"Tolong datang tepat waktu ya, nanti pukul 11.11 - 11.16  Mr Satya Nadella akan mendatangi meja Tim Ibu" begitu bunyi sms dari Microsoft  Jumat  pagi  26 Mei 2016.  Memang seminggu sebelumnya, Tim Microsoft sudah bolak balik membriefing saya dan tiga anggota tim Mercysmart Homeschooling. Â
Sebelum para pembaca bingung, perlu kami informasikan kalau kami adalah satu di antara 40 tim developer programmer yang lolos seleksi Hackathon Microsoft Tempo, Hackathon media pertama di Indonesia yang kabarnya mendapat lebih dari 500 kiriman ide aplikasi.Â
Awalnya kami agak kaget karena CEO Microsoft Satya Nadella ingin ngobrol dengan kami. Owala, kenapa ? Rasanya tim kami biasa-biasa aja dibanding 39 tim lainnya.  Buat kami, bisa  lolos seleksi dan jadi 40 besar saja,  adalah anugerah mengingat kompetisi super sengit. Â
Maklum, sebagaimana Hackathon lainnya, para developer yang lolos mayoritas  pemuda mapan yang sudah lulus S1 atau S2 bahkan S3 bidang teknologi dari perguruan tinggi terkenal di Indonesia bahkan luar negeri.Â
Sementara tim MercySmart ada Adjie yang baru lulus Sarjana bidang biologi (bukan IT loh), Christie (17) mahasiswa Sastra Inggri dan Andre (12) serta saya, ibu rumah tangga. Boleh dikatakan, tim kami paling jauh dari ilmu IT. Â Oya, Â Christie, dan Andre adalah Kompasianer juga.Â
Bos Microsoft minta ngobrol dengan Tim MercySmart
Karena itulah ketika dapat kabar Om Satya cuma sempat ngobrol dengan Tim kami, saya malah panik karena nggak sempet update tentang microsoft. Sementara Andre dan Christie cuma nyengir melihat kepanikan saya. "Tenang aja, mama. Kayaknya Mr Nadella pengen ngobrol sebentar aja dengan anak Indonesia. Dia baru tahu kalau ada anak 12 tahun dan 17 tahun yang bisa lolos HackathoÂ
Show must go on
Ternyata Kompetisi Hackathon merupakan satu dari tiga acara yang digelar sekaligus oleh Microsoft di hotel Ritz Carlton Pasific Place SCBD Jakarta kemarin.Â
Pengunjung penuh sepenuh-penuhnya di ballroom dan lobi hotel mewah prestisius itu. Menurut panitia ada seribu orang yang hadir, termasuk 40 tim seleksi = 150 orang peserta Lomba Hacker Marathon (Hackathon) yang ruangannya terpisah, di sebelah ruang seminar.Â
Jika di ruang seminar terdengar riuh rendah dengan  tepuk tangan berkali-kali, maka peserta di ruangan Hackathon sepi walaupun tersedia dua screen raksasa yang menyajikan acara dari ruang seminar. Ratusan peserta Hackathon sibuk menyiapkan aplikasi sekaligus mendandani  presentasi final untuk memenangkan hadiah $175.000 (dalam bentuk Technopreneurship Microsoft).Â
Lalu tiba waktunya. Sejam sebelum kedatangan Satya Nadella, kami kembali lagi dibrief orang Microsoft bahkan sampai diatur kursinya. Oh, ternyata Andre dan Christie yang ingin ditemui Big Boss Microsoft itu. Sementara saya cuma jadi pelengkap penggembira. hmmm.Â
Satu menit menjelang, pintu ruang dibuka, panitia sudah repot, dan yap, masuklah sosok tinggi 180 cm, atletis, berwajah India, Satya Nadella yang langsung menghampiri meja kami. Sementara 4 atau 5 petinggi Microsoft berdiri sekitar 2 meter dari meja kami. Dan ratusan pasang mata tim peserta Hackathon Microsoft Tempo lainnya melirik kamiÂ
"Hai how are you"Â sapa Satya sambil mengulurkan tangan ke Andre, lalu Christie, Adjie dan saya.Â
Langsung ia menyapa Andre, How old are you? Ow rupanya dia masih nggak yakin kalau di antara 40 tim yang terdiri 100 orang developer terselip anak kecil.Â
"I am 12 Sir, how about you, how old are you? Â balas Andre sambil nyengir. Satya terbahak mendengar banyolan Andre. Â
Lalu Satya meminta Andre menjelaskan aplikasi yang dikerjakan Tim MercySmart d/a Coding Smart School  berjudul Calon Gubernur.  Andre dan Christie sibuk menerangkan aplikasi  Gubern-AR dan Go-VR-nor yang merupakan aplikasi multi media berbasis teknologi Augmented Realty dan Visual Realty yang bisa memberikan pengalaman lebih menyenangkan, lebih lengkap, lebih real bagi audiens media massa maupun sosial media. Saat ini audiens tidak cukup dengan teks, foto, atau video yang sudah dikenal bertahun-tahun dalam penyajian informasi.Â
Dan senyum Satya bertambah  lebar, karena kami menggunakan teknologi Microsoft Azzure, Microsoft One Drive, dan  VR Code Creator dan lain-lain. Namun ketika kami tawarkan pakai alat VR, Satya sambil nyengir ngomong, It is fine. Â
Mungkin karena nggak kerasa 5 menit sudah berlalu, sementara dia sudah ditunggu di ruang seminar, termasuk ditunggu oleh Menkoinfo Rudiantara dan Kepala Badang Ekonomi Kreatif  BEKRAF Triawan Munaf serta ratusan  orang  untuk Pidato Utama. Â
Â
Selama ngobrol dengan Big Boss Microsoft, dua fotografer profesional , satu videografer, dan puluhan fotografer dadakan,  tak henti-henti men-shoot moment itu, Namun Christie yang jagoan selfie, tetap minta berfoto selfie dengan Om Satya.  Â
Rupanya foto selfie itu malah jadi viral selama Hackathon. Bahkan sekitar satu jam kemudian,  tim Satya Nadella dari Amrik dan Tim  Microsoft Indonesia tergopoh-gopoh minta di follow di twitter. Mereka juga  minta foto selfie kami berempat + Saya Nadella yang sempat saya posting di Twitter @DevFest. Â
Kabarnya, justru Satya Nadella suka banget dengan foto selfie kami berlima dan minta dikirim langsung ke email pribadinya. Wow 5 amazing minutes with Big Boss Microsoft. Â
Semoga Christie dan Andre serta jutaan anak Indonesia yang punya minat dan bakat IT bisa lebih "bersuara" di tingkat internasional. Siapa tahu anak Indonesia yang akan memimpin perusahaan teknologi tingkat dunia.Â
Tim Underdog Jadi Juara Â
Bukankah itu yang diteriakkan dan diminta Presiden Jokowi termasuk saat makan siang dengan 100 Kompasianer setahun lalu. Â
Bahwa di tahun 2020 Indonesia harus bisa  menghasilkan ribuan digitalpreneur muda; dan seyogyanya, sejak 2016 setiap tahun Indonesia bisa "mencetak" 200 digitalpreneur di bawah usia 20 tahun. Â
#Colek Menkoinfo RudiantaraÂ
#Colek Mendikbud Anies BaswedanÂ
#Colek Pimpinan BEKRAF Triawan MunafÂ
Oya, sebelum lupa, atas ijin Tuhan, Tim MercySmart d/a Coding Smart School menjadi pemenang kategori multi media di Hackathon Microsoft Tempo.
Tuhan sudah membuka pintu untuk mewujudkan mimpi saya, mengantar anak-anak menjadi developer dan bisa meulai  startup sebagai bekal hidup. Karenanya, saya juga membuka pintu dan hati saya untuk anak-anak lain yang baru lulus SMP untuk bergabung ke Coding Smart School, yang adalah sekolah dan inkubator berfokus mencetak developer mulai usia 15 tahun. Jadi nggak perlu nunggu kuliah dulu atau sarjana dulu untuk bisa menguasai  coding dan bahasa pemograman computer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H