Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gubernur Ahok diserbu Hacker (Hackathon Merdeka 2.0)

16 November 2015   15:45 Diperbarui: 17 November 2015   02:13 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali lagi, saya harus katakan, saya kagum pada Ahok. 

Ternyata bukan cuma saya saja loh,  tetapi ratusan "hacker" peserta Grand Final Hackathon Merdeka 2.0 kemarin, juga menyatakan kagum pada Gubernur DKI Jakarta.  Bahkan yang kagum ternyata bukan cuma warga Jakarta, karena peserta Grand Final berasal dari 28 kota dari Banda Aceh sampai Jayapura dan Sidney Australia. 

Pertemuan dengan Ahok, rupanya sudah ditunggu-tunggu para Hakcer ini. Jadi begitu Ahok muncul di Gedung Multi Media Telkom Jl Kebon Sirih, otomatis para peserta buyar konsentrasi karena saling berupaya foto selfie. Padahal 95% finalis Hackathon adalah cowok-cowok berkategori geek, tetapi ternyata nge-fans banget dengan Ahok. hehe.

Ahok diserbu Hacker Indonesia

Selama sekitar 1 jam kehadiran Ahok di ajang kompetisi para "hakcer" papan atas Indonesia,  membuat jadwal acara panitia berubah, karena tak habis-habisnya peserta grand Final Hackathon 2.0 minta berselfie-ria dengan Gubernur DKI Jakarta ini.

Hackathon Merdeka 2.0 adalah ajang kompetisi para developer pembuat software komputer dari seluruh Indonesia + kota Sidney Australia. Topiknya adalah membuat aplikasi atau web yang memecahkan masalah kependudukan di Indonesia. Mulai dari masalah anak putus sekolah, masalah lapor polisi yang tidak ditindaklanjuti, masalah  KTP, masalah siskamling, masalah posyandu, BPJS,  dan sejuta masalah kependudukan yang membelit Indonesia sampai detik ini.

Mereka yang diundang ke Jakarta adalah pemenang dan finalis dari seluruh Indonesia. Konon dari 1700 tim peserta, yang bisa sampai ke Jakarta adalah 28 pemenang + 40 finalis dari seluruh Indonesia, termasuk Jayapura. 

Jadi ada 68 tim beranggota 2 - 3 orang, tumplek plek memenuhi Gedung Multi Media Telkom Jl Kebon Sirih Jakarta untuk berkompetisi lagi memperebutkan juara nasional Hackathon 2.0. Selain harus presentasi, semua peserta wajib membuka lapak untuk mempamerkan software komputer mereka yang sudah menjadi website dan applikasi yang siap digunakan untuk membantu masalah kependudukan di Indonesia.

Ahok dengan sabar mendatangi satu persatu dari 60an lapak peserta. Setiap lapak dikomentari Ahok dengan positif, dan membuat semua peserta gembira.  Dari begitu banyak orang penting, para pejabat, orang pintar yang pernah mampir melihat applikasi, ternyata menurut mas Alfian, developer Kentongan, Ahok yang paling cerdas. "Cepat sekali Ahok bisa melihat next step dari aplikasi programmer."

 

Gubernur Ahok menyalami warganya, Andre Christoga (11) Programmer Termuda di Hackathon Merdeka 2.0

Masalah Kependudukan 

Topik Kependudukan begitu banyak di Indonesia. Dan di Hackathon Merdeka 2.0 menjadi ajang pembuktian bahwa para penggiat teknologi Indonesia perduli pada masalah bangsa ini.  Sekalipun Aplikasi yang dikerjakan serius penuh coding-an ternyata oleh para "hacker" muda Indonesia ini diberi judul yang  sering mengundang senyum.

  • Kentongan, aplikasi untuk para RT agar lebih cepat melaporkan data kependudukan. Pemenang Hackathon 2.0 asal Jogja
  • Forever Alone, yakni games yang membantu mensurvey anak-anak supaya lebih jujur atau lebih terbuka.
  • Pak Erte, aplikasi membantu para RT dalam urusan administrasi kependudukan
  • CekBJPS membuat terobosan informasi data kamar kosong  di RS rujukan bagi peserta BPJS
  • Kamar 42 yang menawarkan solusi untuk keluarga yang sakit.  
  • Share to care, aplikasi untuk memotivasi warga melaporkan anak putus sekolah
  • Tim Mendoan, yang buka tempe, tetapi aplikasi pembuatan akte kelahiran
  • Tim Pempek Kerupuk, ternyata bukan aplikasi urusan makanan, melainkan membuat aplikasi pendidikan
  • Tim CIA yang bukan agen rahasia, tapi aplikasi sehubungan surat tilang
  • Tim Donat-Ketangkap, yang tidak ada urusan dengan Donat, karena mereka membuat aplikasi keamanan

Dan masih puluhan aplikasi penuh inovasi yang tampil di Grand Final Hackathon 2.0 yang sesungguhnya layak banget didukung para investor startup. (jika ada investor yang serius berminat bekerjasama dengan startup bisa hubungi ibumercy@gmail.com) 

Ahok dan MercySmart

Di lapak Tim MercySmart Homeschooling yang lolos ke Grand Final Hackathon 2.0, Ahok juga mampir.  MercySmart dengan Andre Christoga, programmer termuda, Christie Kirana, dan Mercy Sihombing kali ini membuat aplikasi CekBPJS. Dalam hitungan detik, Ahok langsung mengerti, bahkan mengajak  Tim MercySmart kerjasama dengan Program Pemda DKI di RSUD Koja Tanjung Priok.

"Kita sedang membuat aplikasi untuk rumah sakit supaya data tempat tidur inap di rumah sakit  dalam 15 menit sudah langsung diperoleh.  Nggak usah lama, cukup 15 menit, langsung bisa di-print, data  kamar  atau tempat tidur kosong bagi peserta BPJS yang membutuhkan ruang inap."  Ahok menambahkan,  kalau RSUD khususnya di RS Koja  sedang mengembangkan aplikasi info kamar kosong hanya di rumah sakit tersebut saja,  maka  pas banget jika dikombinasi dengan aplikasi CekBPJS yang membuat aplikasi untuk semua rumah sakit di Indonesia.

Wow ! Saya terkagum-kagum dengan kecepatan Ahok melihat masalah dan solusi.

Karena itu, tawaran kerjasama dari Gubernur Ahok akan mempercepat perwujudan aplikasi CekBPJS kepada masyarakat. Terus terang, pemegang BPJS sering banget mengeluh tidak kebagian kamar rumah sakit.  Itulah menjadi tujuan pembuatan applikasi CekBPJS sehingga bisa menjadi solusi info yang jujur dan akurat tentang kamar rawat inap di rumah sakit.  Jadi tidak ada lagi kesempatan bagi oknum rumah sakit yang menutup-nutupi info tempat tidur kosong.

Setelah terkagum dengan cepatnya analisis Ahok, saya terkagum juga dengan aksi berikutnya. Sekitar satu jam kemudian datang staf Ahok khusus  mendatangi lapak tempat beberapa applikasi, termasuk MercySmart yang menawarkan aplikasi CekBPJS.  

Semoga CekBPJS bisa segera diluncurkan dan bisa kerjasama dengan Pemda DKI secepatnya.  sehingga bisa jadi aplikasi yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Saat ini sudah 115 juta pemegang BPJS di seluruh Indonesia yang menunggu aplikasi CekBPJS. 

 

Tim MercySmart (T-shirt putih) Mercy, Andre, Christie peserta  Grand Final Hackathon Merdeka 2.0 Jakarta

 

Grand Final Hackathon Merdeka 2.0

Umumnya latar belakang peserta Grand Final kali ini adalah mahasiswa berbagai jurusan terutama lulusan jurusan Informatika dari seluruh Indonesia. Ada juga penggiat Lembaga Swadaya Masyarakat LSM atau malah para developer andalan yang sudah belasan tahun mengoprek aplikasi dan web. Sementara Tim MercySmart terdiri tiga orang yakni dari siswa SMP, anak usia SMA dan ibu rumah tangga.

Sekalipun berbeda-beda umur, suku, agama, dan penghasilan (hehe) semua peserta saling  berbaur. Apalagi, keakraban sudah terjalin karena sehari sebelumnya, para peserta berkumpul dan sebagian tidur  di rumah dinas Menkoinfo Rudiantara., dan jalan-jalan ke kantor Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka.

Di hari Sabtu 15/11 peserta, yang fokus pada  aplikasi Melawan Asap pitching dengan Menkopolhukam Luhut Pandjaitan. Sedangkan peserta lainnya berkompetisi di hari Minggu 15/11 .Pejabat dan orang penting yang datang adalah  Pejabat Telkom Indonesia, dari Telkom Holding, Telkom bagian CSR, Telkom bagian Indigo (inkubator starup) hingga Menkoinfo Rudiantara, Menpan Yudhy Krisnandi yang membawa putrinya 11 tahun yang cantik, dan tentu saja, Gubernur DKI Jakarta Ahok, yang menjadi bintang di Grand Final Hackathon Merdeka 2.0.

Selamat untuk teman yang terpilih jadi juara: 

  • Kentongan, Alfian Tinangon & Rajiv dari perusahaan teknologi Skyshi Jogjakarta
  • Lapolri Natan, Vinent, Elvan mahasiswa ITB teknik informatika Bandung  
  • E-Posyandu :  David, Bagus, Nanda Rezza, mahasiswa STT Telkom Bandung
  • Ayo Jaga : Fahrudin, Rifqie Fahmi, dan Prasetyo RH, Tangerang

Terimakasih panitia Hackathon Merdeka 2.0 yang digawangi orang-orang muda penggiat teknologi seperti Ainun Najib, Sofian Hadiwijaya, Irvan Putra, Juan,  dan panitia lokal, Rendra, Wisnu, Aan dari Bogor tempat Tim MercySmart, dan panitia lokal kota lainnya.

Sampai ketemu di Hackathon Merdeka 3.0 dan Hackathon Merdeka berikutnya.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun