Mohon tunggu...
Ibrahim Arsyad
Ibrahim Arsyad Mohon Tunggu... -

Biasa menulis di beberapa media lokal kalbar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gubernur Kalbar 2018-2023, Hindari Pemimpin Filosofi Panjat Pinang

4 April 2017   07:37 Diperbarui: 4 April 2017   21:08 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panjat batang pinang adalah permainan hiburan/lomba yang biasa dilangsungkan setiap HUT RI. Lomba ini disukai masyarakat, umumnya ramai yang nonton Namun untungnya, hadiahnya dibagikan kepada team yang memenangkannya, bukan semata person yang sampai ke puncak dan mengambil hadiahnya. Namun demikian, permainan ini sering dijadikan sindiran dari cara mencapai ke atas. Panjat memanjat dan injak yang di bawah. Dari sisi tinjauan ini tentu penilaiannya negatif, bukan dari kaca mata sebuah team.

Seorang pemimpin yang bisa sampai ke puncak dengan meninggalkan/melupakan konstituen pendukungnya bagaimana ia bisa sampai ke atas, tentu bukan itu yang kita inginkan. Ini adalah contoh negatif dimana pemimpin lupa diri. Ciri-ciri pemimpin yang seperti itu, contoh saja; dia baru saja mencapai posisi tertentu dalam proses, dimana dia disumpah disaat pelantikan untuk menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab, namun karena syahwat jabatan, ia maju kembali untuk posisi yang lebih tinggi, lupa bahwa ia memiliki tanggung jawab 5 tahun dalam sumpahnya. Berbagai alasan bisa dicari untuk pembenaran syahwatnya. Misal, posisi lebih tinggi katanya akan banyak yang lebih bisa dibuat untuk daerah itu. Padahal, lebih tinggi, lebih luas yang mesti jadi tanggung jawabnya, tentu daerah sebelumnya dimana dia memimpin akan terbagi dengan daerah-daerah lainnya.

Selain itu yang dilupakannya, pengalaman memimpin yang hanya sekejap di daerah lingkup kecil dimana belum terukur prestasinya, tentu memberikan kepastian bahwa “ia adalah seorang pemimpin prematur”. Wawasan dan kemampuanya belum signifikan untuk keberhasilan dalam cakupan yang lebih luas. Sudah ada contohnya nasional. Amat sangat prematur kemampuannya dalam memimpin.

Oleh karena itu, kami berharap untuk Gubernur Kalbar kedepan, janganlah memilih pemimpin yang klas pengalamannya masih prematur sebagai eksekutif. Misal saja, dia baru saja ikut pilkada kabupaten, jadi, lalu karena serakahnya, maju kembali untuk level gubernur. Meski tidak ada larangan dalam aturan, namun ingat, yang bersangkutan punya sumpah disaat dilantik, itu yang dilupakannya. Semoga masyarakat Kalbar cerdas dalam memilih pemimpin 2018 mendatang. Mendingan, berikan kesempatan kepada yang matang pengalaman di eksekutif.

Penulis adalah pemerhati pembangunan, politik, sosial kemasyarakatan di Kalbar.

GUBERNUR KALBAR 2018-2023, HINDARI PEMIMPIN FILOSOFI PANJAT PINANG

Oleh : Ibrahim Arsyad,ST

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun