Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa KAPOLRI yang Bisa Mendamaikan Polri dan KPK?

30 Januari 2015   02:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Inilah wajah politik Indonesia, seru dan penuh intrik. Presiden Jokowi seperti "pelanduk" yang kuat di tengah pertarungan Polri dan KPK. Dua instansi yang sama-sama penting dan vital di bangsa ini.

Buat yang pro polisi, KPK dianggap lembaga yang overdosis,  sok kuat, dan mentang-mentang. Sementara buat pecinta KPK, kepolisian dari dulu bukan lembaga yang dapat dipercaya. Jadi dengan menetapkan BG sebagai tersangka koruptor karena memiliki rekening gendut yang katanya Rp 48 Milyar.  Itu bukti bahwa KPK adalah lembaga yang bisa dipercaya masyarakat.

Terlepas dari prasangka dan pertarungan politik behind the line, buat rakyat (hehehe, karena saya berposisi sebagai rakyat) yang penting bagaimana mendamaikan KPK dan Polri, keduanya adalah institusi yang sama penting dan punya sumbangan luar biasa bagi keamanan dan anti korupsi negeri ini.

Thanks God, masih ada 1 dari 9 calon Kapolri yang bisa mendamaikan Polisi dan KPK

Sebelumnya, saya mesti mengutip pandangan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM pemantau kinerja polisi, pimpinan Upa Labuari, wartawan yang lebih dari 40 tahun malang melintang menulis tentang polisi sampai sekarang.

Bahwa sebenarnya di antara 9 calon yang diusulkan ke Presiden sebagai calon Kapolri, bisa disebutkan fakta :


  • 5 orang terkait memiliki rekening gendut (nilainya masing-masing rekening lebih dari Rp 30 milyar)
  • 8 orang dinilai selama ini cuma memikirkan kelompoknya (oh ternyata bukan isapan jempol, kalau di kepolisian RI ada beberapa kelompok, sehingga merasa tidak harus memikirkan kepentingan kepolisian secara utuh)
  • 8 orang polisi calon Kapolri yang diusulkan itu menurut kesaksian para polisi, mereka sibuk mencari kepentingan sendiri, nggak mikirin kepolisian secara utuh. (hmmm, kacau ya)
  • Untungnya, (hehehe) dari 9 nama yang diusulkan masih ada 1 nama yang mendingan dan dianggap tidak "terlalu tercemar" dengan point rekening gendut dan masuk jaringan kelompok internal elite polisi.Beliau adalah Suhardi Alius.


Tolong dicatat, bahwa saya tidak punya kepentingan apapun dan memang tidak kenal dengan Suhardi. Namun dari diskusi panjang di LSM pemantau kinerja Polri, memang Suhardi yang paling bisa mendekatkan Polri dengan KPK.

http://profil.merdeka.com/indonesia/s/suhardi-alius/

Bahwa Suhardi dekat dengan Abraham Samad, kayaknya sudah banyak yang tahu. Secara akal sehat, terang dan gelap sulit bersatu. Para koruptor biasanya tidak berani mendekat dengan penggiat anti koruptor. Jadi faktor dekatnya Suhardi dengan Abraham Samad, adalah keduanya sama-sama anti korupsi.

Pak Jokowi Jangan Salah Pilih ya

Karena itu nggak heran, kalah Jokowi sampai salah pilih Kapolri, jadi panjaaaaang urusannya dan bukan mustahil KPK akan dilemahkan dan dibungkam.

Kalau sudah begini, bagaimana SOLUSI tepat dan paling mungkin bagi Jokowi,

1. Tetap memperpanjang PLT Kapolri, yakni polisi Badrodin Haiti

2. Memilih satu calon, yang ternyata sesungguhnya bisa menjadi tokoh yang mendamaikan Polri dengan KPK, ya Suhardi Alius

3. Jika memang Suhardi Alius sepertinya sengaja dikorbankan, karena dianggap orang yang mempersulit BG, maka masih ada banyak perwira Jenderal Bintang dua yang bisa dipertimbangkan menjadi Kapolri. Masalahnya, rela kah para jenderal bintang tiga yang masih punya posisi saat ini.

Para elit politik, para anggota DPR, perlu introspeksi diri dan utamakan kepentingan rakyat. Sekali lagi, rakyat . Biarkan Presiden Jokowi memilih yang terbaik dan lepas dari utang budi politik pada siapapun.

Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.

Tuhan tolonglah bangsa ini, biarkan orang-orang bersih, orang-orang yang mengutamakan kepentingan rakyat, orang yang bebas korupsi.

Jakarta, Studio Kompasiana TV

29 Januari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun