserta menjadi lebih bagus.  Donny Riyantodan Jevon Christian dibantu Ivanadalah mentor sekaligus praktisi.Donny adalah  R&D di Drone4 Asia,  Jevon dan Ivan adalah Chief Technology Officer dan VP di Worknplay.com. 

Website Sekolah Jaman Now

Walaupun Smart Hackathon baru pertama kali digelar  tetapi ternyata sudah bergema ke seluruh Indonesia.  

Ada dua tim dari Pontianak Kalimantan Barat dan satu tim dari Jawa Tengah. Mengapa hal itu pantas diapresiasi, karena mereka hadir dengan biaya transportasi dan akomodasi sendiri. Sementara kabarnya,  beberapa tim Sekolah PGRI di Surabaya dan Malang terhalang karena tak ada transport dan akomodasi.

Dan yang membanggakan adalah hasil akhir hackathon  bertajuk Website Sekolah Jaman Now.   Semua website final bagus-bagus, bahkan lebih bagus dari website sekolah yang biasanya diorder Kepala Sekolah pada Tim profesional bayaran.  

"Terus terang saya sendiri terkejut dengan kemampuan para peserta Smart Hackathon 2017 yang terdiri dari siswa SMP, SMK, SMA, Homeschooling SMA dan SMP.  Kemampuan mereka bercoding patut diacungkan jempol karena terbukti bisa membuat codingan sendiri yang menghasilkan tampilan website yang informatif, cepat diakses, dan sangat bermanfaat," ungkap Ketua APHI PGRI.

Setelah lebih dari 14 jam ber-hackathon, semua codingan , tampilan, harus dipresentasikan peserta dengan baik di hadapan para juri. Juri pada Smart Hackathon 2017 adalah  Donny Riyantodan Jevon Christiandari Coding Smart School, Yesaya Normandari Yesindo Bisnis Computindo, Software Housedan juri APHI PGRI.  Pengumuman pemenang baru dilaksanakan esok, saat Puncak Perayaan HUT PGRI yang dihadiri Presiden.

Mengapa Presiden Jokowi Membuat Finalis Smart Hackathon Kelaparan ?

Sebelum menjawab itu, perlu juga diungkapkan latar belakangnya kisahnya, supaya tidak salah ngerti. 

Jumat 1 Desember 2017, peserta ber-hackathon 14 jam. Sudah pasti badan  lelah seharian, tetapi esok pagi harus hadir saat Perayaan Puncak HUT PGRI.  Acara yang dihadiri Presiden Jokowi berlangsung di stadion Patriot Bekasi.

Berdasarkan skedul panitia, Presiden hadir pukul 09.30 WIB. Acara Pengumuman Pemenang  Smart Hackathon dijadwalkan sekitar pukul 08.45. Sesuai arahan panitia, peserta Smart Hackathon standby  pukul  07.30.  Semua hadirin yang masuk ke dalam Stadion Patriot harus diperiksa Paspampres. Semua hadirin dilarang membawa masuk makanan dan minuman. Sementara  hari itu, para penjual makanan baru ada sekitar 1 km di luar gedung. 

Jadi kesimpulannya,  urusan cari sarapan di hari itu susah banget. Dan jangan lupa, ada 38 ribu guru yang hadir.

Kisah di balik Kedatangan Presiden Jokowi

Karena segitu ribetnya mencari sarapan, maka peserta Smart Hackathon sepakat menahan lapar sampai Pengumuman Pemenang sekitar pukul 08.45. Dan sepakat kembali ke dalam gedung paling lambat  09.15, karena Presiden dan rombongan diperkirakan hadir puku 09.30.

Eh busyet, ternyata baru pukul 8.25 acara dihentikan  untuk memberi kesempatan Paspamres menyisir stadion, karena pukul 08.45, Presiden dan rombongan tiba di dalam Stadion. 

 

Sebagian finalis Smart Hackathon, tetap semangat ikut HUT PGRI 72, walau perut keroncongan
Sebagian finalis Smart Hackathon, tetap semangat ikut HUT PGRI 72, walau perut keroncongan
Akibatnya semua acara lain di Protokol Istana, termasuk skedul Pengumuman Smart Hackathon harus ditunda sampai acara Protokoler Istana selesai, sampai Presiden pulang. 

Hah? Jadi gimana?

Begitulah,  kenyataannya, Pengumuman Pemenang Smart Hackathonyang dijadwalkan pukul 08.45 molor dua jam menjadi pukul 10.45 (!!!)

Jadi "gara-gara" Pak Jokowi datang "tidak tepat waktu", lebih cepat 30 menit dari jadwal, bikin kelabakan, paling tidak membuat para finalis Smart Hackathon kelaparan.  Entah bagaimana ceritanya  dengan perut dari 38.000 guru yang hadir juga.

Bukan cuma itu. Pak Jokowi juga membuat rancangan acara HUT PGRI berantakan. 

Harusnya semua hadirin duduk tertib sampai acara selesai.  Ternyata karena ada  agenda Pak Jokowi untuk  salaman langsung ke tempat duduk  di Tribun 1 dan 2,   membuat hadirin  bubar jalan demi mengejar bersalaman dengan Jokowi. Sementara acara di panggung jadi berantakan.  

Ini dia Pemenang Smart Hackathon 2017

Walaupun acara Puncak Perayaan HUT PGRI sempat kacau balau, tetapi Puji Tuhan acara Pengumuman dan Penyerahan Hadiah Pemenang Smart Hackathon APHI PGRI 2017 berjalan meriah. 

Sesaat setelah acara berjoget Maumere yang bisa menghadirkan kembali sebagian peserta untuk berjoget bersama di depan panggung, barulah giliran acara Pengumuman Pemenang Smart Hackathon berlangsung. 

Ketua APHI PGRI menyerahkan dummycheck kepada tiga tim terbaik, yakni 

  1. MercySmart Homeschooling Jakarta
  2. SMAK Immanuel Pontianak Kalimantan Barat 
  3. SMK Negeri 2 Klaten Jawa Tengah 

Sementara COO Tokopedia Leontinus Alpha Edison yang setia hadir dari pukul 7.30 menyerahkan piala setinggi 2 meter  kepada pemenang utama.

Pemenang Smart Hackathon 2017 setelah menerima hadiah dari Ketua APHI PGRI dan COO Tokopedia
Pemenang Smart Hackathon 2017 setelah menerima hadiah dari Ketua APHI PGRI dan COO Tokopedia
 

Walaupun harus kelaparan 5 jam  "Gara-gara Pak Jokowi"  akhirnya semua Finalis Smart Hackathon bisa menikmati konsumsi bersama-sama ditraktir Ketua Panitia Smart Hackathon sekitar pukul 12 siang.

Sampai bertemu di Smart Hackathon 2018

Berdasarkan unek-unek di atas, kami berharap, semoga Protokoler Istana  bisa lebih tertib waktu.

Selain itu, harapan kami,  di masa mendatang, Presiden Jokowi berkenan menyerahkan Piala Smart Hackathon langsung kepada pemenang. 

Kami yakin, Pak Jokowi  berkenan  menyerahkan penghargaan kepada anak-anak muda Indonesia, siswa dan guru yang berprestasi, termasuk siswa dan guru yang menjadi pemenang Smart Hackathon.

Sementara Panitia HUT PGRI ternyata mengatur kalau Presiden hanya boleh menyampaikan penghargaan untuk gubernur, walikota, bupati --yang katanya rajin memberi perhatian pada PGRI. 

Hmmmmm.

Tulisan ini juga diposting oleh penulis di  platform jurnalisme warga lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun