Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Empat Jam Menyenangkan di Acara "Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta"

2 April 2017   23:55 Diperbarui: 4 April 2017   15:19 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asli loh, empat jam di Hari Minggu malam ini saya menikmati kegembiraan menjadi undangan Kompasiana untuk acara Rosi di Kompas TV.  

  • Kegembiraan pertama adalah reuni hangat dengan beberapa Kompasianer yang sudah lama tak bertemu.
  • Kegembiraan kedua menikmati makan malam yang lezat dan hangat, saat di luar hujan deras menerpa Djakarta Theater
  • Kegembiraan ketiga, dan the best is menjadi bagian lagnsung acara Ahok dan Djarot diwawancara Rosiana Silalahi.

Acara awalnya adalah Debat antara Paslon 2 dan Paslon 3. Oleh karena itu, hampir setiap undangan datang untuk siap mendengar debat yang panas. Satu jam sebelum masuk studio, sambil menyantap lontong Medan, saya bersama Kompasianer lainnya, terutama Rahab Ganendra mencoba menganalisis apa yang bakal jadi materi debat.

Namun, ketika masuk studio Djakarta Theater di Jl Thamrin,  sekitar pukul 18.30, para undangan dibriefing Timothy Marbun, penyiar Kompas TV. Bahwa undangan dilarang ini itu, dilarang memakai atribut pendukung paslon, dilarang tepuk tangan tanpa aturan, dilarang mengeluarkan suara-suara. 

Namun sesaat kemudian, ketika Timothy mengumumkan bahwa Paslon 3 tidak hadir, sekitar 300an undangan serentak ber uuuuuuuuuuuh. 

Beberapa undangan ternyata sangat berharap Paslon 3 terutama Anies berani hadir di "kandang macan" Kompas TV.  

Beberapa first voters  yakni siswa SMA dan mahasiswa mengaku malah berpikir bersikap open-mind terhadap Anies, jika pada hari ini bisa memberikan keyakinan pada mereka.  "Hmmm, kalau sudah begini, say goodbye pada Anies-Sandy. Apapun alasan tim kampanye, kami mah sederhana saja berpikir, kalau sudah janji hadir, ya penuhi. Apalagi, denger-denger acara Rosi sampai beberapa kali ditunda karena menyesuaikan waktunya Paslon 3 terutama jadwal Anies."

Sudah Ditunda Berhari-hari demi Anies

Tentang acara Rosi yang ditunda beberapa kali demi Anies, bukan katanya katanya. Karena badge undangan saya  tercetak tanggal 29 Maret 2017. Dan badge undangan tetangga kursi saya, tercetak 30 Maret 2017. Dan ternyata acara berlangsung 2 April 2017.  Jadi bukan omong kosong kalau sudah segitunya Kompas TV bersabar menunggu Anies Baswedan.

Terlepas tidak hadirnya Paslon 3, padahal kabarnya sudah "diijinkan penuh" Prabowo Subianto, buat saya tidak masalah. Justru karena Paslon 3 tidak hadir, maka undangan yang hadir di Rosi mendapat "durian runtuh" menikmati secara langsung Ahok-Djarot dan juga Vero-Happy. Bebas tepuk tangan, bebas tertawa, bebas bergembira ria, nggak tegang-tegang deh.

Setelah dua jam asli wawancara Rosi, tepat pk 21 acara bubar di Kompas TV. Tapi, tidak di tempat acara, di Djakarta Theater.  Bisa saya katakan, semua undangan tidak ada yang langsung pulang. Mereka semua menyerbu ke panggung dan bersaing berebut foto dengan Bintan Acara, Ahok, Djarot, Vero, dan Happy. Asli sampai pukul 22 ruangan masih penuh sesak untuk berfoto ria. Dan saat itu, dengan mata kepala sendiri, Pak Ahok dan Pak Djarot,  Bu Vero dan Bu Happy, siap melayani foto tanpa ada kesan terpaksa sedikitpun.

Ini bukt fotoi, selesai acara pukul 22an undangan masih penuh di Djakarta Theater.  

rosi-2-58e12a276ea8347a058b4568.jpeg
rosi-2-58e12a276ea8347a058b4568.jpeg
Jadi begitulah 4 jam yang menyenangkan di Hari Minggu malam ini, 2 April 2017. 

Terima kasih Kompasiana dan Kompas TV yang sudah menghadirkan 4 jam yang seru, menyenangkan hati, dan mencerahkan jiwa. 

Dan deep in my heart, saya dan rasanya, para undangan sudah menetapkan, siapa yang layak menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. 

  • Memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang cerdas dengan program yang nyata untuk melayani warga kaya, dan terutama untuk warga miskin. 
  • Memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang jujuri. Bukan cuma janji menjelang Pilkada, tetapi ternyata berbelas tahun lalu sudah dibuktikan bahwa mereka memang mampu menjaga diri dari begitu banyak godaan.
  • Memilih Gubernur dan Wakil Gubernur dengan track-record yang terpercaya, dan tidak pernah dipecat atau menipu urusan tanah
  • Memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang mencintai dan dicintai istri dan keluarganya
  • Memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang empati, perduli pada rakyat, terutama rakyat miskin. Sekalipun mereka bukan orang "Super Kaya" tetapi punya program yang sudah dibuktikan membantu kaum miskin urban Jakarta.

Masih mikir untuk pilih Paslon yang lain?  


Kredit foto : Kiti Kirana (kompasianer juga)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun