Mohon tunggu...
Ibrahim Bram
Ibrahim Bram Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Rimbawan | Mahasiswa UMM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelahap Kenangan

31 Juli 2018   16:48 Diperbarui: 31 Juli 2018   18:23 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini saya akan mengulas cerpen Agus Noor yang dimuat dalam Cerpen Kompas Minggu, 19 Juli 2018

Cerpen ini menceritakan tentang Sindikat Pemalsu Kenangan. Dimana orang itu memberikan kenangan palsu kepada orang yang dirundung kenangan buruk. Setiap korban dari Pemalsu Kenangan ini akan mati dengan mengeluarkan belatung dari kepalanya.Ren menceritakan tentang adanya Pemalsu Kenangan tersebut pada sahabatnya, Niar. Para Pemalsu Kenangan itu muncul untuk menemui orang yang membutuhkan kenangan. Mereka menampakkan diri dengan jubah kelabu seperti bayang-bayang yang hanya dianggap hantu oleh orang.

Sebenarnya Niar sendiri sering didatangi orang berjubah kelabu. Ia pertama kali melihatnya di pemakaman Yosi, rekan kerjanya yang mati mengeluarkan belatung dari telinganngya. Di kantor tempat ia bekerja ada sesuatu yang tidak beres, tentang kasus korupsi yang melibatkan orang-orang penting di perusahaanya. Sebenarnya Niar ingin menceritakan tentang kecemasannya pada Ren, namun ia sama Yosi bekerja di bagian finansial yang diminta tutup mulut oleh direksi.

Niar bingung kenapa dirinya diincar oleh Jubah Kelabu padahal ia tidak mengalami kenangan buruk dan tidak membutuhkan pemalsu kenangan. Oleh karena itu Ren sebelum berpisah dari kedai kopi memberikan permen pada Niar yang sering dimakan saat cemas.

Niar mengatakan pada Ren bahwa Sindikat yang diceritakannya itu memasukkan belatung ke kepala korban untuk memakan kenagan dalam otaknya. Menurut Ren, mereka tidak hanya ingin memalsukan kenangan tapi juga ingin menghapus kenangan dan ingatan. Menurutnya belatung itu bisa saja dimasukkan dalam makanan dan minuman. 

Sesampainya di rumah, Ren ingat bahwa ada yang tidak diceritakan pada Niar tentang Sindikat Pemalsu Kenangan, yaitu bahwa para Sindikat tersebut sering membujuk orang untuk menjadi pesuruh mereka. Ren tidak terkejut lagi saat ada Jubah Kelabu dihadapannya dan menanyakan apakah permen itu sudah diberikan atau tidak.

Sementara itu, sepulangnya bertemu Ren, tubuh Niar terasa lelah dan kecemasanya semakin bertambah. Ia yakin Jubah Kelabu ada hubungannya dengan kematian Yosi terkait dengan kasus di perusahaanya. Malam itu Niar tidur begitu lelap dengan belatung keluar dari telinganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun