Prinsip Keadilan: Teori participatory communication (komunikasi partisipatif) dapat digunakan untuk memastikan bahwa semua suara dalam masyarakat didengarkan, mencerminkan keadilan dan inklusivitas dalam dakwah.
Teori Behavioral Change: menggunakan teori perubahan perilaku untuk merancang program dakwah yang menekankan pada aspek keadilan dan penerimaan sosial.
3. Kontekstualisasi Pesan
Prinsip Kesejahteraan: Teori sosial yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, seperti teori pembangunan beerkelanjutan, dapat membantu dalam menyesuaikan pesan dakwah agar relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kontekstualisasi agama: Mengintegrasikan filsafdat dengan teori-teori yang memperhatikan konteks budaya dan sosial untuk menciptakan pesan dakwah yang relevan dan aplikatif
4. Psikologi Audiens
Prinsip Empati: Teori psikologi sosial, seperti teori pengaruh sosial, dapat membantu memahami perilaku audiens dan cara terbaik untuk menyampaikan pesan dakwah.
Teori Motivasi: Menggunakan teori motivasi untuk memahami apa yang mendorong orang untuk menerima atau menolak pesan dakwah.
5. Dialog Antaragama
Prinsip Toleransi: Teori interaksi antarbudaya dapat digunakan untuk membangun dialog antaragama yang kontruksif, mengedepankan pehaman dan pengertian.
Teori Negoisasi: Mengintegrasikan filsafat dakwah dengan teori negoisasi untuk menciptakan ruang dialog yang saling menghargai