Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Begini Rasanya Makan Bareng "KPK"

22 Juni 2016   23:37 Diperbarui: 22 Juni 2016   23:40 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Icip-icip makanan Festival Kuliner Ngabuburit La Piazza bisa jadi memberi sensasi itimewa. Berbagai makanan dan minuman yang mungkin di hari-hari biasa, agak sulit kita jumpai di kawasan Kelapa Gading, bisa kita cicipi dari tanggal 10 – 24 Juni 2016. Sebentar lagi loh, buruan deh datang dan nikmati suasana ngabuburit bersama ratusan pengunjung lainnya.

Kebetulan kami bertiga, saya, Christie Kirana, dan Andre Christoga datang sudah agak telat. Agak beribet cari parkir di La Piazza, dan akhirnya harus muter-muter dulu. Dan ini pertama kali kami gabung di Kelompok Penggila Kuliner (KPK) Kompasianer, jadi belum terlalu familier dengan wajah-wajah “Kompasianer Doyan Makan” haha.

Kami sempat bingung nyari teman-teman KPK (Kelompok Penggila Kuliner) Kompasianer di tengah-tengah ratusan pengunjung Festival Kuliner ini. Dari WA grup KPK ini diinfo kalau mejanya deket panggung utama. Kami ke sana kok kayaknya bukan ya, nggak seheboh bayangan saya haha.

Untungnya langsung ngeliat Om Harahap yang berbadan tinggi besar dan berambut keperakan. “Tuh di situ teman-teman KPK pada ngumpul.” Dan untungnya (lagi) kami datang sebelum Om Rahab Ganendra memberi komando untuk foto bersama. Jadi kami berfoto ria dulu baru menikmati pesanan makanan.

Ayo kita foto dulu ... dan langsung geng KPK menjembrengkan spanduk kebanggaan. Setelah foto berkali-kali, akhirnya beres, dan saya kembali ke urusan icipi-icip.

Bakso Raja, Rumah Sate, Nasi Goreng Mafia

Kita semeja bertiga, dengan selera yang berbeda-beda semuanya gembira. Yang doyan pedas, berjuang menghabiskan lontong sayur dengan sambelnya. Yang tergoda dengan harumnya panggangan sate bisa memanjakan lidah dengan menghabiskan sepuluh sate ayam gemuk bumbu kacang. Yang terpancing antrean panjang untuk mendapatkan semangkok bakso ukuran jumbo, di sini juga ada.

Setelah masing-masing menghabiskan setengah porsi makanan pilihan, mulailah acara icip-icip. Saya yang memesan bakso jumbo tergoda untuk mencicipi nasi goreng mafia super pedas yang dipesan Christie. Wow, maknyus nih. Ketika mau cicip lagi , Christie langsung melotot, “ Jangan diabisin nasi gorengnya, pesen lagi aja sono,” hehehe.

Langsung saya pindah ke piring sate ayam Andre yang masih ada 6 tusuk sate. “Andre, bagi satu ya, sate ayamnya, “ Andre yang memang tidak banyak makan, langsung menyodorkan satu tusuk sate. “Lumayan gemuk nih sate-satenya, kalau dibandingkan sate langganan di rumah. Tapi kalau dihitung sama saja ya, satu porsi sate di rumah Rp 15 ribu. Di Festival Kuliner La Piazza Rp 30 ribu.” Buat saya racikan bumbu kacang sate lumayan lezat, nggak terlalu manis dan nggak terlalu pedas.

Untuk minuman, kami bertiga sepakat membeli paket Teh Botol Sosro yang satu plastik isi 3 botol dan boleh pilih rasanya. Lumayan dengan Rp 15.000, rasa haus dan seret karena menyantap makanan bersantan dan makanan berkuah kacang bisa segera diatasi.

kpk-576abe64159373f409246894.png
kpk-576abe64159373f409246894.png
Kami dapat semeja, dengan selera yang berbeda-beda semuanya gembira. Yang doyan pedas, berjuang menghabiskan nasi goreng rempah mafia. Yang tergoda dengan harumnya panggangan sate bisa memanjakan lidah dengan menghabiskan sepuluh sate ayam gemuk bumbu kacang. Yang terpancing antrean panjang untuk mendapatkan semangkok bakso ukuran jumbo, di sini juga ada. 

Setelah masing-masing menghabiskan setengah porsi makanan pilihan, mulailah acara icip-icip. Saya yang memesan bakso jumbo tergoda untuk mencicipi lontong sayur super pedas yang dipesan Christie. Wow, maknyus nih kuah lontong sayur yang dilengkapi dengan peyek udang lezat. Ketika mau cicip lagi lontong sayurnya, Christie langsung melotot, “ Jangan diabisin lontong sayurnya, pesen lagi aja sono,” hehehe.

Langsung saya pindah ke piring sate ayam Andre yang masih ada 6 tusuk sate. “Andre, bagi satu ya, sate ayamnya, “ Andre yang memang tidak banyak makan, langsung menyodorkan satu tusuk sate. “Lumayan gemuk nih sate-satenya, kalau dibandingkan sate langganan di rumah. Tapi kalau dihitung sama saja ya, satu porsi sate di rumah Rp 15 ribu. Di Festival Kuliner La Piazza Rp 30 ribu.” Buat saya racikan bumbu kacang sate lumayan lezat, nggak terlalu manis dan nggak terlalu pedas.

Untuk minuman, kami bertiga sepakat membeli paket Teh Botol Sosro yang satu plastik isi 3 botol dan boleh pilih rasanya. Lumayan dengan Rp 15.000, rasa haus dan seret karena menyantap makanan bersantan dan makanan berkuah kacang bisa segera diatasi.

Makanan Timur Tengah

Sementara kami menghabiskan makanan dan minuman, beberapa teman anggota KPK malah sibuk memfoto makanan yang masih utuh, hm bikin ngiler aja yak. Bisa jadi itu yang disebut lapar mata, padahal perut sudah kenyang.  hadeeeeh. Kalau nggak ingat nasehat dokter untuk jaga kolesterol, mungkin saya udah kepincut pesen makanan ala Timur Tengah, yang justru jadi incaran di festival kuliner ini.  Beberapa teman yang kreatif memfoto makanan sekaligus outletnya. Sementara saya yang sudah terpincut dengan es krim ala Turki harus puas dengan memfoto outletnya saja.  hmmm.

Proses foto foto makanan ternyata seru juga, tapi lebih seru proses saling mencicipi makanan satu sama lain, dan gong-nya adalah menghabiskan makanan pilihan pribadi.  Selama ngumpul dan makan , tentu saja gelak dan canda anggota KPK tidak pernah usai selama  Ngabuburit di La Piazza 2016.

Begini rasanya makan bareng KPK.  Seru, dan kepingin lagi deh...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun