Â
Apa kabar Program Jakarta Smart City? Sebagian warga Jakarta yang sudah melek teknologi mungkin mulai merasakan manfaatnya. Atas undangan Kepala Unit Jakarta Smart City (JSC) Pak Setiaji.  Tim Developer MercySmart Homeschooling hadir yakni Andre Christoga,(11 tahun) Christie Kirana (16 tahun) untuk belajar dari para developer dan startup yang sudah bekerjasama dengan JSC. Kehadiran dua bocah itu memberi sentuhan lain di antara para pegawai Pemda DKI.
Keduanya berharap bisa berfoto selfie dengan Pak Ahok, Gubernur DKI Jakarta yang ganteng dan gayung bersambut, diantar Pak Setiaji, ternyata Pak Ahok masih mengenali Andre dan Christie, yang sebelumnya bertemu di ajang Hackathon Merdeka 2.0.Â
Â
[caption caption="Siapa bilang Pak Ahok galak dan suka marah-marah? Pak Ahok itu charming kok. "]
Helikopter di RSUD Koja
Acara yang penuh sponsor menjadi lengkap dengan kehadiran Gubernur Basuki Tjahjapurnama. Terus terang, Â berkali-kali bertemu Pak Ahok, kesannya selalu sama bagi saya. Pak Ahok adalah orang yang charming, Â suka becanda, walaupun sangat tegas pada aturan dan kejujuran, serta penuh ide yang futuristik, terkadang melewati jamannya. Â
Di hadapan seratusan pegawai Pemda, mulai dari Walikota, Pimpinan dan pegawai SKPD, dan para undangan yang memenuhi Balai Kota, Ahok menyatakan,  Pemerintah DKI menyadari kalau Jakarta adalah sebuah kota besar yang mempunyai reputasi buruk karena belum  mampu melayani penghuninya dengan baik. Macet di mana-mana, susah parkir, banjir yang kerap melanda, pemadam kebakaran yang lambat datang, dan lain-lain,  membuat hidup di ibukota Indonesia  tidak nyaman. Namun dengan pemanfaatan teknologi dan berbagai program developer yang diwadahi Jakarta Smart City, satu persatu dibenahi sehingga hidup di Jakarta jadi nyaman, aman, dan lebih mudah.
Saat ini, tambah lelaki bergelar Magister Manajemen,  Jakarta sedang berproses menjadi Smart City tingkat dunia. Sarana dan prasarana sedang dibenahi satu persatu. Pemda DKI sedang memasang ribuan CCTV di berbagai titik kota untuk bisa memantau keamanan dan kesejahteraan warga. Demikian juga dengan Wifi Gratis yang akan disebar ke seluruh Jakarta. Ahok mengatakan, "Kemarin kami dibodohi urusan wifi, tetapi sekarang tidak lagi. Ke depan, wifi gratis di Jakarta pasti lebih baik."
Untuk pelayanan antrian rumah sakit, sekarang ini dalam waktu 15 menit, warga sudah dapat nomor antrian, tidak perlu antri dari pukul 3 pagi lagi. Bahkan di RSUD Koja Tanjung Priok Jakarta Utara, sudah disediakan helicopter kesehatan. Untuk warga Pulau Seribu yang sakit parah, bisa langsung diangkut dalam hitungan menit.
Target Realistis Ahok untuk Warganya
"Target saya sederhana kok, bagaimana membuat warga Jakarta, penuh otaknya, penuh hatinya, dan penuh dompetnya. Kalau tiga hal itu sudah dirasakan warga Jakarta, Â ke depan saya yakin Jakarta benar-benar menjadi Jakarta Smart City yang membawa kesejahteraan bagi warganya, dan menular ke berbagai kota dan pelosok Indonesia."
Selain itu, Ahok yang baru-baru ini diberi penghargaan sebagai Tokoh Antikorupsi menuntut semua jajaran Pemda DKI, terutama SKPD untuk cepat dan tepat melaporkan transparansi anggaran sehingga bisa diakses seluruh masyarakat.
Hal itu diperjelas oleh Kepala Diskominfo Pemda DKI Â I'i Karuni yang ikut berpidato kemarin, Â "Kami juga telah meluncurkan aplikasi resmi untuk kalangan internal Pemprov DKI, seperti Jakarta Smart City Apps dan Jakarta Smart City Portal."
Selanjutnya, Â Ahok yang berbicara tanpa teks itu menyatakan Pemda DKI membutuhkan aplikasi yang real time yang bisa memberikan info, misalnya :
- Berapa banyak lot parkir Pemda DKI yang terisi setiap hari; sehingga bisa dihitung berapa harusnya setoran parkir yang masuk ke kas pemda setiap harinya.
- Bagaimana pekerjaan truk sampah, Â sudah berapa truk sampah yang jalan dan di mana posisinya saat ini.
- Di mana saat ini mobil derek beroperasi untuk membereskan parkir liar.
- Berapa lama dan selang berapa menit Bis TransJakarta melayani antar halte,
- Berapa banyak pasien di Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemda DKI Jakarta yang dilayani hari ini dan butuh berapa lama untuk dapat pengobatan, apakah masih antrian bertumpuk? Â
- dll
Semua data harus dibisa dipantau. Jadi kalau ada masalah, gampang dilacak dan ketahuan apakah Aparat Pemda DKI Jakarta sudah bekerja baik atau masih perlu dievaluasi.Â
Di balik Jakarta Smart City
Untuk tahu tentang Jakarta Smart City, orang yang paling tepat ditanya adalah Setiaji, Sang Kepala Unit UPT Jakarta Smart City. Setiaji yang sudah 15 tahun mengabdi di Pemda DKI, menerangkan, sejak setahun lalu, pemerintah kota Jakarta meluncurkan sebuah program untuk menerapkan solusi teknologi agar masyarakat bisa lebih berpartisipasi, meningkatkan layanan masyarakat, dan transparansi serta tanggung jawab yang lebih baik dalam hal administrasi lokal.
Silakan mengklik smartcity.jakarta.go.id dan akan tampil informasi yang divisualisasikan pada sebuah peta mengenai kondisi kemacetan, cuaca, pemberitahuan bahaya, dan notifikasi lainnya tentang kondisi kota Jakarta. Menggunakan API dari Google Maps, aplikasi ini menarik data dari berbagai sumber termasuk sumber daya pihak ketiga dan pemerintahan. Aplikasi web ini sudah mempunyai integrasi API dengan aplikasi pelaporan lalu lintas Waze dan Twitter.Â
Jakarta Smart City sekarang sedang bekerjasama dengan beberapa developer lokal, termasuk mulai penjajakan dengan Tim MercySmart Homeschooling yang membuat aplikasi CEPAT SEMBUH yang memberi kemudahan warga Jakarta untuk mengakses segala informasi kesehatan dari Puskesmas sampai Rumah Sakit Umum Daerah di DKI Jakarta. Bahwa aplikasi CEPAT SEMBUH akan menjadi aplikasi smartphone bagi 155 juta anggota BPJS di seluruh Indonesia untuk mendapatkan hak berobat dan berbagai fasilitas dengan lebih mudah, lebih cepat, dan tinggal klik. Â
Lebih jauh lagi, Setiaji menyatakan, saat ini Pemda DKI Jakarta punya PR besar yakni  mempersiapkan SEA Games 2018. Diharapkan secepatnya Jakarta sudah punya aplikasi yang dapat menunjang kenyamanan dan keamanan para suporter lokal dan negara peserta SEA GAMES, termasuk kemudahan mengakses moda transportasi keliling tempat-tempat pertandingan di seluruh Jabodetabek.
Jakarta yang makin dicintai
Kembali ke acara setahun Jakarta Smart City, 15 Desember kemarin, hadir para sponsor Indosat Ooredoo, Hewlett Packard Enterprise, NetApp, dan Cisco.  (Walaupun dengan tegas, berulang kali Gubernur Ahok meminta, "Beauty Contest" bagi semua perusahaan yang ingin berpartner dengan Jakarta Smart City, sehingga tidak terbatas pada perusahaan yang sudah menjadi sponsor saja)
Sementara dari pihak developer, hadir perwakilan dari berbagai komunitas developer lokal, seperti Qlue, Ruangguru.com, qraved.com, ijakarta, jexplore, apaja.com, sisdukcapil, kwikku.com, Blogid.me, Sistask, zohib.com, Ragunan Zoo, Parkirmu, dan Gandeng Tangan. Â
Gubernur Ahok dan Kepala Unit UPT Jakarta Smart City menyatakan membuka tangan bagi semua developer lokal yang ingin berpartisipasi dalam Jakarta Smart City. Untuk itulah disediakan co-working space di lantai 3 Gedung F Pemda DKI Jakarta. Rencananya akan launching 28 Desember 2015 mendatang.Â
Menyimak berbagai presentasi dari Sponsor maupun Developer Jakarta Smart City kemarin , buat saya menumbuhkan harapan nyata, bukan mimpi kosong, bahwa Jakarta segera akan menjadi kota Cerdas sebagaimana beberapa kota dunia yang sudah lebih dulu dianggap Smart City. Â Bahwa Jakarta di bawah Kepimpinan Ahok akan berlari mengejar target, menjadikan warganya nyaman dan aman tinggal dan bekerja dengan memanfaatkan segala peluang. Kalau macet, ya memang itulah Jakarta. Tapi kalau tidak mau macet, silakan pilih moda transportasi Trans Jakarta yang akan segera dirangkai dengan berbagai moda transportasi umum MRT. Jadi tinggal kita sendiri pintar-pintar memanfaatkan berbagai peluang di Jakarta yang membuat kita happy dan makin mencintai kota Jakarta.
Macet, Gojek, Trans Jakarta, dan MRT
Sebelum lupa, Pak Ahok sempat bertanya, apa yang paling jadi masalah di Jakarta ?  Semua hadirin langsung angkat suara yang menjadi masalahnya masing-masing, Macet di jalan dan di tol, parkir liar, banjir, masalah PKL,  demo buruh, demo FPI, demo FBR, dll.  Nah ternyata yang paling banyak jadi masalah adalah urusan macet. Untuk itu, rencana Pemda DKI adalah meneruskan program MRT dan menambah bus Trans Jakarta.  "Kalau soal macet, dijamin Jakarta selalu macet, karena sudah ada 2.500.000 mobil yang wara wiri setiap hari.  Jadi kalau nggak pengen macet, ya naik moda kendaraan umum. Trans Jakarta yang bakal disupport oleh gojek dan kawan-kawan."  Maksudnya, warga Jakarta yang kebetulan rumahnya jauh dari halte Busway, silakan naik gojek, uber, grabike, dll,  sampai ke halte. Jadi nggak perlu bawa mobil pribadi dan terjebak kemacetan berjam-jam. Dan Ahok berjanji akan terus menambah jumlah bis Trans Jakarta sekaligus meningkatkan kenyamanan.   Demikian juga dengan moda transportasi MRT yang dikebut pembangunannya, moga-moga 2018 semua sudah rampung, dan warga Jakarta bisa menikmati Jakarta yang layak menjadi smart city for smart people. Jadi kalau sekarang kita "menderita" karena banyak jalan yang terganggu karena sedang ada pembangunan MRT, ya itulah risiko menjadi warga Jakarta Smart City. Toh, kalau sudah beres, kita dan anak cucu kita yang nikmati. ya toh?  Sip, ayo kita dukung realiasasi Ide Futuristik Pak Gubernur DKI Jakarta yang pekerja keras ini dengan menjadi warga Jakarta yang proaktif. Bukan seperti DPR atau DPRD DKI  yang cuma cari-cari kesalahan para pemimpin kita yang jujur dan tulus ikhlas membangun Jakarta dan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H