Mohon tunggu...
Ibrahim Bram
Ibrahim Bram Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Rimbawan | Mahasiswa UMM

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Tiga Anjing (3-Habis)

6 Agustus 2018   11:35 Diperbarui: 6 Agustus 2018   11:51 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah anjing terakhir ini adalah kisah Anjing Berjubah Merah. Cerita ini merupakan cerpen Agus Noor dalam buku Lelucon Para Koruptor

Anjing kali ini ditemukan oleh pemuda yang sering mabuk-mabukan. Mereka melihat anjing itu jatuh ke got karena kakinya ada yang menyabit. Seperti cerita sebelumnya, sebenarnya mereka tidak berniat untuk menolong tapi untuk dijadikan teman santapan tuak oplosan.

Niat itu gagal ketika salah satu dari mereka, entah mendapat firasat dari mana, menghentikannya. Ia bilang kalau anjing itu jangan-jangan jelmaan dari malaikat. Sejak saat itulah pemabuk tersebut mulai merawat anjing itu.

Perbuatan mereka itu membuat Pak Kamir Rais jengkel. Sejak datangnya anjing itu, kelakuan pemuda pemabuk tambah tidak karuan dan meresahkan. Mereka tidak ada lagi yang mau ikut pengajian di rumahnya. Pemuda itu lebih senang duduk bergerombol memandangi mata anjingnya. Menurut mereka, ada tuhan yang berdiam di matanya. Anehnya, anjing itu pernah membawa makanan yang tidak habis dimakan oleh pemabuk tersebut.

Berkali-kali Pak Rais menasehati pemuda tersebut, namun tidak membuahkan hasil. Meski dirinya dongkol, tidak ditampakkan kepada pemuda pemabuk itu. Bagaimanapun juga ia sering membutuhkan bantuan dari mereka. Dirinya bisa berkali-kali terpilih menjadi anggota dewan berkat bantuan dari mereka. Dengan diberi uang, mereka akan memasang baliho dan menekan warga untuk memilihnya. Ia berfikir walau uangnya digunakan untuk membeli tuak tidak masalah asalkan untuk kebaikan, kebaikan dirinya. Jadilah anjing itu jadi pelampiasan.

Pak Rais bertambah jengkel ketika melihat anjing itu memakai jubah merah. Jubah itu sengaja dipasang pada anjing oleh pemuda tersebut. Orang-orang juga ikut jengkel ketika melihat anjing itu lewat depan rumahnya kemudian berak dan kencing sembarangan. Apalagi dibumbui oleh Pak Rais kalau anjing tersebut hantu dari komunis yang berbahaya. Pak Rais termasuk orang yang membenci komunis dari sejak dulu dan ia ikut membantai anggota komunis. Oleh karena itu ia sangat benci pada anjing yang berjubah merah itu.

Pada suatu malam ada suara ribut dari rumah Pak Rais. Ada lolongan anjing berkelahi, mengerikan. Sehingga tak ada satupun orang yang berani mendekat. Kemudian setelah itu muncul mobil polisi dan sejak saat itu pula, anjing berjubah merah tidak terlihat lagi.

Pak Rais bercerita kepada orang-orang kalau anjing komunis telah diamankan. Namun, ia tidak pernah bercerita tentang kejadian di rumahnya malam itu. Ada dua orang pencuri yang masuk rumahnya, mungkin dia telah tewas seandainya tidak ada anjing berjubah merah yang datang ke rumahnya dan menyerang pencuri itu. Bacokan pencuri berkali-kali mendarat di tubuh si anjing dan lehernya hampir putus. Anjing itu bersimbah dara bersama jubahnya yang merah dan menatap Pak Rais dengan tatapan hampa. Malam itu juga Pak Rais menyuruh membuang bangkai anjing itu ke kali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun