Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Politik "Teh Pahit" untuk Anies Sandi dari Presiden Jokowi

26 Oktober 2017   00:58 Diperbarui: 26 Oktober 2017   01:10 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hadeeuh ngeles aja nih Sandi. Kalau diet itu minum air putih, bukan teh pahit apalagi teh  teh manis.

Tak ayal netizenpun sibuk menerka, politik nge-teh sajaadalah sindiran halus Presiden Jokowi untuk kehadiran Anies dan Sandi Uno. 

Hm, kira-kira apa ya kamsud eh maksudnya Tuan Rumah, Bapak Presiden hanya menghidangkan teh thok, teh saja, tanpa teman-temannya yakni  kue atau camilan alias snack?

Netizen ada yang berkomentar, halus banget politik Pakde Jokowi. Cukup dihidangkan teh, jadi cepat diminum, cepat selesai, dan sang tamu bisa cepat pulang. Tamu yang tidak kita sukai, lebih cepat pulang lebih bagus. hahahaha.

Ada juga yang berkomentar,  ngapain sihAnies Sandi mesti berduaan terus kemana-mana. Harusnya bagi tugas saja, satu yang ketemu Presiden, satu lagi kerja, jaga Balai Kota. Kalau ada rakyat yang mengadu, bisa ditanggapi dengan cepat. Percaya deh, takyat itu kalau ditemui, apalagi disuguhi Teh saja sudah senang banget kok. Nggak perlu repot-repot disodorin Rumah dengan DP 0% dulu.  Hihihi.

Itu mungkin pesan politik halus dari Presiden. Jangan lama-lama ente keluyuran, cepat kembali kerja kerja kerja. 

Layani warga yang mau mengadu ke Balai Kota. Jangan malah disuruh mengadu ke Kelurahan. 

Ijinkan Warga Jakarta Mengadu ke Balai Kota

Halo Anies Sandi, sebelum melarang rakyat mengadu ke Balai Kota,  tolong pikirkan  dulu mengapa rakyat sampai mengadu ke Gubernur dan Wakil Gubernur yang dia pilih.  

Jangan-jangan karena  rakyat tidak dapat jawaban pasti dari Kelurahan.  Jangan-jangan karena rakyat merasa di ping-pong oleh aparat Pemda DKI, makanya mereka sampai rela korbankan waktu, tenaga, uang untuk sampai ke Balai Kota, demi mendapat jawaban yang pasti dari Pengambil Keputusan. Dan kalau konsep pengaduan warga saja tidak bisa dimengerti, bahaya nih  nasib rakyat DKI Jakarta. Siap siap terima kenyataan paling pahit, kalau Gaberner nya kerjanya Ga-be-ner.

Anies yang Ramah 

Sebaliknya, rakyat Jakarta jangan sewot dulu. Kasih kesempatan untuk membiasakan diri mereka jadi pelayan rakyat. Kalau soal raut wajah dan bahasa tubuh Anies yang tidak setulus Pak Ahok, itu mungkin karena memang wataknya berbeda.  

Asal tahu saja ya. menurut teman-teman alumni UGM dan pegawai Kemdikbud, Anies itu sangat ramah loh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun