Beberapa hari belakangan ini angka terkonfirmasi Covid-19 naik secara signifikan di negara kita, karenanya banyak pihak yang memerlukan cek kesehatan dengan tes Covid-19. Namun beberapa rekan dekat saya menceritakan pengalaman mereka  tentang hasil tes swab antigen (rapid test antigen) yang berbeda dengan hasil tes PCR  di Rumah Sakit atau laboratorium.Â
Mereka mengeluhkan hasil tes swab antigen mereka awalnya POSITIF Covid-19, ternyata setelah di cross check ke Dokter dengan tes PCR di Rumah Sakit, ternyata hasilnya NEGATIF Covid-19.
Kisah dari seorang Perawat di sebuah Rumah Sakit tempat praktek seorang Dokter yang berada di posisi garda depan melawan virus Covid-19, berbeda dengan kejadian tersebut di atas. Saat kejadian libur panjang Hari Raya Lebaran lalu, sang Perawat yang juga petugas RT (Rukun Tetangga) di wilayah rumahnya,  mengadakan pemeriksaan tes swab antigen ke sejumlah warga yang mudik Lebaran.  Satgas Covid-19 yang bertugas melakukan proses tes swab antigen ke masyarakat yang pulang mudik tersebut, memperoleh  seluruh hasil tes swab para pemudik  NEGATIF Covid-19. Hal itu membuat sang Perawat heran, karena menurutnya sedemikian banyak mereka yang mudik di tes swab antigen namun hasilnya negatif semua, padahal dari tingkat mobilitas, mereka sangat riskan terpapar Covid-19.
Berikut  pembahasan dari seorang narasumber, seorang Ibu Dokter yang selama awal pandemi telah berjuang mengobati para pasien yang terkonfirmasi Covid-19.
"Tes swab antigen adalah salah satu cara cek Covid-19 yang cukup akurat. Namun karena alat ini sangat sensitif diperlukan beberapa perlakuan khusus, antara lain;
*Petugas pengambil sample lendir harus seorang ahli paramedis, ahli di bidang Patologi klinik, dengan perlengkapan APD tingkat 3. Salah cara pengambilan sample lendir dari hidung dan tenggorokan dengan metode swab ini, akan membuat data failed atau tidak valid.
*Pengambilan sample lendir harus dilakukan di laboratorium.
Bilamana tes swab antigen tidak dilakukan dengan 2 (dua) syarat  tersebut, kemungkinan besar hasilnya tidak valid."
Melalui artikel ini, Ibu Dokter  menghimbau agar masyarakat bisa lebih cerdas untuk memilih alat tes Covid-19, kapan sebaiknya cek swab antigen (rapid test antigen) dan kapan cek swab PCR (polymerase chain reaction).
Pertanyaannya, siapa saja yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan cek swab PCR, dan siapa yang dianjurkan untuk cek swab antigen?
Menurut laman Indonesia.go.id,       berikut ini kelompok orang yang perlu melakukan cek kesehatan dengan tes swab PCR:
1. Orang dengan kategori suspek karena ada gejala sesak napas, sakit tenggorokan, batuk, disertai demam 38 derajat Celcius.
2. Orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19.
3. Orang yang terkonfirmasi reaktif berdasarkan hasil rapid test.
4. Orang yang bepergian keluar kota atau luar negeri pada 14 hari terakhir.
Pengambilan spesimen ini dilakukan maksimal dua hari setelah munculnya gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia, pemeriksaan rapid test antigen tidak digunakan untuk diagnostik. Rapid test seperti swab antigen dilakukan pada kondisi dengan keterbatasan kapasitas pemeriksaan tes swab PCR.
Di samping itu, rapid test antigen dapat digunakan untuk skrining pada populasi spesifik dan situasi khusus. Contohnya seperti pada pelaku perjalanan (termasuk kedatangan Pekerja Migran Indonesia, terutama di wilayah Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBDN), dan penguatan pelacakan kontak seperti di lapas, panti jompo, panti rehabilitasi, asrama, pondok pesantren, serta pada kelompok-kelompok rentan (sumber: halodoc.com, 20 Oktober 2020).
Hasil tes swab antigen  dapat diperoleh sangat cepat yaitu sekitar 15 -- 30 menit dari pengambilan sample lendir, jauh berbeda dengan hasil tes PCR yang perlu waktu 1-7 hari sesuai kapasitas laboratorium.  Namun memang pemeriksaan hasil PCR akan lebih detail sehingga lebih akurat.
Menurut Ibu Dokter (nama dirahasiakan), masyarakat  saat ini harusnya bersikap lebih hati-hati dan waspada dengan adanya varian baru virus Covid-19. Bila memang diperlukan untuk tes Covid-19 sebaiknya melakukan tes 2 (dua) kali atau ada second opinion. Dari hasil pengamatannya yang terjadi di masyarakat sekarang, bilamana hasil tes swab antigen POSITIF Covid-19 maka mereka akan melakukan tes kembali, tetapi bila hasil tes swab antigen NEGATIF Covid-19 maka tidak akan melakukan tes ulang. Padahal praktek di lapangan saat ini, sebagian besar tes swab antigen tidak  memenuhi 2 (dua) syarat mutlak yaitu harus seorang ahli patologi klinik yang melakukan pengambilan sample lendir dan harus di laboratorium.
Menurut penuturannya lagi, tes swab antigen akurat jika di lakukan antara 3 (tiga) sampai 5 (lima) hari setelah seseorang curiga kontak dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah lewat waktu dari itu hasil bisa false.
Sedangkan cek swab PCR waktu bisa kapan saja, setelah seseorang curiga telah melakukan kontak dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H