Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Buat Warga Jakarta, Termasuk Para Tukang Fitnah, Ada Hadiah dari Gubernur Ahok

24 April 2016   06:39 Diperbarui: 24 April 2016   09:42 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="terobosan jadi programmer untuk anak SMA"][/caption]

Terlepas dari banyaknya fitnah pada Gubernur Ahok pada kasus reklamasi Jakarta, kasus Sumber Waras,  dan lain-lain yang bikin miris, beberapa waktu lalu,  saya sudah rapi-rapi memenuhi undangan Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang mengurusi Kartu Jakarta Pintar. KJP.

Sudah sekitar tiga tahun KJP bergulir dan saya merasa tidak perlu tahu, alias  tidak pernah terlibat, karena lembaga pendidikan saya, MercySmart Homeschooling sejauh ini memiliki murid yang "tidak layak KJP" maksudnya orangtua mereka mampu membayar karena punya penghasilan yang mencukupi.

Namun tahun ajaran 2016/2017 lembaga MercySmart Homeschooling terpanggil untuk membuka Paket C Vocasional. Maksudnya menerima siswa usia sekolah, minimal lulusan SMP untuk belajar setara SMA dengan keterampilan khusus. Nah, Paket C Vocasional yang akan dibuka tahun ajaran depan adalah Paket C yang fokus mendidik siswa setara SMA untuk jadi programmer computer andal, jago, dan siap kerja.

Buat yang punya anak doyan utak atik gadget, komputer, jago nge-games, ayo arahkan anakmu menjadi programmer komputer yang bisa membuat berbagai games, aplikasi, dan website mobile friendly. Silakan mampir ke codingsmartschool.github.io

 

Duit KJP Paket C vs KJP SMK beda Rp 5 juta setahun !!!

 

Untuk mewujudkan hal itu, tim Coding Smart School  sudah roadshow ke beberapa SMP negeri di pinggiran Jakarta bersama para programmer cilik (silakan klik https://www.youtube.com/watch?v=W3HrqpT12Ag). demi share bahwa untuk jadi programmer, tidak harus kuliah kok. Bermodal rajin dan tekun belajar di Coding Smart School, dijamin bisa bikin program dan aplikasi keren.

Kami turun gunung dan mencari tahu kondisi SMP pinggiran Jakarta, ke SMP Negeri yang standar nilai UN lumayan bagus. Masalahnya murid di sana mayoritas dari keluarga miskin, dan mereka sangat membutuhkan dana pendidikan. Dana pendidikan untuk warga Jakarta yang miskin (tidak mampu) dikenal dengan program Kartu Jakarta Pintar.

Jadi singkat cerita, saya ingin tahu bagaimana prosedur KJP untuk Paket C Vocasional ini. Berapa sih yang didapat para pemegang KJP untuk Paket C Vocasional tahun ajaran 2016/2017. 

Alangkah kaget dan kecewa, ternyata Dinas Pendidikan DKI Jakarta menganggap remeh dan cenderung meminggirkan siswa yang memilih jalur Paket A, Paket B, dan Paket C untuk mentuntaskan hak belajarnya selama 12 tahun. Dana KJP untuk Paket A (setara SD) Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA) semuanya sama, cuma Rp 210 ribu perbulan.

Padahal Dana KJP untuk SMK swasta adalah Rp 730 ribu perbulan.

Kalau dibandingkan selama 12 bulan, selisih dana KJP untuk Paket C dan SMK dalam setahun = RP 5 juta !!!

Dalam forum tanya jawab dengan presenter, yakni Dinas Pendidikan DKI Jakarta, saya dan kemudian ditegaskan Penilik Sudin Pendidikan Tg Priok,  tak tahan untuk bertanya, logika apa yang dipakai. Dana KJP untuk Paket C kok sama dengan Paket B dan Paket A ? Mosok kebutuhan siswa usia 7 tahun (Paket A) disamakan dengan siswa usia 16 tahun (Paket C).

Dan seperti perkiraan saya, orang Dinas Pendidikan DKI Jakarta menjawab normatif.  "Aturan itu sesuai Peraturan Gubernur no 174 tahun 2015. Memang hanya Rp 210.000 besaran KJP untuk siswa PKBM, yakni Paket A, Paket B, Paket C. Namun itu menjadi masukan bagi kami."

Kebingungan saya, tidak terjawab tuntas juga sampai akhir seminar. Hmmm, semoga saya bisa dapat kesempatan untuk langsung menanyakan kepada Pak Gubernur Ahok 

KJP untuk warga Jakarta yang lulus Perguruan Tinggi Negeri

Walau masih mangkel dengan Kebijakan KJP program Paket A Paket B dan Paket C,  saya masih setia mendengar uraian soal Kartu Jakarta Pintar.

Oh rupanya untuk tahun 2016/2017, Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan hadiah bagi warganya yang pintar. Buat yang sedang mempersiapkan diri untuk kuliah, dengar baik, ada beasiswa dari Pemda DKI untuk kalian yang bisa tembus Perguruan Tinggi Negeri.

PTN yang mana? Yang mana saja.  Malah disarankan pakai strategi. Kalau merasa otaknya pas-pas-an, jangan melamar ke UI atau ITB. Pilih universitas yang jauh-an dari Jakarta, yang penting judulnya Perguruan Tinggi Negeri.

Buat kamu yang berhasil tembus PTN, Pemda DKI sudah menyiapkan duit Rp 18.000.000 setahun atau Rp 1,5 juta perbulan langsung ditransfer ke KJP masing-masing.

Walah enak bener. Kalau biaya kuliah perbulan Rp 500.000, berarti masih ada uang jajan RP 1 juta dari Pemda DKI Jakarta, sekalipun mungkin kalian ada di Kalimantan, di Sumatera, di Sulawesi, di Bali, di NTT, di NTB.

Enak benerkan? Itulah ide dari seorang Gubernur yang cinta pada warganya. Duit hasil Pajak Pemda DKI Jakarta diupayakan dinikmati kembali oleh warganya yang berhak.

Berapa banyak jatah yang disiapkan Pemda DKI untuk KJP mahasiswa PTN ini? Dengan suara lantang (berbeda dengan pertanyaan di awal tadi) Pak Presenter menjawab, sebanyak-banyaknya. Pak Gubernur Ahok tidak membatasi jumlahnya. Sepanjang calon penerima KJP PTN itu berhak dan memenuhi persyaratan, berapapun dana pasti tersedia.

Warga Jakarta, demi anak-anak kita, jangan salah pilih Gubernur

Ya, begitulah bukti bahwa berbeda dengan gubernur DKI Jakarta sebelum-sebelumnya (tidak termasuk Jokowi), hasil pajak Pemda DKI Jakarta jarang dikembalikan kepada rakyat secara fair. 

Bandingkan dengan  jaman Foke, jatah untuk rakyat dikemas dalam Bantuan Sosial Bansos. Masalahnya persyaratan dan siapa penerima Bansos itu sukar dilacak. Jadi bisa ditebak, semua itu cuma akal-akalan dari pejabat pengelola Bansos untuk memperkaya diri dan kelompoknya. Sementara rakyat, cuma gigit jari hmm. Untunglah ada Pak Ahok yang mampu   langsung memecat Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan membongkar korupsi berjamaah para pejabat Dinas Pendidikan yang meraja lela selama si Foke jadi gubernur.

Atau saya bayangkan jika oknum DPRD dan calon-calon gubernur DKI (tidak termasuk Ahok) yang sedang bergentayangan tebar pesona, yang mimpin Jakarta, walaaaah sudah kebayang deh, rakyat bukan cuma gigit jari, bisa gigit tangan dan kaki karena (kalau bisa) semua project dan bantuan sosial apapun namanya ditelan oleh para pejabat dan kroni-kroninya.

Jadi buat semua warga Jakarta, haters atau Teman AHOK, coba pikirkan betapa berbahaya-nya jika kita salah memilih Gubernur. Inga-inga manusia ambisius berikut ini, jangan terkecoh dengan topeng-topengnya :

  • Sanusi, santun namun korupsi,  
  • Lulung yang lupa diri, dari mana duit dia beli lamborgini. "preman" Tanabang 
  • Yusril, yang  cuma butuh 2 bulan kawinin abege, dan tega menceraikan istri pertama dengan 5 anak
  • Sandiaga Uno, yang terbukti masuk Panama Papers, kong-ka-li-kong mengakali pajak perusahaannya
  • Jarot, yang penakut cuma jadi petugas partai. Sementara kita tahu rakusnya partai menyikat dana APBN / APBD

 

Dan untuk saat ini, yang sudah terbukti dan teruji, pilihan terbaik adalah AHOK untuk mengamankan uang rakyat agar kembali pada kesejahteraan rakyat, bukan malah masuk kantong para pejabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun