Mohon tunggu...
Ibu Young
Ibu Young Mohon Tunggu... -

Seorang ibu yang tertarik dengan sesuatu yang baru, belajar dan berkembang. Senang kalau punya banyak teman.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Remehkan Ijazah dari Indonesia

16 September 2012   04:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga tahun yang lalu seorang wanita muda menyapaku dengan ramah.Kebetulan bahasa yang digunakan sama persis dengan bahasa dimana saya berasal, yaitu dari Jawa Tengah.

Dia bernama Rida ,orangnya sederhana, enak diajak ngobrol dan rasa keingintahuannya tinggi untuk belajar dan menambah pengalaman baru. Dari banyaknya pembicaraan yang kami alami, saya menilai dia begitu cerdas, berwawasan luas dan juga berpendidikan tinggi tetapi tetap berperilaku santun juga rendah hati. Saat itu dia sedang melanjutkan study Master of Management Science konsentrasi E-Commerce Management di kota kelahirannya di Indonesia.

Pada saat kita berkenalan,dia baru saja datang dan memulai hidup baru di negeri suaminya yaitu Australia . Dia tidak banyak mengenal orang di kota tempat tinggalnya, intinya semuanya serba baru buat dia.

Saya bisa memahaminya betapa bingung dan sulitnya menyesuaikan diri tinggal di suatu tempat yang jauh dari keluarga, jauh dari teman dan tidak memahami betul area sekitarnya.

Dibanding dengan saya, jauh lebih beruntung . Kebetulan juga kota yang saya tinggali adalah kota yang terbanyak pendatang dari Indonesia berdomisili dibanding kota lainnya dinegara tersebut. Jadi lebih gampang untuk beradaptasi ataupun mencari teman.

Singkat kata kita menjalin persahabatan yang sehat, boleh dikatakan selayaknya keluarga saling bertanya dan belajar, berbagi pengalaman dan pengetahuan. Bagi saya walaupun lebih lama tinggal disini daripada Rida, tapi belum tentu saya lebih tau segalanya dibanding dia.

Diperjalanan memulai hidup baru dari bawah,sering sekali banyak kebimbangan yang kita hadapi. Dari bertanya, menerima informasi, memilih dan menjalankannya adalah hal yang sangat rumit. Apalagi kalau kita bertanya kepada orang yang salah. Kadang mereka malah mencibir kita ataupun meremehkan kita walaupun kita sama-sama pendatang. Banyak jawaban yang simpang siur, membuat bingung yang bertanya. Begitu juga dengan Rida yang sangat bingung sekali dan tidak tau harus memulai darimana?

Terus terang saja saya sangat prihatin juga mendengarnya, tapi syukurlah Rida sangat bijaksana dan teliti dalam mengambil sikap.

Disamping itu juga beruntung sekali di negara ini Australia pemerintahannya sangat ramah dan sangat membantu untuk para pendatang baru.

Rida seorang pekerja keras dan pantang menyerah. Walaupun suaminya punya pekerjaan yang sangat lumayan untuk menanggung kehidupan mereka, tapi Rida tetap berusaha ingin bekerja untuk membantu biaya hidup. Dari bekerja di Fast Food sampai berjualan di pasar Rida lakukan sambil melanjutkan belajar lagi untuk menambah ilmunya sembari menunggu mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.

Memang banyak orang bilang kalau ijasah dari Indonesia jarang diakui dan berlaku di sini, jadi harus sekolah lagi kalau mau mencari sesuai bidang yang sama dengan ijasah dari Indonesia.

Tapi menurutku tidak semuanya benar, ada juga ijasah dari Indonesia yang berlaku disini. Semua memang tergantungbidangnya dulu, situasinya dan waktunya , kemudian lokasi pekerjaannya, dan ada juga faktor keberuntungan pun bisa membantu. Yang terpenting adalah kerja keras dan pantang menyerah, jangan gengsi.

Rida seorang muslim, sering juga dia bercerita tentang kekuatan doa dan sholat yang sering dia jalankan selama ini. Dia menemukan kedamaian didalam keadaan apapun dengan sholat dan juga membaca Alqur’an. Saya sangat kagum dengan kebiasaan dia itu walaupun saya non muslim.

Suatu hari Rida menelpon saya, dia bilang lagi sedih, capek, bingungdan kangen sama ibunya. Saya memintanya untuk menangis sekeras-kerasnya dan membayangkan saya sedang memeluknya. Kemudian Rida pun menangis sejadi-jadinya dan saya hanya diam sambil mendengarkan isakkan tangisnya ditelepon sampai dia merasa lega.

Kadang kita perlu menangis untuk meluapkan rasa marah dan jengkel kita terhadap sesuatu yang tidak bisa kita ungkapan. Saya kadang melakukan hal yang sama, setelah itu saya merasakan seakan-akan beban yang saya pikul dibahu saya agak berkurang begitu pula pikiran saya jadi sedikit tenang.

Waktu cepat berlalu, dan sekarang Rida telah menemukan suatu pekerjaan yang dia impikan sesuai dengan bidang dan ijasahnya dari Indonesia. Masih teringat jelas suara Rida pada waktu menelpon saya untuk memberitahukan kabar baik itu.

“Mbak, aku dapat panggilan kerja diperusahaan yang besar sesuai dengan bidangku. Ternyata mereka salah yangselama ini beranggapan bahwa ijasah dari Indonesia tidak berlaku dan tidak diakui. Buktinya aku bisa, aku mendapatkannya sesuai dengan ijasahku, horeeeeee………”

Rida patut mendapatkannya, karena dia pekerja keras dan gigih walaupun banyak orang yang sempat mematahkan semangatnya tetapi dia pantang menyerah.Sampai sekarang pun dia masih merasa senang dengan pekerjaan itu, hidupnya lebih tertata dan punya masa depan yang lebih menjanjikan.

Saya sangat bahagia sekali mendengar keberhasilannya itu.

Salam hangat untuk Ririn dan Daniel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun