Mohon tunggu...
Ibra Yanuarta
Ibra Yanuarta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Ibra Yanuarta Mahasiswa Program D3 Teknologi Konstruksi Jalan dan Jembatan Politeknik Pekerjaan Umum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Z Penuh Problematika di Era Serba Bisa

22 Oktober 2024   07:12 Diperbarui: 22 Oktober 2024   07:18 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

APA ITU GEN Z ?

Tahukah kalian apa itu Generasi Z? Menurut sejumlah penelitian terdahulu, Generasi Z adalah mereka yang lahir setelah tahun 1995 (Brown, 2020; Francis & Hoefel, 2018; Linnes & Metcalf, 2017) dan sering disebut sebagai generasi pasca-milenial. Generasi Z merujuk pada individu yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, yang saat ini berusia antara 8 hingga 23 tahun.

Tumbuh dalam era digital yang penuh dengan teknologi canggih, internet, dan media sosial, Generasi Z memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk lanskap sosial dan budaya. Perkembangan teknologi membuat mereka mudah terpengaruh, sehingga memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Karakteristik Generasi Z di Indonesia antara lain adalah kreativitas, adaptabilitas, inovasi, dan keterampilan dalam penggunaan teknologi. Mereka bersifat terbuka terhadap perbedaan dan memiliki semangat untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Namun, di era digital, Generasi Z Indonesia juga menghadapi berbagai masalah dan tantangan. Dominasi media sosial dapat mengakibatkan kurangnya stabilitas emosional, dan munculnya fenomena seperti cyberbullying, rasisme, serta paparan konten yang tidak seharusnya mereka lihat dapat mengganggu kesehatan psikis mereka.

Kesadaran akan tantangan ini penting untuk memahami dinamika yang dihadapi Generasi Z dalam kehidupan sehari-hari dan untuk mengembangkan strategi yang mendukung kesehatan mental serta kesejahteraan mereka.

GEN Z SULIT MENCARI JATI DIRI

Ilustrasi Generasi Z. Sumber: Linkedln
Ilustrasi Generasi Z. Sumber: Linkedln

Menurut studi yang dilakukan oleh McKinsey (2018), perilaku Generasi Z berlandaskan pada satu fondasi yang kuat bahwa Generasi Z adalah generasi yang mencari kebenaran. Generasi Z disebut sebagai “the undefined ID,” di mana generasi ini menghargai ekspresi individu tanpa memberikan label tertentu. Pencarian jati diri membuat Generasi Z memiliki keterbukaan yang besar untuk memahami keunikan setiap individu.

Banyak di antara mereka yang menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mencari jati diri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kita sering melihat komentar-komentar yang beragam pada konten-konten media sosial. Banyak dari komentar tersebut yang bersifat positif dan memotivasi, tetapi tidak sedikit juga yang memiliki sifat negatif. Semua ini dilakukan sebagai upaya untuk mencari kebenaran dan memperoleh pengakuan.

Terkait hal tersebut, Generasi Z juga percaya bahwa komunikasi sangat penting untuk penyelesaian konflik dan perubahan (Juanto & Basrowi, 2023; Purwaningsih et al., 2023; Ulpah et al., 2023). Banyak di antara mereka yang berpartisipasi dalam demonstrasi, karena mereka menganggap bahwa kebenaran harus disampaikan untuk mewujudkan perubahan. Namun, terdapat juga segelintir individu dalam Generasi Z yang ikut serta dalam demonstrasi tanpa memahami akar permasalahan; mereka berpartisipasi hanya untuk mencari jati diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun