Ribuan penulis blog, termasuk Anda dan saya --tanpa dibayar-- rajin membaca bahkan --menyediakan waktu dan tenaga ekstra untuk-- membuat tulisan mengomentari Ahok. Positif atau negatif tulisan dan komentar, hasil akhirnya adalah Ahok.
Buktinya, kalau kalau disensus dan dibuat survey, sudah milyaran posting sosial media yang menyebut Ahok. Sudah berapa milyar lembar media cetak yang memberitakan Ahok. Dan sudah berapa ratus juta mulut yang pernah menyebut nama Ahok.
Ruarrr Biasa
WALAU SERIBU REBAH DI SISIKUKAU TETAPLAH ALLAH PENOLONGKU
WALAU SEPULUH RIBU REBAH DI KANANKU TAK KAN KU GOYAH S'BAB TUHAN (be) SERTAKU
Jika orang biasa, manusia medioker, hampir semua ketakutan untuk mati, Ahok malah berkali-kali berani menyebut siap mati. Dan sebagai manusia normal, Ahok sudah mempersiapkan asuransi bagi istri dan ketiga anaknya.
Mengapa Ahok berani mati ?
Karena Ahok sejak kecil sudah mengenal konsep Hidup Keselamatan, Jaminan hidup sesudah mati. Ada jaminan Keselamatan dari Yesus Kristus, satu-satunya manusia yang menjadi Firman dari Allah sendiri. Ahok sejak kecil adalah guru Sekolah Minggu, yakni guru yang mengajarkan anak-anak untuk mengenal Firman Tuhan.
Bahkan berdasarkan kesaksian sang adik Ahok, yang saya dengar langsung, dari awalnya Ahok menolak mentah-mentah dipilih menjadi pejabat negara baik di kampungnya apalagi di Jakarta, apalagi konteks nasional Indonesia.
Ngapain, hidup Ahok sudah nyaman berkecukupan. Warisan orangtuanya yang punya tambang timah dan hampir setiap hari menolong orang miskin sampai pejabat yang silih berganti datang meminta berbagai bantuan. Mulai dari minta duit sampai minta “dijaga” supaya tidak “dikerjain” pejabat saingannya.
Namun mo bilang apa, suratan tangan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta, etalase Indonesia. Mau bilang apa, Ahok membangun Jakarta, yang tadinya remang-remang dalam mengelola uang rakyat lewat APBD, menjadi terang benderang.
Mo bilang apa, Ahok membuat pelayan masyarakat benar-benar disadarkan kodratnya untuk melayani masyarakat. Bukan seperti jaman Foke sampai jaman Ali Sadikin, dimana pegawai kelurahan malah memeras rakyat. Pegawai Dinas Pemda DKI Jakarta jadi tamu agung yang ditunggu rakyat untuk mengurus berbagai perijinan. Sejak Ahok semua kejahatan para pegawai ngeri (negeri) itu berhenti.
Ahok mengembalikan ke porsi yang seharusnya, sehingga para pelayan masyarakat (baca pegawai Pemda) yang dibayar uang rakyat melayani rakyat.
Ahok kafir dan (katanya) penista agama ternyata ...
- Ahok yang kafir itu sudah membangun Masjid Fatahillah di Balai Kota. Digagas era Jokowi, dikerjakan dan selesai di era Gubernur Ahok. Total dana Rp 18,8 miliar. Setelah selama puluhan tahun dan belasan gubernur Jakarta yang muslim, Balai Kota tidak memiliki masjid.
- Ahok yang didakwa penista Alquran sudah membangun Masjid Raya Jakarta dengan luas bangunan Masjid Agung 2 hektar di atas tanah 17,8 hektar dengan biaya Rp 170 miliar di Daan Mogot, Jakarta Barat yang segera selesai. Setelah selama puluhan tahun dan belasan gubernur Jakarta yang Muslim memimpin, ternyata kota Jakarta tidak memiliki Masjid Raya.
- Ahok yang didakwa penista agama Islam, total sudah membangun ratusan mesjid di seluruh Jakarta, termasuk rumah susun tempat warga Jakarta yang dipindahkan dari daerah bantaran sungai Jakarta.
- Ahok yang tukang marah-marah itu, sudah memberangkatkan 30, 40, 50 bahkan 100 mabot (penjaga mesjid) Umroh. Setelah bertahun-tahun Gubernur Jakarta yang muslim tidak pernah memikirkan para mabot.
- Ahok yang kafir dan terkutuk itu, telah membongkar mafia makam. Mafia beromzet trilyunan rupiah karena berbisnis orang mati itu, telah berpuluh tahun terjalin rapi dari Kepala Dinas Pemakaman sampai tukang rumput makam.
- Ahok yang katanya tukang pemutarbalikkan fakta, ternyata sanggup menertibkan kelompok preman "berjenggot dan berkostum daster arab". Akhirnya warga Jakarta tahu, kalau selama ini oknum FPI sudah kenyang dana dari hasil preman kepada para pengusaha hiburan dan minuman.
- Ahok yang kafir itu telah membongkar kedok dan topeng MUI yang selama ini ditutup-tutupi. MUI cuma LSM, yang kelimpahan duit karena "menjual" berbagai fatwah termasuk fatwah halal untuk ribuan tempat makan di seluruh Jakarta.
- Dan masih banyak lagi. Silakan hati nurani kita (kalau masih punya) mencari tahu dan meng-iya-kan bahwa Ahok memang pejuang Jakarta. Bahwa Jakarta sangat membutuhkan Ahok untuk membereskan semua hal salah dan sesat, yang terjadi sejak tahun 1970an.
Lebih dari 40 ribu orang siap Merayakan Hari Ahok
- Teruntuk 41 ribu orang dari luar Jakarta yang malam ini kabarnya sudah numplek di Jakarta untuk merayakan HARI AHOK besok 4 November, selamat mengumbar aspirasi dan emosi untuk turun ke jalan.
- Untuk teman-teman saya yang ikut demo, lelaki maupun perempuan, yang ibu-ibu pengajian sampai anggota DPR RI yang terhormat silakan menyalurkan aspirasi, tetapi renungkan dulu tuh wejangan KH Maimun Zubair, supaya jangan sampai yang anda lakukan menjadi bumerang bagi anda sendiri.
- Untuk 500 polisi bersorban dan ratusan polwan berjilbab yang sudah siap mengawal demo Merayakan Hari Ahok, selamat bertugas. Semoga bisa mencokok provokator dan bila perlu tembak mati di tempat, daripada cuma bikin provokasi yang memanas-manaskan jutaan rakyat Indonesia.
- Untuk sahabat sahabat saya yang rasional dan menghidupi Pancasila, selamat, Anda layak menjadi warga negara NKRI. Selamat karena Anda berhasil menjalankan perintah Agama dengan damai dan bertanggungjawab.
Akhirnya, selamat Merayakan Hari Ahok dengan damai.
referensi : kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H