Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Politik "Teh Pahit" untuk Anies Sandi dari Presiden Jokowi

26 Oktober 2017   00:58 Diperbarui: 26 Oktober 2017   01:10 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hanya teh, tanpa snacks?  Ya, ternyata begitulah reportase Kompas.com tentang pertemuan Presiden RI dengan DKI 1 dan 2  pada Rabu  25/10 sekitar pukul 10-an pagi di Istana.

Walah kok bisa cuma teh. tanpa snacks, apalagi jamuan makan siang?  Padahal yang jadi tamu itu "Gaberner" dan wakil "Gaberner" dari Ibukota Republik Indonesia loh.  Mosok cuma teh ??? Itu berita hoax ? Ah, ini tulisan Kompas.com, harusnya akurat ya.

http://nasional.kompas.com/read/2017/10/25/13320911/tak-ada-makan-siang-dan-snack-jokowi-hanya-sajikan-teh-untuk-anies-sandi

Karena  menyangkut urusan konsumsi di Istana Presiden, maka mau tak mau, saya jadi membandingkan dengan pengalaman pribadi saya dan para kompasianer yang sempat diundang Pak Jokowi ke istana tahun 2015 lalu.

Saat itu, undangan untuk para blogger  berjudul bertemu Presiden dan makan siang di Istana. 

Tiba-tiba saya jadi terbayang  sate ayam, sayur lodeh, dan karedok di meja makan Istana yang sederhana tapi nikmat. Teringat saya dan beberapa teman beruntung bisa mengobrol santai dengan Jokowi sambil mengambil lauk yang terhidang di meja makan istana.  Apalagi selesai makan siang yang mengenyangkan itu, semua Kompasianer malah bisa ngobrol dan foto-foto dengan mantan Gubernur Jakarta.

Pesan Politik " Teh Pahit"

Jadi kembali ke urusan teh. Apa maksudnya nih, saat pertemuan resmi siang tadi, "Gaberner" dan wakilnya kok cuma dihidangkan teh. Catat ya, hanya teh tanpa snacks apalagi suguhan makan siang.

Ternyata usut punya usut, Gaberner dan wakilnya datang bersama keluarga. Mungkin, mumpung diundang ke istana, ya mari lah kemari seluruh keluarga, istri dan semua anak Anies dan Sandi diboyong ke istana.  

Jadi  sementara "Gaberner" dan wakil berdiskusi formal dengan Presiden, anak istrinya nunggu di ruangan lain. Kabarnya Wakil Presiden Indonesia dan istri juga sengaja hadir di Istana.  Menurut pengalaman saya yang beberapa kali diundang ke istana, Protokol istana jaman Jokowi nggak pelit. Jadi kemungkinan  istri dan anak-anak itu dijamu konsumsi yang enak-enak. Wong pengalaman kami sebagai  blogger Kompasianer saja dijamu  makan siang, apalagi untuk keluarga pejabat negara. 

Sandy yang Diet

Ketika ditanya para wartawan, selagi pertemuan dengan Presiden disuguhin apa?  Sandi Uno mengaku mereka cuma disuguhi teh, tanpa snacks. 

Tapi buat Sandy yang lagi diet, katanya justru pas banget. 

Hadeeuh ngeles aja nih Sandi. Kalau diet itu minum air putih, bukan teh pahit apalagi teh  teh manis.

Tak ayal netizenpun sibuk menerka, politik nge-teh sajaadalah sindiran halus Presiden Jokowi untuk kehadiran Anies dan Sandi Uno. 

Hm, kira-kira apa ya kamsud eh maksudnya Tuan Rumah, Bapak Presiden hanya menghidangkan teh thok, teh saja, tanpa teman-temannya yakni  kue atau camilan alias snack?

Netizen ada yang berkomentar, halus banget politik Pakde Jokowi. Cukup dihidangkan teh, jadi cepat diminum, cepat selesai, dan sang tamu bisa cepat pulang. Tamu yang tidak kita sukai, lebih cepat pulang lebih bagus. hahahaha.

Ada juga yang berkomentar,  ngapain sihAnies Sandi mesti berduaan terus kemana-mana. Harusnya bagi tugas saja, satu yang ketemu Presiden, satu lagi kerja, jaga Balai Kota. Kalau ada rakyat yang mengadu, bisa ditanggapi dengan cepat. Percaya deh, takyat itu kalau ditemui, apalagi disuguhi Teh saja sudah senang banget kok. Nggak perlu repot-repot disodorin Rumah dengan DP 0% dulu.  Hihihi.

Itu mungkin pesan politik halus dari Presiden. Jangan lama-lama ente keluyuran, cepat kembali kerja kerja kerja. 

Layani warga yang mau mengadu ke Balai Kota. Jangan malah disuruh mengadu ke Kelurahan. 

Ijinkan Warga Jakarta Mengadu ke Balai Kota

Halo Anies Sandi, sebelum melarang rakyat mengadu ke Balai Kota,  tolong pikirkan  dulu mengapa rakyat sampai mengadu ke Gubernur dan Wakil Gubernur yang dia pilih.  

Jangan-jangan karena  rakyat tidak dapat jawaban pasti dari Kelurahan.  Jangan-jangan karena rakyat merasa di ping-pong oleh aparat Pemda DKI, makanya mereka sampai rela korbankan waktu, tenaga, uang untuk sampai ke Balai Kota, demi mendapat jawaban yang pasti dari Pengambil Keputusan. Dan kalau konsep pengaduan warga saja tidak bisa dimengerti, bahaya nih  nasib rakyat DKI Jakarta. Siap siap terima kenyataan paling pahit, kalau Gaberner nya kerjanya Ga-be-ner.

Anies yang Ramah 

Sebaliknya, rakyat Jakarta jangan sewot dulu. Kasih kesempatan untuk membiasakan diri mereka jadi pelayan rakyat. Kalau soal raut wajah dan bahasa tubuh Anies yang tidak setulus Pak Ahok, itu mungkin karena memang wataknya berbeda.  

Asal tahu saja ya. menurut teman-teman alumni UGM dan pegawai Kemdikbud, Anies itu sangat ramah loh. 

Siapa yang bilang Anies tidak ramah?  

Sepanjang beberapa kali bersua dengan Anies saat jadi Mendikbud,   Anies itu sangat ramah  kepada para tamu yang adalah  orang terhormat dan kaya raya. Nggak salah kan, kalau bisa ramah pada orang-orang kaya nan terhormat itu. 

Jadi siapa bilang Anies tidak ramah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun