Runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah adalah momen penting dalam sejarah. Pada 8 Desember 2024, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi pemberontak lainnya yang berhasil merebut Damaskus, mengakhiri pemerintahan Assad yang telah berlangsung selama lebih dari 24 tahun. Pada akhirnya, Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia dan diberikan suaka politik. Meskipun rezim ini didukung oleh Iran dan Rusia, dukungan tersebut akhirnya melemah, yang menyebabkan kalahnya Assad. Runtuhnya Rezim Bashar Al-Assad terdapat teori state actors dan non-state actors. State actors yang meliputi negara Iran dan Rusia, non-state actors yang meliputi Bashar Al-Assad dan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Kesimpulan
Meskipun Bashar al-Assad tampaknya berhasil bertahan dalam menghadapi tekanan domestik dan internasional, berbagai faktor seperti krisis ekonomi, hilangnya legitimasi politik, keterlibatan asing, pemberontakan dalam negeri, dan kehancuran sosial dapat berujung pada keruntuhan kekuasaannya. Keberhasilan Assad dalam mempertahankan posisi selama ini tidak menutupi kenyataan bahwa masa depan kekuasaannya semakin tidak pasti. Suriah yang terfragmentasi dan penuh dengan ketidakpastian politik dan sosial menghadirkan tantangan besar bagi setiap pemimpin, termasuk Assad. Runtuhnya rezim Assad bukanlah hal yang dapat diprediksi dengan pasti, tetapi semakin jelas bahwa masa depan Suriah sangat tergantung pada bagaimana konflik ini berakhir dan bagaimana negara ini dapat dibangun kembali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H