Mohon tunggu...
Ibtihal Lathifah
Ibtihal Lathifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: Mendengarkan musik dan. Menonton film atau drama.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perlahan Bangkitnya Kesejahteraan Sosial Bangsa Indonesia Pasca Pandemi Covid-19

25 Maret 2023   12:00 Diperbarui: 25 Maret 2023   13:01 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama Covid-19

Pada awalnya Covid-19 muncul pertama kali di Wuhan Cina, di akhir tahun 2019. Kemudian virus Covid-19 menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Kasus Covid-19 pertama terjadi pada 2 Maret 2020 di Depok, dan kasus kematian pertama karena Covid-19 pada 11 Maret 2020. Akibat dari adanya kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah mewajibkan masyarakatnya untuk memakai maskersaat akan berpergian ke luar rumah agar tidak tertular.

Menyebarnya virus Covid-19 secara ganas membuat pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk menyuruh masyarakat Indonesia tetap tinggal di rumah. Akibatnya banyak sekolah yang ditutup dan pembelajaran dilakukan secara online, pekerjaan yang biasa dilakukan di tempat kerja menjadi harus dikerjakan dari rumah, mall menjadi sepi dan jarang dikunjungi pengunjung.

Hal ini sangat berdampak pada masyarakat Indonesia, tidak hanya dari kalangan bawah tetapi juga kalangan atas ikut merasakan dampaknya. Banyak usaha yang harus gulung tikar karena susahnya bertahan pada Covid-19. Tutupnya usaha-usaha tersebut mengakibatkan banyak karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya. Bahkan perusahaan banyak yang melakukan PHK karena tidak sanggup membayar gaji karyawannya.

Masyarakat yang terkena virus dapat mencapai angka ratusan ribu setiap harinya, jutaan orang terjangkit, dan puluhan ribu masyarakat meninggal dunia. Tak jarang korban berasal dari tenaga kesehatan. Melonjaknya pasien Covid-19 membuat para tenaga kesehatan bekerja tanpa henti. Lelahnya badan, banyaknya pikiran serta seringnya melakukan kontak dengan pasien Covid-19 membuat banyak tenaga kesehatan yang ikut terjangkit virus tersebut.

Untuk mencegah semakin menyebarnya virus Covid-19, pemerintah menerapkan beberapa kebijakan sosial. Pemerintah melakukan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) , PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) agar berkurangnya masyarakat yang terjangkit virus Covid-19. Selain itu juga pemerintah melakukan kebijakan masyarakat yaitu vaksinasi. Masyarakat wajib melakukan vaksinasi agar tubuh menjadi lebih tahan dari virus Covid-19. 

Kesejahteraan sosial masyarakat menurun secara drastis. Banyak masyarakat yang merasa khawatir akan terjangkit virus. Setiap hari angka kematian karena Covid-19 terus naik. Hal ini menyebabkan kesehatan mental masyarakat terganggu. Mereka merasakan cemas berlebihan dan stress karena takut akan terjangkit virus tersebut. Apalagi penularan Covid-19 tidak dapat terlihat, ini menambah kecemasan mereka.

Pendapatan yang biasanya didapat masyarakat menjadi semakin rendah. Kemiskinan menjadi semakin meningkat, banyaknya pengangguran membuat ekonomi Indonesia menurun. Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan masih 9,4% dari keseluruhan penduduk Indonesia (BPS, 2020). DKI Jakarta sebagai Ibukota negara Indonesia menjadi salah satu wilayah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia. 

Tidak bisanya diprediksi kapan menghilangnya Covid-19 dari dunia membuat kestabilan ekonomi memerlukan waktu untuk bangkit dan pulih. Upaya membantu meringankan beban masyarakat Indonesia, diberikan berbagai bantuan seperti, kartu pra kerja, bansos tunai, subsidi kuota belajar, program keluarga harapan, dan lain sebagainya. Walaupun sudah banyak bantuan yang diberikan, masih banyak masyarakat yang merasa kesusahan selama Covid-19. Banyak bantuan yang tidak sesuai sasaran.

Permasalahan sosial harus bisa ditangani dengan baik agar kesejahteraan sosial masyarakat dapat terjamin. Harus dilakukan analisis permasalahan sosial yang akan dianalisis dan harus dilihat dari berbagai perspektif agar bisa dijadikan pisau analisis. Hal yang harus dianalisis adalah patologi sosial, disorganisasi sosial, dan kelompok sosial karena bisa digunakan untuk menganalisis penyebaran  Covid-19 di Indonesia.

Covid-19 telah melakukan banyak perubahan ke masyarakat, seperti, menurunnya perekonomian negara karena masyarakat harus tetap di rumah, kemiskinan karena banyak masyarakat yang terkena PHK, proses pendidikan menjadi terlambat karena harus dilakukan secara online dan banyak yang belum terbiasa, masyarakat menjadi semakin peduli terhadap kesehatan, dan perubahan perilaku masyarakat yang mungkin menjadi lebih tertutup. Konsumsi rumah tangga melemah secara luas. Banyak masyarakat lebih memilih berbelanja secara online.

Dengan masyarakat hanya di rumah saja, angka kehamilan dan kelahiran meningkat drastis. Terdapat lebih dari 400.000 kehamilan terjadi selama pandemi. Bahkan pelayanan KB pun menurun. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya jumlah akseptor dan kurang berjalannya program KB. Pemerintah menghimbau para suami-istri untuk menggunakan kondom.

Pasca Covid-19

Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan vaksinasi sampai tahap ketiga. Dengan banyaknya masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi, masyarakat sudah bisa mulai menghilangkan ketakutannya akan Covid-19. Angka terjangkit virus Covid-19 semakin lama semakin menurun karena imun tubuh  masyarakat Indonesia sudah kuat.

Dengan diberlakukannya kebijakan tersebut, angka masyarakat yang terjangkit Covid-19 perlahan menurun. Wisma Atlet yang ramai akan pasien Covid-19 mulai sepi karena sudah sedikit yang terjangkit virus tersebut. Sekolah mulai dibuka, dan pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan, pekerjaan yang biasa dilakukan di rumah bisa mulai dikerjakan di kantor. Masyarakat Indonesia mulai bisa melakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya.

Pada 30 Desember 2022, Presiden Republik Indonesia yaitu pak Joko Widodo mencabut PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Setelah dicabutnya pemberlakuan PPKM, masyarakat bebas pergi tidak harus menggunakan masker, tidak perlu menjaga jarak lagi. Tetapi masyarakat harus selalu tetap menjaga kebersihan agar terhindar dari berbagai virus.

Perekonomian Indonesia perlahan bangkit kembali secara perlahan. Tempat-tempat destinasi yang sebelumnya ditutup kini dibuka, mall yang sebelumnya sepi menjadi mulai ramai, supermarket dan pasar mulai ramai kembali karena sebelumnya masyarakat lebih memilih belanja secara online, pedagang kaki lima menjadi lebih banyak pembelinya dari sebelumnya. Bukanya destinasi wisata akan membantu masyarakat lokal. Masyarakat miskin juga akan terbantu karena barang dagangannya sudah mulai ada yang beli kembali. 

Untuk memulihkan kesejahteraan sosial, pemerintah Indonesia membantu sejumlah UMKM dengan memberikan modal untuk berjualan. Hal ini dilakukan karena UMKM mempunyai peran yang strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Dengan diberikannya modal, pemerintah berharap pelaku usaha dapat menggerakan usahanya secara baik.

Pemerintah menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang komprehensif dengan tujuan pemulihan ekonomi nasional. Agar mencapai tujuan tersebut, diperlukan kebijakan yang harus dilakukan, yaitu peningkatan konsumsi dalam negeri oleh masyarakat Indonesia, meningkatkan aktivitas dunia dan ekspansi moneter. Jika kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan secara bersamaan maka bukan masalah waktu tujuan akan tercapai.

Konsumsi dalam negeri menjadi penggerak ekonomi nasional. Oleh sebab itu, Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp172,1 triliun agar dapat mendorong daya beli masyarakat. Pemerintah juga menggerakkan dunia usaha dengan memberi stimulus kepada UMKM dan korporasi. Selain itu, pemerintah juga memberikan jaminan modal dan juga sosialisasi untuk UMKM dan korporasi. 

Penggunaan gadget selama pandemi membuat semakin sedikit masyarakat yang gagap teknologi. Selama masa pembelajaran sekolah maupun kuliah, penggunaan gadget sangat dibutuhkan. Untuk melakukan pembelajaran, para guru dan siswa menggunakan Zoom ataupun Google meet agar lebih mudah. Ketika mengumpulkan tugas bisa melalui Google Classroom ataupun Google Drive. Banyaknya tugas yang harus dikumpulkan secara online membuat para murid lebih mengeksplorasi kegunaan internet.

Para penjual dagangan online juga meningkat, mengingat konsumen yang membeli secara online juga meningkat. Ini akan sedikit membantu perekonomian masyarakat. Karena tidak bisa berjualan secara langsung, maka hal yang bisa dilakukan adalah berjualan secara online. Bahkan ketika PPKM ataupun PSBB sudah dicabut, para penjual masih menjualkan dagangannya secara offline dan online karena sekarang masyarakat lebih tertarik belanja secara online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun