Mohon tunggu...
Endang Setyati
Endang Setyati Mohon Tunggu... -

Seorang Ibu yang sedang belajar menulis, di-Blog, di FB dan di Kompasiana. Insya Allah juga pengin menulis buku, tentang perjuangan dan pengalaman hidupnya dalam membina dan membimbing anak meraih sukses.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Untukmu Ibu

2 April 2010   13:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:02 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kadang kala ingatan masa lalu datang mengganggu, ingat pada Alm. Ibu ku yg telah menghadap Sang Maha Pencipta pada 18 juli 2006 ( Beliau lahir tahun 1924 ). Terutama yang paling aku ingat adalah kasih sayangnya, dongeng-2nya sebelum bobok, dan motivasi-2 yg selalu beliau tanamkan agar kami semua menjadi anak yang sukses. Maklumlah karena beliau dari kecil hingga sepuh hidupnya dalam kekurangan materi dan keterbatasan ilmu. Sehingga beliau tidak ingin putera-putrinya akan mengalami nasib yang sama dengan yang beliau alami.

Sayang pada saat kami semua sudah bisa hidup seperti harapannya, beliau sudah tiada. Untuk menghibur diri dan mengenang jasa-2 beliau kami menulis Puisi ini. Juga selalu mengirim surat seperti janji ku. Insya Allah tidak pernah lupa.

Dibawah ini Puisi ku :

Ibu.....Dimata dan hati putra-putrimu,

Engkau adalah seorang Ibu yang mulia, dan dimuliakan Allah.

Engkau telah melahirkan kami, engkau ikhlas menyusui, merawat, membimbing kami.

Dan berjuang untuk kami hingga kami seperti saat ini.

Engkau selalu mengajarkan kepada kami tentang arti kejujuran yang harus diperjuangkan,

Disiplin yang harus ditegakkan dan kerja keras yang harus dilakukan 'tuk raih cita-2.

Dalam kesederhanaan dan keterbatasan, serta ridho Nya.

Engkau antarkan kami, menjadi anak-2 mandiri seperti cita-2 dan harapanmu.

Ibu,...... Diusia senjamu, engkau pun selalu rela membantu anak-2mu yang sedang kesulitan.

Dengan tenaga dan doa.

Ibu..... Kepergianmu, meninggalkan kenangan teramat dalam.

Ijinkanlah kami mengiringi kepergianmu, bukan dengan isak tangis dan air mata.

Biarlah kami mengantarmu dengan rasa ikhlas dan ridho, untuk menghadap Sang Khaliq....

Allah SWT Sang Pencipta.

Ibu,..... Maafkanlah kami bila kami belum bisa membahagiakanmu.

Belum puas kami berbagi bahagia denganmu.

Ingin rasanya kami buatkan sorga..... Jannatun Naim untuk mu Ibu.....

Setiap hari, setiap saat...... Insya Allah, kami akan selalu mengirim surat padamu Ibu......

Surat Al-Fatihah serta doa memohonkan ampunan Nya.

Robbighfirli waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shagiiraa.

Yaa Allah,..... Semoga seluruh amal ibadah, kebaikan dan pengorbanannya Engkau terima......

Semoga segala khilaf dan salahnya Engkau ampuni.....

Semoga arwah beliau, Engkau berikan tempat terbaik disisi Mu.

Ibu..... aku ingin sepertimu dan memperoleh sorgamu.

Ditulis ulang, 2 April 2010.

Putra-putrimu : Titik/Endang, Kuncoro, Woro ( sekarang Almarhum )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun