Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

200 Lulusan SMP Terbaik se-Jakarta Galau dan Ini Solusinya (Bagian 2)

21 Juli 2016   06:55 Diperbarui: 21 Juli 2016   08:18 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penasaran.  Bagaimana sih profile 200 lulusan UN SMP Terbaik se-Jakarta? Apakah generasi muda Indonesia itu mengikuti perkembangan teknologi?  Ataukah mereka masih "terjebak" dengan cuma  fokus pada pelajaran kurikulum saja dan tidak tertarik menguasai teknologi?  Ataukah mereka sesungguhnya menyimpan cita-cita seperti kebanyakan anak pintar di seluruh dunia,   menjadi programer  bahkan mampu membuat startup sendiri? Intinya, apakah para siswa cerdas ini layak menjadi harapan Indonesia untuk mencetak 1000 technopreneur Indonesia sebelum tahun 2020? 

Pertanyaan semacam  Itu yang membuat Coding Smart School dan Kementerian Komunikasi dan Informatika  rela bekerja keras untuk mengundang siswa yang didampingi orangtuanya dalam acara Inspirational Talk. Acara yang digelar di auditorium Kominfo, Selasa 19 Juli 2016 memberi inspirasi dan pencerahan juga dari para praktisi IT, baik dari pemerintahan yakni Jakarta Smart City maupun dari perusahaan swasta seperti Matahari Mall, Crackerz, Tokopedia, CepatSembuh dan lain-lain. 

Dan setelah menyimak paparan Inspirational Talk dari Pak Rudiantara,  Menteri Komunikasi dan Informati serta  para praktisi dunia startup dan e-commerce secara langsung, , ternyata para orangtua dan siswa cerdas ini mengaku galau !!! (Baca postingan 200 Lulusan SMP Terbaik se-Jakarta Galau !!! (bagian 1)

screen-shot-2016-07-20-at-7-52-56-am-579005c5f39673cc038b4569.png
screen-shot-2016-07-20-at-7-52-56-am-579005c5f39673cc038b4569.png

Galau, antara SMA top dan Coding Smart School

Para siswa cerdas ini bingung, memilih antara melepas SMA (biasa) dan masuk Coding Smart School. Selain siswa yang bingung, para orangtua juga bingung, karena mereka baru mendapat pencerahan bahwa Coding Smart School memberikan peluang bagus dalam  mempersiapkan masa depan di bidang IT sejak SMA, nggak perlu nunggu kuliah dulu. Kalaupun setelah tamat SMA Coding Smart School, mereka mau melanjutkan ke Universitas maka secara logika, kemampuan siswa lulusan Coding Smart School sudah jauh lebih mapan dibanding lulus SMA biasa-biasa saja.  

Bahkan secara bergurau, para hadirin menngatakan,  bisa jadi malah  lulusan Coding Smart School langsung bisa jadi dosen di Universitas, karena sudah lebih banyak pengalaman praktisi dan biasa mandiri mencari informasi, dibanding para dosen yang biasanya cuma tau teori dan malas update informasi IT. hahaha.

Selain urusan kemandirian,  ada beberapa point yang makin memperjelas perbedaan antara SMA biasa dan Coding Smart School

SMA Biasa

  1. Biaya pendidikan mahal 
  2. Jarang memiliki Net-working dengan para stake holder
  3. 15 pelajaran (7 pelajaran kurikulum wajib Kemdikbud + 8 pelajaran lainnya)
  4. Diajar oleh guru biasa, bukan praktisi, apalagi ahli di bidangnya
  5. Pk 06.30 - Pk 15.30 = 9 jam setiap hari = 45 jam seminggu
  6. Kondisi kelas dan sekolah standar dengan bangku dan kursi menghadap papan tulis
  7. Lulus SMA, tidak punya keterampilan yang "layak dijual" dan belum sanggup mandiri secara keuangan
  8. Tidak mendapat peluang magang dari ilmu yang dipelajari selama 3 tahun
  9. Peluang besar melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dalam dan luar negeri 

Coding Smart School

  1. Biaya pendidikan  didukung beasiswa dari Menkoinfo dan Coding Smart School
  2. Networking yang luas dan menjangkau banyak pihak sebagai stake holder bidang IT dan e-comerce 
  3. Fokus mempelajari teori dan praktek Coding Computer 
  4. Diajar para praktisi, para programmer terkemuka Indonesia saat ini, para CTO dan CEO perusahaan e-commerce besar
  5. Karena standar SMA, maka siswa juga belajar  7 pelajaran wajib Kurikulum Kemdikbud  (Matematika, B Inggris, B Indonesia, Biologi, Kimia, Fisika, PKN)
  6. Ke-7 pelajaran itu diberikan dengan sistem modul dan dibimbing para Mentor MercySmart Homeschooling yang berpengalaman sejak tahun 2004.
  7. Jam belajar fleksibel, pukul 4 jam sehari Senin sampai Jumat  atau hanya sabtu dan minggu @ 10 jam. Total 1 minggu = 20 jam belajar tapi efektif
  8. Kondisi kelas yang modern, dan nyaman untuk belajar. Ada ruangan belajar standar dan ada ruangan belajar dengan santai.
  9. Semester 5 dan 6, siap magang kerja (dan dibayar)  sebagai programmer  di perusahaan e-commerce besar
  10. Lulus Coding Smart School secara nyata langsung mandiri secara keuangan karena sudah memiliki pengalaman kerja (lihat point 9)
  11. Peluang melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dalam dan luar negeri
  12. Peluang bisa kuliah sambil kerja sebagai programmer andalan 
  13. Peluang bisa kuliah sambil buka usaha sendiri di bidang IT


Solusi Galau

Setelah mendengar isi hati para orangtua dan anak-anak pintar  selama acara yang berlangsung sekitar 6 jam, maka solusi yang sampai saat ini muncul adalah inovasi Coding Smart School weekend. Maksudnya?

  • Senin sampai Jumat, siswa mendapat modul Coding Smart School dan mempelajari sendiri di rumah masing-masing
  • Namun jika siswa ini ingin mempelajari di Coding Smart School, bisa langsung datang dari Senin sampai Jumat ke kelas-kelas Coding Smart School yang ada di Kuningan, Kelapa Gading, dan Tanjung Priok
  • Sabtu dan Minggu, adalah waktunya tatap muka langsung dengan para mentor bidang Homeschooling dan mentor bidang Coding
  • Siswa Coding Smart School tetap bisa sekolah formal SMA biasa.  Itu adalah hal yang positif.  Apalagi di Indonesia, tidak ada larangan siswa belajar di 2 lembaga pendidikan, tidak ada larangan untuk bisa kuliah di 2 tempat, 3 tempat, sekaligus. Jadi selama siswa sanggup, mengapa tidak? 
  • Sabtu dan Minggu menjadi hari sibuk siswa Coding Smart School karena mereka akan meng-oprek komputernya, gadgetnya, untuk mempelajari segala hal tentang perangkat hardware dan softwarenya. 

Hal ini menjadi solusi sehingga siswa cerdas ini bisa menjadi generasi muda Indonesia yang dipersiapkan menjadi programmer andal, dengan cara inovatif yakni inovasi Coding Smart School. 

Jadi Programmer Andal sejak SMA, kenapa tidak?

Menkoinfo Rudantara, yang baru bisa hadir untuk menutup acara, menegaskan bahwa Indonesia sudah "kecolongan" karena kekurangan programmer komputer. Walaupun startup IT (perusahaan di bidang pembuatan program komputer, e-commerce, dsb) tumbuh subur karena pangsa pasar yang sangat besar di Indonesia, tetapi di balik itu yang mengerjakan justru bukan orang Indonesia. Oleh karena itu, bersama Coding Smart School, Kominfo bahu membahu mempersiapkan anak Indonesia yang baru usia 15 tahun menjadi programmer komputer yang andal.

"Coba perhatikan di perusahaan startup Indonesia, banyak sekali programmer India, karena orang Indonesia yang punya keahlian masih sangat sedikit, kita masih butuh ratusan bahkan ribuan programmer andal setiap tahun," kata Menkoinfo Rudiantara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun