Mohon tunggu...
Laily
Laily Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga yang gemar menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Kurma

5 Fakta Menarik Kehidupan Muslim di Kota Mandalay, Myanmar

17 April 2023   09:56 Diperbarui: 17 April 2023   09:58 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Besar di Mandalay

Myanmar dikenal sebagai salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Dibalik kisah pembantaian yang dilakukan negara Aung San Suu Kyi itu, ada fakta menarik yang perlu diketahui mengenai kehidupan Muslim di Myanmar, khususnya Kota Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar setelah Yangon. 

Berikut 5 Fakta kehidupan Muslim di Kota Mandalay:

1. Tinggal rukun dan berdampingan di sebuah kawasan muslim

Muslim di Myanmar umumnya hidup di wilayah yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Kawasan Muslim yang tidak terlalu padat penduduk namun semua penduduknya merupakan seorang Muslim. Pemukiman Muslim ini hanya dapat ditemukan di wilayah-wilayah tertentu di sebuah kota. 

Di Mandalay, salah satu pemukiman Muslim terbesar dapat dijumpai di Jalan 74x75. Ciri-ciri pemukiman Muslim yang paling menonjol adalah dengan ditemukannya masjid di sebuah wilayah. Masjid menjadi salah satu penanda ada pemukiman Muslim yang terletak di sekitar Masjid. 

2. Menganut Madzhab Hanafi

Bila di Indonesia, mayoritas Muslim menganut madzhab Syafi'i, hal ini berbeda dengan Muslim di Myanmar. Umat Islam di Myanmar menganut madzhab Hanafi yang memiliki beberapa perbedaan pendapat dengan Madzhab Syafi'i. 

Salah satu perbedaan dan juga menjadi perbedaan kebiasan Muslim di Indonesia adalah tidak diizinkannya muslimah untuk sholat di Masjid, yang tentu hal ini sangat berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, dimana para Muslimah dapat beribadah di Masjid dengan leluasa tanpa khawatir perizinan. 

Tata cara sholat pun sedikit berbeda, namun tidak bisa dijelaskan dengan detail karena berkaitan dengan pemahaman fikih sholat ditiap-tiap madzhab. 

3. Larangan penyembelihan hewan kurban di tempat umum

Berbeda halnya dengan Indonesia, Muslim di Indonesia dapat merayakan 2 Hari Raya Islam yaitu Idul Fitri dan Idul Adha dengan suka cita dan meriah, di Myanmar pemerintah Myanmar hanya menetapkan hari raya Idul Adha sebagai hari libur nasional dan tidak berlaku bagi hari raya Idul Fitri. 

Selain itu, hari raya Idul Fitri berjalan tidak jauh berbeda seperti hari biasa lainnya, yang membedakan hanyalah di pagi hari sebelum beraktivitas, Muslim melaksanakan sholat id dan itu pun dengan waktu yang terbatas dan setelah itu melanjutkan aktivitas seperti biasa kembali. 

Lain halnya dengan perayaan Idul Adha yang sedikit semarak bila dibandingkan dengan hari raya Idul Fitri, karena ditetapkan menjadi hari libur nasional, meski begitu penyembelihan hewan kurban tidak diizinkan pemerintah dilakukan di muka umum. 

Muslim Myanmar dapat melakukan penyembelihan setelah mendapat izin tempat terlebih dahulu dan dilakukan di sebuah tempat yang jauh dari keramaian. Setelah penyembelihan hewan kurban, daging dan bagian tubuh hewan kurban dikonsumsi pribadi dan hanya dibagikan kepada sanak keluarga dekat ataupun santri yang sedang menimba ilmu di pesantren wilayah tersebut. 

4. Akses terbatas dalam Pemerintahan

Sebagai umat minoritas, tidak semua Muslim Myanmar mendapatkan hak kewarganegaraan yang sama dengan masyarakat lainnya. Tidak semua Muslim memiliki kartu penduduk yang legal dan diakui pemerintah. Meski tidak terjadi di semua wilayah, namun hal ini terjadi di wilayah Rakhine atau yang dikenal dengan Rohingya. 

Jabatan dalam pemerintahan pun tidak mendapatkan kuota yang sama dengan warga negara yang lain, meski begitu selain di Rakhine, Muslim di Myanmar masih bisa dikatakan hidup damai dan berdampingan dengan umat yang lain meski dengan keterbatasan akses. 

5. Mata Pencaharian 

Meski kuota dari pemerintah terbatas untuk Muslim menduduki jabatan pemerintahan, hal itu tidak menyurutkan semangat masyarakat Muslim untuk bisa mencari nafkah menghidupi keluarganya. 

Kebanyakan pekerjaan sehari-hari mereka adalah pedagang, entah berjualan di pasar, membuka toko hingga cafe, restoran maupun tempat makan. 

Restoran milik Muslim Myanmar banyak digemari dan dikunjungi masyarakat. Salah satu restoran milik Muslim yang terkenal di Mandalay adalah Karaweik Cafe & Restoran. 

Fakta menarik tentang kehidupan Muslim di Myanmar dapat menjadi bekal informasi bagi traveller Muslim yang ingin mengunjungi kota Mandalay. Selain mencari tahu pemukiman Muslim dan destinasi makanan halal ada baiknya untuk menginstal aplikasi waktu sholat, karena adzan di Masjid Mandalay tidak terlalu keras untuk bisa didengar dalam jangkauan tertentu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun