Masa kecilku aku habiskan bersama nenek. Kegiatan setiap sore di rumah nenekku adalah berkumpul di amben di ruang tengah. Ambenadalah  dipan kayu. Jaman dahulu hampir semua rumah di desa menggunakan amben.
Biasanya diletakkan di ruang tamu sebagai pengganti kursi atau di ruang tengah sebagai tempat berkumpul keluarga. Amben di  ruang tengah adalah amben terbesar di rumah nenek. Cukup untuk berkumpul semua anggota keluarga.  Biasanya sehabis mandi sore aku dan adikku duduk-duduk di amben menemani kakek yang baru pulang dari pasar. Kakekku setiap hari berdagang di pasar dan baru pulang setelah Ashar.
Sore adalah waktu favoritku karena nenek akan menghidangkan teh anget dari teko buat kakek dan menyajikan berbagai panganan. Terkadang pisang goreng, ubi rebus atau kalau nenek punya banyak waktu nenek akan membuat tahu susur kesukaan kami. Semuanya dimasak di pawon dengan tungku menggunakan kayu bakar.Â
Dulu.... itu cara nenek menghangatkan keluarga. Ngemil bersama  sore hari di amben dengan panganan sederhana yang dibuat dengan penuh cinta. Hal sederhana yang masih kuingat sampai sekarang puluhan tahun kemudian.Â
Celoteh-celoteh kami dua cucu nenek, cerita sekolah pamanku yang paling kecil di sekolah sampai cerita kegiatan kakek di pasar mewarnai kegiatan kami mengunyah makanan di amben ruang tengah kami. Keriuhan akan bertambah jika kedua orang tuaku yang bekerja di luar kota pulang dan bergabung bersama kami. Nenek memang paling tahu cara menjaga kehangatan keluarga meskipun dengan cara yang sederhana.Â
Waktu berjalan begitu cepat. Aku masih sering pulang ke rumah nenek setiap lebaran bersama anak-anakku. Meskipun sekarang kakek dan bapakku sudah meninggal.  Kini tidak ada lagi amben di ruang tengah. Berganti dengan sofa dan  hamparan karpet diatas lantai keramik nenek. Tapi kehangatan di rumah nenek tidak pernah pergi. Rumah nenek selalu hangat dan terbuka buat semua anak, menantu, cucu dan cicitnya.Lain dulu lain sekarang. Kalau dulu cara nenek menghangatkan keluarga dengan makan bersama di amben di ruang tengah, keluarga kecilku mempunyai cara tersendiri.Â
Traveling adalah cara kami mempererat ikatan keluarga dan menghangatkan keluarga. Setelah Senen sampai Jumat sibuk denga pekerjaan dan sekolah anak-anak, weekend adalah waktu full timeuntuk keluarga.Â
Biasanya setiap weekend kami menyempatkan untuk rekreasi bersama. Tidak usah jauh-jauh, terkadang hanya jalan-jalan ke taman dekat rumah. Sambil rekreasi kami bisa bercerita banyak hal. Kegiatanku selama seminggu, anak-anak bercerita tingkah laku teman-temannya di sekolah atau sekedar hal remeh temeh lainnya. Biasanya si ayah mendengarkan sambil sesekali memberi nasehat dan motivasi kepada anak-anak. What a lovely day. Selain weekend  dalam setahun kami juga dua kali traveling. Buat kami traveling adalah waktu untuk meningkatkan kehangatan keluarga. Traveling semakin mendekatkan kami.
Anak-anak selalu antusias setiap merencanakan traveling. Karena mereka sekarang sudah besar mereka sudah bisa berdiskusi memilih destinasi. Diskusi sebelum travelingselalu seru. Kita berdiskusi akan  menginap dimana, main kemana, berapa lama dan barang apa saja yang dibawa. Selain itu acara packing bersama sebelum hari H  juga tidak kalah seru loh.Pelaksanaan travelingtidak kalah seru. Celoteh anak-anak sepanjang perjalanan selalu mewarnai perjalanan traveling. Apalagi karena mereka sekarang sudah agak besar sudah bisa diajak gantian jadi navigator ayahnya saat menyetir apabila kami menggunakan mobil. Karena menyetir butuh konsentrasi tinggi. Aku atau anak-anak selalu kompak jadi navigator ayahnya.
Travelingtidak harus mahal. Bisa ke Bandung atau Bogor yang hanya butuh beberapa jam dari Jakarta. Bisa juga ke luar kota sekalian pulang kampung atau ke luar negeri dengan tiket promo murah meriah. Beberapa kali kami sempat mengajak anak-anak backpacker ke negara tetangga. Dan kekompakan kita pun diuji. Jalan bareng, jalan kaki bareng, membaca peta LRT dan MRT bersama-sama menambah kehangatan keluarga. Setiap perjalanan traveling mendekatkan kami. Membuat hubungan keluarga semakin dekat. Apalagi traveling dengan durasi perjalanan panjang. Kita dituntut kompak. Ada banyak cerita di setiap perjalanan. Ada tawa...ada suka sekaligus rasa kecewa apabila traveling tidak seperti yang diharapkan. Yang jelas anak-anak mendapat banyak pengalaman yang akan mereka kenang saat mereka besar nanti dan kehangatan keluarga selalu bertambah setiap pulang traveling.
Bukan banyak mainan atau uang  yang kami berikan. Tapi kehangatan dan  pengalaman berharga yang akan anak-anak kenang saat mereka dewasa nanti. Kalau kalian bagaimana cara menjaga kehangatan keluarga guys?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H