Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kotak Hitam Sylviana Murni

19 November 2016   08:58 Diperbarui: 12 Januari 2017   21:24 12937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Promosi Tim Kemenangan Cagub dan Cawagub Agus-Sylvi membuat kepo. Apa iya, segitu “bersih” nya, segitu “hebring” seorang Sylviana Murni alias SM?

Berita terakhir, 11 November 2016, SM bertegang urat karena dilarang Petugas Bawaslu berkampanye di area rumah ibadah. Kejadian berlangsung di pengajian ibu-ibu di Kelapa Gading.  SM  juga sempat mengeluarkan pernyataan, ia marah yang santun.  Komentar itu langsung mengingatkan aku pada si Sanusi, anggota DPRD yang santun tetapi korupsi (dan sudah jadi pesakitan KPK).

Selanjutnya diberitakan  bahwa SM terbukti juga  memanfaatkan posisinya sebagai Ketua Kwarda Pramuka untuk memobilisasi massa, yakni anak-anak Pramukasaat Car Free Day 2 Oktober 2016


Sementara beberapa hari sebelumnya, saat kampanye ke Pasar Poncol Jakarta, SM yang sudah mengundurkan diri sebagai pejabat Pemprov DKI, secara ekspresif di depan wartawan, langsung menelepon Kadis Tata Air dan Kadis Kebersihan untuk membereskan Pasar Poncol.  SM “memerintahkan” Kadis Kebersihan membuat bak sampah dan  Kadis Tata Air mengeruk saluran air.  

Caption foto yang saya peroleh dari sosmed berbunyi : Kelewat batas, SM menyuruh Pejabat Pemprov. Seolah Dia Gubernur.

 Kabarnya kejadian itu juga membuat marah  PLT Gubernur DKI Soni Sumarsono. 

 

 

Karier Mulus SM 

Jejak karier istri pengusaha bernama Gde Sardjana dimulai dari Staf Penatar BP-7 DKI 1985-1987. Staf Biro Pembinaan Mental (Bintal) DKI 1987-1989. Kepala Sub Bagian Pendidikan Luar Sekolah Biro Bintal DKI 1989-1991. Kepala Sub Bagian Seni Budaya Biro Bintal DKI 1991-1995. Kepala Bagian Kebudayaan Biro Bintal DKI 1995-1997.   Kepala Biro Bina Sosial DKI 1999-2001. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (DKCS) DKI 2001-2004. Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI 2004-2008. Di masa  Gubernur Fauzi Bowo,  SM dipilih menjadi Walikota Jakarta Pusat 2008-2012.

Cuti PNS demi menjadi Anggota  DPRD DKI Jakarta

SM juga pernah cuti dari PNS DKI dan menjadi politisi. Dia menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Golkar periode 1997-1999. Setelah ada peraturan pemerintah (PP) yang mengharuskan PNS tidak memihak atau netral dari partai politik, SM kembali memilih menjadi PNS DKI dan melepas jabatan anggota legislatifnya.

Pada masa Gubernur Jokowi, SM "cuma" dijadikan  asisten Sekda bidang Pemerintahan DKI Jakarta. Lalu jadi ban serep  (Plt) Wali Kota Jakarta Barat karena Burhanuddin jadi Caleg 2014.  Setelah itu, kembali SM menjadi  Plt Kepala Satpol PP DKI Jakarta menggantikan Effendi Anas yang pensiun. Jabatannya itu hanya berlangsung selama satu tahun, sampai akhirnya Jokowi melantik Kukuh Hadi Santoso sebagai Kepala Satpol PP DKI Jakarta.

SM juga berambisi menjadi Sekda Pemprov DKI Jakarta.  Saat itu ada 9 calon menggantikan Fadjar Panjaitan yang mengundurkan diri tahun 2013. Namun, harapan SM kandas setelah ia dilantik menjadi Deputi Gubernur bidang Budaya dan Pariwisata DKI Jakarta. Posisi Sekda DKI Jakarta hingga kini diduduki oleh Saefullah.

Kotak Hitam yang menunggu klarifikasi Bu SM 

1. Menjadi Kepala Sekolah  

Rupanya sebelum menjadi PNS, SM  pernah menjadi Kepala Sekolah. Pada saat itulah terungkap bahwa SM “memang beda”. 

Akun Facebook Iqbal xxxxx dan Margareth xxxxx  (yang masih bisa diakses sampai sekarang) mengungkapkan salah satu aibnya.

2, SM arogan?  

Akun Facebook Iqbal xxxxx dan Margareth xxxxx  (yang masih bisa diakses sampai sekarang) mengungkapkan juga 

 

3, Karya  tulis ilmiah nya dipertanyakan?

SM yang pernah menjadi None Jakarta ini sekarang bergelar Prof. Dr dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Jakarta . Sarjana Hukum dari  Universitas Jayabaya, Jakarta ini melanjut  S-2 di Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia dan S-3 di Universitas Negeri Jakarta. Bahkan kabarnya ia menjadi dosen di 6 universitas di seputaran Jakarta. Namun, coba googling karya tulisnya, kok nggak muncul ya? 

4. Pandai berpura-pura?

5.  Provokator Kasus Tanah?

Jauh sebelum hingar bingar Kampanye Gubenur 2016 ini,  sepak terjang SM dalam urusan "proyek tanah Jakarta"  pernah mencuat lewat kasus kampus FH UKI versus kasus kampus YAI di daerah Jl Diponegoro Jakarta Pusat.

Tabloid Reformata edisi 30 Juni 2009 mengungkapkan peran Sylviana Murni --sebagai Walikota Jakarta Pusat—yang menjadi provokator dalam kasus kampus YAI dan UKI Fakultas Hukum di Jl Diponegoro no 82 – 86 Jakarta Pusat.

Selengkapnya ada dalam Klipping berikut ini :

 

Kucing Garong Jangan Diberi Kesempatan

Jadi warga Jakarta, silakan pikir-pikir dengan sosok Sylviana Murni. 

Dia sudah berurat berakar menjadi pejabat PemProv DKI Jakarta. Walaupun kita tidak boleh  mengatakan bahwa mayoritas pejabat Pemprov DKI terlibat korupsi, tetapi hampir semua Kepala Dinas jaman Foke, dipecat Gubernur Ahok karena terbukti korupsi.  Mungkin juga loh,  seorang  SM tidak pernah korupsi. Bahwa  selama menjadi pejabat, bu Hajah SM adalah pejabat bersih yang suci dan murni, seperti namanya ....    

Namun dari realita dan fakta betapa banyaknya korupsi  pejabat Pemprov DKI, bukan tanpa alasan kalau kita mengendus  SM akan lebih berpeluang besar memainkan APBD DKI Jakarta bersama DPRD termasuk si  Haji Lulung.  Apalagi kalau skenario Cikeas jalan,  Agus akan didongkrak jadi RI 1 dan SM akan jadi DKI 1. Makin leluasa Pejabat Pemprov DKI berdansa korupsi dengan DPRD DKI, seperti puluhan tahun terjadi terutama di jaman Foke dan Sutiyoso.

Atau saya coba berprasangka baik, SM tidak akan korupsi sepeserpun. Namun, saya kok ragu kalau SM sanggup, KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI (ingat loh, itu semboyan Partai Demokrat yang dukung SM jadi calon Wagub DKI heheheh).  Kenyataan selama ini Orang (partai) Demokrat membuktikan,  KATAKAN TIDAK, PADAHAL KORUPSI.

Duh amit-amit, jangan sampai Tuhan ijinkan. Persekongkolan jahat dan kong kali kong Pejabat Pemprov dengan oknum DPRD untuk mengkorupsi  APBD seperti jaman Foke dan sebelumnya terulang lagi. Dan kita sebagai warga Jakarta hanya cuma bisa meratap, mengapa memiih pemimpin yang salah. Terpesona dengan kampanye penuh janji sorga

Makanya,  kalau sudah tahu langit mendung awan hitam, peringatan petir dimana-mana, maka hujan akan segera turun. Kalau sudah tahu, oknum calon pemimpin adalah berpotensi menjadi bagian dari korupsi berjamaah APBD, peringatan sudah diungkapkan,  maka jangan diberi kepercayaan lagi. JANGAN !!! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun